Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sifat Fisis Kayu Marsegu dari Pulau Buru, Maluku Ningsie Indahsuary Uar; M Saleh Tuharea; Martini Wali
Jurnal Agrohut Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.998 KB)

Abstract

Kayu Marsegu (Nauclea orientalis L ) merupakan jenis kayu yang tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia, demikian juga di daerah Maluku. Khusus di Kabupaten Buru, kayu ini sering dijumpai pada hampir sebagian besar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi vertikal kayu (pangkal, tengah, dan ujung) dalam pohon dan bidang anisotropi (tangensial, radial) terhadap variasi sifat fisis. Sifat fisis yang di analisis adalah kadar air, kerapatan dan penyusutan. Hasil penelitian menunjukkan kadar air tertinggi pada pangkal batang dan cenderung berkurang sampai ke ujung, demikian juga terjadi pada kerapatan. Berikutnya ditemukan bahwa penyusutan terbesar pada bidang tangensial dibandingkan pada bidang radial.
Studi tingkat kerusakan akibat hama daun pada tanaman meranti merah (Shorea leprosula) di areal persemaian PT. Gema Hutani Lestari Kec. Fene Leisela Martini Wali; Sahria Soamole
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.36-45

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan yang disebabkan oleh hama perusak daun pada anakan Meranti di persemaian. Penelitian ini dilakasanakan di areal persemaian IUPHHK PT. Gema Hutani Lestari Kecamatan Fena Leisela Kabupaten Buru yang berlangsung dari bulan Januari-Februari 2014. Metode penelitian menggunakan metode pengamatan pada areal persemaian dengan cara pengambila sampel di setiap bedengan. Bedeng yang digunakan sebagai sampel sebanyak6 bedeng dan tiap bedeng sampel diambil seluruh anakan yang ada pada bedeng tersebut. Pengamatan yang dilakukan hanya berorientasi pada keruskan daun akibat serangan hama. Intesitas kerusakan yang terjadi pada tiap bedeng sampel yang disebabkan hama daun yang tertinggi pada bedeng 5 yaitu 33.34%, dengan kategori ringan, disusul oleh bedeng 3 yaitu 8.19%, selanjutnya bedeng 6 yaitu 7.35%, bedeng 2 yaitu 3.18%, bedeng 1 yaitu 0.76%, dan yang terendah pada bedeng 4 yaitu 0.38%. Dari semua intensitas serangan pada tiap bedeng ternyata masih dikategorikan serang ringan.Luas serangan yang diakibatkan hama daun pada tiap bedeng sampel terbesar yaitu bedeng sampel 5 yaitu 33.34%, disusul bedeng 3 yaitu 28.49%, bedeng sampel 6 yaitu 21.22%, bedeng 1 yaitu 12.73%, bedeng 2 yaitu 1.22%, dan luas serangan terendah pada bedeng sampel 4 yaitu 0.91%. Selanjutnya dari hasil penelitian di lapangan di temukan beberapa jenis hama daun yang menyerang tiap bedeng sampel pada meranti di lokasi penelitian yaitu ham jenis Kumbang Puthul.
Sifat Fisis Kayu Marsegu (Nauclea orientalis L) dari Pulau Buru, Maluku Nigsie Indahsuary Uar; Martini Wali
Jurnal Agrohut Vol 9 No 2 (2018): Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/agh.v9i2.6

Abstract

Kayu Marsegu (Nauclea orientalis L) merupakan jenis kayu yang tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia, demikian juga di daerah Maluku. Khususnya di Kabupaten Buru tersebar di seluruh wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi vertikal kayu (pangkal, tengah, dan ujung) dan bidang pengamatan anistropis (tangensial, radial) terhadap sifat fisis kayu Marsegu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi kadar air dari pangkal sampai ke ujung sedangkan kerapatan tertinggi terdapat di bagian pangkal dan semakin berkurang pada bagian ujung. Penyusutan kayu pada tiga permukaan anistropis menunjukkan bahwa penyusutan terbesar pada bidang tangensial dibandingkan pada bidang radial.
Studi tingkat kerusakan akibat hama daun pada tanaman meranti merah (Shorea leprosula) di areal persemaian PT. Gema Hutani Lestari Kec. Fene Leisela Martini Wali; Sahria Soamole
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.36-45

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan yang disebabkan oleh hama perusak daun pada anakan Meranti di persemaian. Penelitian ini dilakasanakan di areal persemaian IUPHHK PT. Gema Hutani Lestari Kecamatan Fena Leisela Kabupaten Buru yang berlangsung dari bulan Januari-Februari 2014. Metode penelitian menggunakan metode pengamatan pada areal persemaian dengan cara pengambila sampel di setiap bedengan. Bedeng yang digunakan sebagai sampel sebanyak6 bedeng dan tiap bedeng sampel diambil seluruh anakan yang ada pada bedeng tersebut. Pengamatan yang dilakukan hanya berorientasi pada keruskan daun akibat serangan hama. Intesitas kerusakan yang terjadi pada tiap bedeng sampel yang disebabkan hama daun yang tertinggi pada bedeng 5 yaitu 33.34%, dengan kategori ringan, disusul oleh bedeng 3 yaitu 8.19%, selanjutnya bedeng 6 yaitu 7.35%, bedeng 2 yaitu 3.18%, bedeng 1 yaitu 0.76%, dan yang terendah pada bedeng 4 yaitu 0.38%. Dari semua intensitas serangan pada tiap bedeng ternyata masih dikategorikan serang ringan.Luas serangan yang diakibatkan hama daun pada tiap bedeng sampel terbesar yaitu bedeng sampel 5 yaitu 33.34%, disusul bedeng 3 yaitu 28.49%, bedeng sampel 6 yaitu 21.22%, bedeng 1 yaitu 12.73%, bedeng 2 yaitu 1.22%, dan luas serangan terendah pada bedeng sampel 4 yaitu 0.91%. Selanjutnya dari hasil penelitian di lapangan di temukan beberapa jenis hama daun yang menyerang tiap bedeng sampel pada meranti di lokasi penelitian yaitu ham jenis Kumbang Puthul.
Biologi Moduza procris Cramer pada Jabon Putih (Anthocephalus cadamba Miq.) Martini Wali; Noor Farikhah Haneda; Nina Maryana
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 1 No. 2 (2021): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.466 KB) | DOI: 10.51135/justevol1issue2page165-174

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek biologi hama Moduza procris sehingga dapat dijadikan acuan penerapan pengendalian hama yang tepat. Ada dua tahap penelitian yang dilakukan, yaitu pemeliharaan inang jabon putih (Anthocephalus cadamba). Tahapan kedua adalah pemeliharaan dan pengamatan serangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M. procris termasuk serangga yang melakukan metamorfosis lengkap (holometabola), yang dimulai dari fase telur, larva, pupa dan imago. Fase larva terjadi dalam 5 instar yang ditandai dengan proses ganti kulit pada tiap instarnya.  Stadia larva berlangsung selama 16 hari, stadia pupa selama 8,10 hari sedangkan imago betina selama 15,25 hari dan imago jantan 14,50 hari. Telur berukuran 1,32 mm, sedangkan ukuran larva dari instar 1 sampai 5 secara berturut-turut yaitu 7,80, 10,70, 16,30, 24,70 dan 38,80 mm. Lebar kepala larva secara berurutan yaitu 0,94, 1,94, 2,93, 3,93, dan 4,92 mm. Lebar pupa betina yakni 10,25 mm dengan panjang tubuh 30 mm, sedangkan jantan mempunyai lebar 8,50 mm dengan panjang tubuh 28 mm. Rentang sayap imago betina yakni 67,63 mm dan panjang tubuh 20,88 mm. Sedangkan jantan memiliki rentang sayap 55,50 mm dengan panjang tubuh 16 mm.