Farida Nurhasanah
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DEFRAGMENTATION THINKING STRUCTURE TO OVERCOME ERRORS IN ADDRESSING MATHEMATICAL PROBLEM Andriani, Siti Puri; Triyanto, Triyanto; Nurhasanah, Farida
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.604 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i1.3441

Abstract

This research is intended to describe students' procedural errors in solving problems derivative of algebraic functions and efforts to overcome these errors by using the defragmentation process. Error analysis is carried out based on the procedural error theory based on Elbrink which includes the following aspects of errors: 1) Mis-identification; 2) Mis-generalization; 3) Repair Theory; and 4) Overspecialization. The subjects in this study are students of class XII MIPA Islamic State Senior High School (MAN) 3 Tulungagung taken from snowball random sampling. In taking the subject, the researchers select one of the students who make procedural errors by considering the completeness of the students when solving the given problems based on the problem-solving phase according to Polya. Based on the results of this study, it is found that the procedural errors made by the students are repair theory errors and overspecialization.  The defragmenting process to correct these errors is intended to provide dis-equilibration and scaffolding. The results after the defragmenting process are the students can correct their mistakes and the structure of their thinking.Keywords: Defragmenting structure thinking; derivative algebraic functions; problem solving; procedural errors. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesalahan prosedural siswa dalam menyelesaikan masalah turunan fungsi aljabar dan upaya untuk mengatasi kesalahan tersebut dengan menggunakan proses defragmenting. Analisis kesalahan dilakukan berdasarkan konsep teori kesalahan prosedural menurut Elbrink yang mencakup aspek kesalahan sebagai berikut: Mis-identificstion; 2) Mis-generalization; 3) Repair Theory; dan 4) Overspecialization. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA MAN 3 Tulungagung yang diambil secara snowball  random sampling. Dalam pengambilan subjek dipilih salah satu siswa yang melakukan kesalahan prosedural dengan mempertimbangkan kelengkapan siswa ketika menyelesaikan masalah yang diberikan berdasarkan tahap pemecahan masalah menurut Polya. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa kesalahan prosedural yang dilakukan siswa ialah kesalahan repair theory dan overspecialization. Proses defragmenting yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut ialah dengan memberikan dissequillibrasi dan scaffolding. Hasil yang diperoleh setelah proses defragmenting dilakukan ialah siswa mampu memperbaiki kesalahannya dan struktur berpikirnya.Kata kunci: Defragmenting struktur berpikir, kesalahan prosedural, pemecahan masalah, turunan fungsi aljabar.
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER Lestari, Widi; Kusmayadi, Tri Atmojo; Nurhasanah, Farida
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.337 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i2.3661

Abstract

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  kemampuan pemecahan masalah siswa ditinjau dari perbedaan gender. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah kelas XI TLM A SMK Maarif NU 2 Ajibarang Kab Banyumas. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan pemberian soal pada seluruh siswa kelas XI TLM A. Kemudian diambil 8 siswa sebagai sampel karena memenuhi sesuai indikator  kemampuan pemecahan masalah matematika. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematika yang diambil adalah memahami masalah, melaksanakan rencana, merencanakan penyelesaian dan memeriksa proses dan hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tingkat memahami masalah, siswa laki-laki lebih baik dari pada perempuan sehingga siswa laki-laki mampu mencapai tingkat memahami masalah dengan baik sehingga mampu menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dengan jelas. Siswa pada tingkat melaksanakan rencana, Siswa perempuan dan laki-laki pada tingkat ini sudah dapat dikatakan mampu mencapai dengan baik karena terbukti pada jawaban siswa yang menunjukkan bahwa siswa mengaplikasikan apa yang telah guru ajarkan. Siswa pada tingkat merencanakan penyelesaian siswa siswa laki-laki dan perempuan belum mampu menyimpulkan sesuatu yang ada menurut hasil yang telah diketahui maka belum mampu mencapai tingkat merencanakan penyelesaian. Siswa pada tingkat memeriksa proses dan hasil, siswa perempuan lebih mampu mencapai tingkat memeriksa proses dan hasil terbukti dengan ketelitian yang ada pada jawaban siswa. Siswa laki-laki kurang teliti saat menghitung bilangan pada matriks pengurangan.
Pengembangan Media Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Adaptif (BARUSIDA) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Tunanetra di Sekolah Inklusi Nashiruddin, Muhammad; Triyanto, Triyanto; Nurhasanah, Farida
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 21, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v21i3.39328

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran geometri bangun ruang adaptif (BARUSIDA) yang valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa tunanetra di sekolah inklusi. Media BARUSIDA adalah alat peraga nyata pada topik bangun ruang sisi datar yang didesain dengan memanfaatkan modalitas taktil siswa tunanetra, penulisan huruf Braille, serta dapat dibongkar-pasang seperti puzzle agar mereka dapat mengkonstruksi lebih dari satu jenis model bangun ruang sisi datar secara fleksibel. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan model Plomp yang terdiri dari 5 fase, yaitu: (1) investigasi awal; (2) desain; (3) konstruksi; (4) tes, evaluasi, revisi; dan (5) implementasi. Penelitian ini dilakukan di SMP Modern Islamic School (MIS) sebagai salah satu sekolah inklusi yang melayani siswa tunanetra di Surakarta. Penelitian ini dilakukan secara terbatas pada 3 siswa tunanetra sebagai subjek penelitian dikarenakan kondisi pandemi Covid-19. Teknik analisis data untuk uji efektivitas adalah Single Subject Research dengan model Multiple Baseline Design tipe A-B. Hasil yang diperoleh adalah media BARUSIDA yang valid, praktis, dan efektif.  Media BARUSIDA dinyatakan valid berdasarkan hasil validasi ahli. Media BARUSIDA dinyatakan praktis karena diperoleh tingkat keterlaksanaan media dan keinginan penggunaan media berada pada kategori Baik dan Sangat Baik dengan rerata skor angket respon guru sebesar 3,214, rerata skor angket respon dua orang siswa sebesar 3,2, serta rerata skor respon seorang siswa sebesar 3,5. Media BARUSIDA dinyatakan efektif karena terdapat peningkatan skor pemahaman konsep dari baseline ke treatment sebesar 1 sampai 3 poin setelah dilakukan beberapa sesi pertanyaan wawancara berbasis tugas terkait indikator pemahaman konsep.Kata Kunci: Bangun Ruang Sisi Datar, Media Pembelajaran Adaptif, Pemahaman Konsep, Sekolah Inklusi, Siswa Tunanetra. AbstractThis research aims to develop a valid, practical, and effective adaptive polyhedron learning media in geometry. The media is labeled as BARUSIDA. BARUSIDA is a real learning media in the form of concrete manipulatives on polyhedrons in geometry, designed by considering the tactile principles of visually impaired students. BARUSIDA can represent more than one type of geometry shape because it can be assembled flexibly like a puzzle so that visually impaired students can construct some solid geometry shape models. The method used in this research is development research which refers to the Plomp development model. The Plomp development model consists of 5 phases, namely: (1) preliminary investigation, (2) design, (3) construction, (4) test, evaluation, and revision, and (5) implementation. This research was conducted at SMP Modern Islamic School (MIS) as one of the inclusion schools serving visually impaired students in Surakarta. This research was conducted very carefully and was limited to 3 blind students due to the Covid-19 pandemic conditions.   The results obtained in this research is valid, practical, and effective BARUSIDA learning media. BARUSIDA was declared valid after there were no comments or suggestions for improvement from experts after a series of expert validation processes had been carried out. BARUSIDA media is stated to be practical with the mean score of the level of media implementation and the desire to use media from the teacher’s response questionnaire of 3.214, the mean score of the two students’ questionnaire responses is 3.2, and the average response score of a student is 3.5. BARUSIDA media was declared effective with increased concept understanding scores from baseline to treatment, which ranged from 1 to 3 points after several sessions of task-based interview questions related to concept understanding indicators.Keywords: Development Research, Manipulatives, Polyhedron, Concept Understanding, Visually Impaired Students, Inclusive Schools.
Dissecting thought patterns: Analyzing how cognitive fragmentation affects conceptualization and problem-solving abilities in junior high school students Usodo, Budi; Sutopo, Sutopo; Nurhasanah, Farida; Chrisnawati, Henny Ekana; Kuswardi, Yemi; Hendriyanto, Agus
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 2 (2023): Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Islam Raden Intan Lampung, INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajpm.v14i2.17064

Abstract

Background: This research is rooted in the exploration of a nuanced understanding of the effect of cognitive fragmentation on the conceptual grasp and problem-solving competencies among junior high school students.Aim: The principal aim of this investigation is to delve into the way cognitive fragmentation influences the conceptualization and problem-solving faculties of pupils aged 12-14, from varied academic milieus.Method: Employing a qualitative research blueprint, specifically phenomenological inquiry, the study probes into the subjective experiences and cognitions of the participants. Purposefully chosen for this research, the participants consist of junior high school students. The multi-faceted data collection approach includes task-centered, in-depth individual interviews with students and Focus Group Discussions with educators. The amassed data are then meticulously examined through thematic analysis.Result: Findings of the research reveal diverse manifestations of cognitive fragmentation among the learners. A phenomenon termed 'Pseudo construction' emerges when learners articulate correct responses without wholly comprehending the foundational concepts. 'Mis analogical construction' is recognized when incorrect analogies are deployed in problem-solving, culminating in fallacious solutions. 'Construction holes' are detected when learners exhibit inconsistent responses owing to an absence of alignment with scientific principles.Conclusion: In summation, this inquiry furnishes invaluable insights and evidence-supported strategies to foster efficacious learning and surmount cognitive impediments within the sphere of junior high school education. The conclusions drawn herein contribute to a broader understanding of cognitive dynamics in mathematics education, offering a fresh perspective on enhancing educational practices.