Budidaya laut yang semakin pesat menyebabkan permasalahan limbah budidaya yang sulit dihadapi. Budidaya rumput laut dengan sistem IMTA yang memanfaatkan limbah budidaya ikan dapat mempengaruhi pertumbuhan rumput laut menjadi lebih baik. Salah satu jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah jenis Kappaphycus alvarezii. Penyerapan unsur hara oleh rumput laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu jarak tanam penanaman. Pengaturan jarak tanam dalam budidaya rumput laut diharapkan dapat mengoptimalkan produksi rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisa jarak tanam dan posisi budidaya yang optimal untuk mengetahui penyerapan nitrogen dan pertumbuhan pada rumput laut Kappaphycus alvarezii. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 Perlakuan dan masing – masing perlakuan dilakukan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu jarak tanam 20 cm, jarak tanam 30 cm, jarak tanam 40 cm, dan jarak tanam 50 cm yang ditempatkan mengelilingi KJA berdasarkan arah mata angin yaitu utara, timur, selatan dan barat. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai penyerapan nitrogen paling tinggi terdapat pada jarak tanam 30 cm dengan nilai rata – rata 2,88 μmol/g/day dan posisi selatan dengan nilai rata – rata 2,35 μmol/g/day. Nilai pertumbuhan bobot mutlak tertinggi terdapat pada jarak tanam 30 cm dengan nilai rata – rata 135,1925 g dan posisi selatan dengan nilai rata – rata 112, 527 g. Nilai laju pertumbuhan spesifik tertinggi terdapat pada jarak tanam 30 cm dengan nilai rata – rata 3,005 % dan posisi selatan dengan nilai rata – rata 2,5 %. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu jarak tanam dan posisi budidaya yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap penyerapan nitrogen, pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan spesifik rumput laut Kappaphycus alvarezii. Kata kunci: rumput laut, jarak tanam, posisi, nitrogen