Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM Devi Aprilia; Amalia Mega Krisnawati
Bahasa Indonesia Vol 6 No 1 (2017): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta ke luar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. Manfaat ASI bagi bayi yaitu agar dapat memulai kehidupannya dengan baik, mengandung antibody, ASI mengandung komposisi yang tepat, Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, Terhindar darialergi, ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi. Metodologi yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu diskriptif. Menurut hasil pengambilan data ibu post partum yang ASI keluar dengan lancar berjumlah 22 responden dari 28 responden yang telah ditentukan dengan presentase 79%. Faktor- faktor yang mempengaruhi yaitu faktor makanan, penggunan alat kontrasepsi, perawatan payudara, pola istirahat, faktor hisapan bayi dan frekuensi pemberian. Perawatan yang dimulai sejak masa kehamilan untuk mengurangi insiden ASI tidak keluar saat setelah melahirkan. Sehingga dapat mengurangi bayi dalam pemberian susu formula, serta meningkatkan kesejahteraan bayi mendapatkan ASI.
PERBEDAAN RISIKO KEJADIAN STUNTING BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN Devi Aprilia
Bahasa Indonesia Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v11i2.393

Abstract

Stunting merupkan bayi yang memiliki parameter TB/U dengan nilai z-score <-2SD yang dikategorikan pendek dan nilai z-score <-3SD yang dikategorikan sangat pendek. Prevalensi stunting dapat mengakibatkan anak mengalami keterlambatan proses perkembangan motorik dan mental, penurunan produktivitas dan kecerdasan, peningkatan kemungkinan terkena penyakit degeneratif bahkan kematian, kelebihan berat badan dan peningkatan risiko terkena berbagai penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Kenjeran Surabaya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 102 balita menggunakan laporan hasil timbang bulan Desember 2021. Variable independent dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan umur balita, variable dependent adalah kejadian stunting. Teknik analisa data yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 36-48 bulan sejumlah 57.8%, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sejumlah 55.9%, dan responden yang sangat pendek dan pendek sejumlah 16.6%. Hasil cross tabulasi antara umur dengan kejadian stunting menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur balita dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0.000 dan ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0.003. Pencegahan stunting sebaiknya dilakukan sejak masa prakonsepsi dan selama kehamilan guna mencegah status gizi kurang sejak masa kehamilan dan prakonsepsi, pendampingan tentang ASI eksklusif, asupan gizi anak, asupan gizi ibu menyusui dan kegiatan posyandu rutin.
PENGARUH STATUS IMUNISASI DASAR TERHADAP KEJADIAN STUNTING DAN GANGGUAN PERKEMBANGAN BALITA Devi Aprilia; Sendy Firza Novilia Tono
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v12i1.496

Abstract

Stunting merupkan bayi yang memiliki parameter TB/U dengan nilai z-score <-2SD yang dikategorikan pendek dan nilai z-score <-3SD yang dikategorikan sangat pendek. Tumbuh kembang balita dapat optimal bila sebagai orang tua dan tenaga kesehatan, dapat meningkatkan faktor-faktor yang membuat tumbuh kembang balita menjadi optimal salah satunya adalah mengurangi kerentanan terhadap penyakit dengan memberikan imunisasi. Pemberian imunisasi dasar sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang bayi. Apabila anak memiliki status kesehatan kurang maka anak akan mengalami perlambatan tumbuh kembang. Anak yang mengalami penyakit kronis akan menyebabkan berkurangnya kemampuan anak untuk berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh status imunisasi dasar terhadap kejadian stunting dan gangguan perkembangan balita di wilayah kerja Puskesmas Putat Jaya Surabaya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 107 balita. Variable independent dalam penelitian ini adalah status imunisasi dasar, variable dependent adalah kejadian stunting dan gangguan perkembangan balita. Instrumen dalam penelitian ini adalah Kartu Menuju Sehat (KMS), lembar kuesioner, dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Teknik analisa data yang digunakan adalah uji path analysis. Hasil penelitian menunjukkan status imunisasi dasar tidak lengkap dapat meningkatkan gangguan perkembangan melalui kejadian stunting pada balita di Puskesmas Putat Jaya Surabaya, hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji bahwa pengaruh tidak langsung (-0,022) lebih besar dari pengaruh langsung (-0,117). Sedangkan status imunisasi dasar tidak lengkap tidak meningkatkan kejadian stunting melalui gangguan perkembangan pada balita di Puskesmas Putat Jaya Surabaya, hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji bahwa pengaruh tidak langsung (0.038) lebih kecil dari pengaruh langsung (0.067). Upaya meningkatkan cakupan status imunisasi dasar lengkap perlunya peningkatan kembali program untuk memperkuat keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat dalam mekanisme pemantauan imunisasi melakukan imunisasi dasar sesuai dengan anjuran pemerintah dan diharapkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan berbagai variabel baik dari faktor penyebab langsung dan tidak langsung pada stunting.
PEMANFAATAN BUAH PISANG SEBAGAI TERAPI NON FARMAKOLOGIS DAN KEARIFAN LOKAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN PREEKLAMSIA KEHAMILAN Sendy Firza Novilia Tono; Devi Aprilia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i1.504

Abstract

Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Insiden preeklampsia adalah 7-10% dari kehamilan dan merupakan penyebab kematian ibu nomor dua di Indonesia. Dalam penatalaksanaan preeklampsia upaya yang dilakukan berupa upaya nonfarmakologis (memodifikasi gaya hidup melalui pendidikan kesehatan) dengan memanfaatkan buah pisang sebagai upaya terapi nonfarmakologis dalam pencegahan preeklamsia. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini berupa penyuluhan dan edukasi cara mengonsumsi dan memadukan dengan gaya hidup berolaraga. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan materi seputar preeklampsia dan bahayanya dan penatalaksanaannya. Penilaian untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu dilakukan pre-test dan post-test. Hasil dari kegiatan pengabdian ini didapatkan bahwa saat pre-test sekitar 75% ibu hamil mengetahui tentang preeklampsia dan bahayanya. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, terjadi peningkatan secara signifikan tingkat pengetahuan Sebagian besar bidan menjadi 100%.
EMPOWERMENT OF GREAT PARENTS IN THE IMPORTANCE OF MAINTAINING THE HEALTH OF EARLY CHILDHOOD AS A STRATEGY TOWARDS ZERO STUNTING Devi Aprilia; Lina Mahayaty; Martha Lowrani Siagian; Sendy Firza Novilia Tono
Community Development Journal Vol 7 No 3 (2023): Community Development Journal
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/cdj.v7i3.5291

Abstract

The number of stunting incidents is still found in the city of Surabaya. Stunting is a concern that needs to be addressed immediately because it concerns the quality of human resources. Stunting, apart from the risk of low physical growth and susceptibility to disease, also causes disrupted to cognitive development which will affect children's intelligence and productivity levels in the future. The causative factors are lack of nutritional intake, infectious diseases, mothers' lack of knowledge about stunting, false parenting patterns, poor sanitation and hygiene and poor health services as well as a lack of public awareness of children with stunting because they thought children still carry out normal activities. Method : from these phenomenon, health workers keep doing collaboration with the government are expected to continue to support Great Parents School (SOTH) activities with an emphasis on empowering parents as participants, health education which aims to provide knowledge and information to parents so they can prevent and overcome the problem of stunting towards zero stunting. The results and discussion : of the activities of this great parent empowerment program can be implemented and all participants' level of knowledge has increased, as indicated by: participants have knowledge about: (a) routine activities carried out by parents to maintain health during pregnancy, when the child is still a baby and when the child is already big; (b) types of diseases that often occur in early childhood, and (c) how to treat diseases in early childhood. Conclusion : this community service activity is of course carried out because of support from various parties, and received a positive response from the community, of course it has a very big influence in increasing public awareness in preventing stunting towards zero stunting.
PERAN SATGAS TB MELALUI EDUKASI PENCEGAHAN TB DI MASYARAKAT WILAYAH KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA Ethyca Sari; Devi Aprilia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i2.554

Abstract

Satgas Penanggulangan Tuberkulosis (Tb) mempunyai peran antara lain mendampingi pasien mengakses pengobatan serta mengatasi segala permasalahan sosial yang dihadapi pasien. Termasuk pula memberikan intervensi terhadap lingkungan tempat tinggal pasien apabila rumahnya tidak layak huni serta memberikan edulkasi secara berkesianmbungan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam merubah perilaku pencegahan Tb. Tujuan pengabdian masayakat ini adalah untuk membantu masyarakat lebih menyadari pentingnya mencegah penularan Tb yang ada di sekitar lingkungannya. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dan Pre Test dan Post Test dengan jumlah warga masayarakat 50 orang. Hasil dari pre test dan post test di dapat adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam penularan serta pencegahan penyakit TB Paru. Yang mana tingkat pemahaman sebelumnya sebesar 64 % setelah dilakukan penyuluhan tingkat pemahaman masyarakat naik menjadi 80% terhadap penularan dan pencegahan Tb.