Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP 5 BENAR PEMBERIAN OBAT PADA PENGASUH LANSIA DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI PANTI PENGESTI LAWANG Sr. Felisitas A Sri S.; Devanus Lahardo; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7194

Abstract

ABSTRAKPanti Lansia Pangesti Lawang merupakan suatu tempat untuk menampung lansia dan jompo dengan memberikan pelayanan sehingga mereka merasa aman, tentram senang dan tidak ada perasaan gelisah maupun khawatir dalam menghadapi usia tua. Pengasuh lansia adalah individu yang mempunyai tugas memberikan perhatian, perawatan dan perlindungan kepada lansia yang mengalami ketidak mampuan fisik atau psikis kronis. Di Panti Pangesti Lawang pengasuh lansia memegang peranan penting dalam keamanan pasien terutama pada pemberian obat. Tujuan pengabdian masyarakat ini agar pengasuh lansia mampu menerapan prinsip 5 benar dalam pemberian obat kepada para lansia sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja, meningkatkan efisiensi, dan memastikan kualitas pelayanan telah sesuai dengan Standar Posedur Operasional (SPO). Kegiatan ini telah terlaksana selama bulan Nopember dan Desember 2021 dengan metode daring dan luring. Dari 14 pengasuh lansia dalam menerapakan pinsip 5 benar dalam memberikan obat ditemukan 9 atau 64% pengasuh lansia yang masih mampu menerapkan 5 prinsip benar dalam melakukan aktivitas pelayanan obat. Setelah dilaksanakan pengabdian masyarakat ini sebanyak 13 atau 92% pengasuh lansia telah mampu menerapkan 5 prinsip benar dalam pemberian obat. Sehingga terjadi peningkatan yang signifikan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kata Kunci : pemberian obat; pengasuh lansia; prinsip 5 benar. ABSTRACTPangesti Lawang Nursing Homeis a place to accommodate the elderly and the elderly by providing services so that they feel safe, peaceful and happy and there are no feelings of anxiety or worry in the face of old age. Elderly caregivers are individuals who have the task of providing attention, care and protection to the elderly who experience chronic physical or psychological disabilities. At Pangesti Lawang Panti, elderly caregivers play an important role in patient safety, especially in drug administration. This activity has been carried out during November and December 2021 using online and offline methods. Of the 14 elderly caregivers in applying the correct 5 principles in giving drugs, it was found that 9 or 64% of elderly caregivers were still not right in carrying out drug service activities which referred to 5 correct principles. After carrying out this community service, as many as 13 or 92% of elderly caregivers have been able to apply the 5 correct principles in drug administration. Where this community service activity aims to increase the knowledge of elderly caregivers in applying the 5 correct principles when administering drugs. So there is a significant increase in this community service activity. Keywords:  drug administration; elderly caregivers; principle 5 is correct
Perawatan Mulut (Oral Hygiene) menggunakan Obat Kumur Daun Sirih untuk Mencegah Gangguan Mulut Lansia Elizabeth Yun Yun Vinsur; Nanik Dwi Astutik; Oktavia Indriyani
KOLABORASI JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 2 No 5 (2022): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.61 KB) | DOI: 10.56359/kolaborasi.v2i5.171

Abstract

Introduction: Older people have a complexity of health status, systemic diseases, and the use of certain medications creates oral health problems. Indonesian people, use quite a lot of family medicinal plants, for example a decoction of betel leaves (Piper betle L.). Its compounds are known to have strong potential as an anti-fungal and anti-bacterial. The role of nurses is to increase the knowledge of health cadres through health counseling activities about the basic concepts of oral hygiene and how to make betel leaf-based mouthwashes Objective: The counseling activity aims to increase the knowledge of health cadres about oral hygiene and about how to make mouthwashes made from betel leaves. Method: The implementation has been held in June 2022. The number of participants was 14 people. The participants are health cadres in Wonosari Hamlet. The instruments used to evaluate were ten (10) pre-test and post-test questionnaire questions and a checklist of procedures for how to make betel leaf-based mouthwashes. The data on the results are presented in the form of a table of scores. Result: The average score of knowledge about oral hygiene are increase from 49.29 to 67.27. Procedure evaluation score 97.61%. Conclusion: There was an increase in knowledge about oral hygiene and representatives of cadres were able to make Betel Leaf Mouthwash. It is hoped that it can be done to the elderly so that the optimization of PHC in terms of oral hygiene of the elderly uses betel leaf mouthwash to prevent oral disorders from manifesting.
PEMBERDAYAAN CAREGIVER LKS LU PANGESTI LAWANG ACCEPTENCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT) SESI I DAN II Yafet Pradikatama Prihanto; Sr. Felisitas A Sri S Misc; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12284

Abstract

ABSTRAKLKS LU Pangesti Lawang memiliki 13 caregiver dan 1 orang Perawat, dan telah mendapatkan pelatihan terapi untuk mengatasi masalah psikogeriatri. Meskipun demikian salah satu caregiver mengatakan bahwa diperlukan kombinasi terapi untuk mengatasi masalah psikogeriatri, karena kondisi psikologis lansia berbeda dan kadang berubah dengan cepat. Berdasarkan temuan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat bermaksud untuk mengajarkan terapi sederhana untuk mengurangi kecemasan lansia kepada caregiver, yaitu acceptance and commitment therapy (ACT). Terapi ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah mendapatkan pelatihan dari perawat. Terapi ini mengajarkan kepada lansia untuk menerima pikiran yang mengganggu dan tidak menyenangkan dengan menempatkan diri sesuai dengan nilai yang dianut sehingga ia akan menerima dengan kondisi yang ada. Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui 3 tahapan. Tahap pertama yaitu melakukan perijinan dan koordinasi dengan pengelola panti terkait rencacna pelaksanaan. Tahap kedua adalah pemberian materi dan praktik Acceptance and Commitment Therapy (ACT) tahap I dan II. Tahap ketiga adalah evaluasi kegiatan yang meliputi evaluasi perasaan Caregiver setelah melakukan terapi ACT beserta  evaluasi pre test dan post test. Kegiatan ini telah terlaksana selama bulan November - Desember 2022, dan diikuti oleh 1 Perawat dan 13 Caregiver lansia. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah ; pada pretest 14 peserta rata-rata mendapatkan nilai 5,20. Setelah dilakukan pelatihan dan dilakukan evaluasi akhir atau posttest pada 14 peserta didapatkan rata-rata nilai 8,50 atau terdapat kenaikan nilai rata-rata sebesar 24%. Dari hasil observasi didapatkan data bahwa caregiver dapat melakukan terapi ACT sesi I dan II kepada lansia secara langsung dengan nilai rat-rata 80. Berdasarkan hasil pre dan post test  dengan perubahan yang signifikan dan hasil observasi dengan nilai yang baik, maka dapat disimpulkan bahwa peserta pengabdian masyarakat  mampu melakukan praktikum ACT Sesi I dan II dengan baik dan tepat. Secara keseluruhan kegiatan berjalan lancar karena dukungan dari pengelola Panti. Kata Kunci : caregiver; lansia;  kecemasan; panti werdha; acceptance and commitment therapy (ACT) ABSTRACTLKS LU Pangesti Lawang has 13 caregivers and 1 nurse, and has received therapy training to deal with psychogeriatric problems. Even so, one of the caregivers said that a combination of therapies was needed to deal with psychogeriatric problems, because the psychological conditions of the elderly were different and sometimes changed rapidly. Based on these findings, the community service team intends to teach a simple therapy to reduce the anxiety of the elderly to caregivers, namely acceptance and commitment therapy (ACT). This therapy can be done by anyone who has received training from a nurse. This therapy teaches the elderly to accept disturbing and unpleasant thoughts by placing themselves according to their values so that they will accept the existing conditions. This activity has been carried out through 3 stages. The first stage is obtaining permits and coordinating with the management of the orphanage regarding the implementation plan. The second stage is the provision of material and practice of Acceptance and Commitment Therapy (ACT) stages I and II. The third stage is activity evaluation which includes evaluating the Caregiver's feelings after carrying out ACT therapy along with pre-test and post-test evaluations. This activity was carried out during November - December 2022, and was attended by 1 nurse and 13 elderly caregivers. The results of this service activity are; in the pretest 14 participants averaged a score of 5.20. After the training was carried out and the final evaluation or posttest was carried out on 14 participants, an average value of 8.50 was obtained or there was an increase in the average value of 24%. From the observation results, it was found that caregivers can perform ACT sessions I and II therapy directly for the elderly with an average value of 80. Based on the results of the pre and post tests with significant changes and the results of observations with good scores, it can be concluded that the service participants the community is able to carry out ACT Sessions I and II practicum properly and correctly. Overall the activity ran smoothly due to the support from the Panti management. Keywords: caregiver; elderly; anxiety; nursing home; acceptance and commitment therapy (ACT)
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN MENGENAI IN DEPTH INTERVIEW UNTUK MENGKAJI MASALAH PSIKOSOSIAL DI KELURAHAN SUKOHARJO KOTA MALANG Yafet Pradikatama Prihanto; Felisitas A. Sri; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16661

Abstract

ABSTRAKKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini didahului dengan studi pendahuluan dengan Puskesmas Bareng Kota Malang dan didapatkan data bahwa kelurahan Sukoharjo merupakan kelurahan dengan populasi lansia terbanyak dan sebagian besar tinggal bersama dengan keluarganya (671 lansia). Kelurahan ini memiliki kader yang sangat aktif, berjumlah 16 orang. Pihak Puskesmas mengatakan bahwa Kader di kelurahan tersebut telah mendapatkan berbagai macam pelatihan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar pada masyarakat, namun Puskesmas belum pernah memberikan pelatihan mengenai cara menggali permasalahan psikologis, terutama pada lansia dan keluarganya (caregiver informal). Berdasarkan fenomena tersebut, maka dipilih pelatihan teknik wawancara mendalam untuk kader kesehatan yang berjumlah 16 orang. Pelatihan ini berupa praktik wawancara mendalam (in depth interview) dengan tujuan kader kesehatan dapat menggali semua permasalahan psikologis yang dialami oleh pendamping lansia atau caregiver informal dalam merawat lansia, karena data tersebut tidak akan diperoleh apabila hanya dengan wawancara biasa. Data mengenai permasalahan psikologis ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajarkan terapi sederhana lanjutan dalam mengtasi permasalahan psikologis. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan perijinan ke Puskesmas Bareng, Dinas kesehatan Kota Malang, kemudian berkoordinasi dengan ketua kader kesehatan RW 01 kelurahan Sukoharjo. Setelah koordinasi dengan pihak yang terkait, maka disepakati bahwa pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara luring (penjelasan dan praktik langsung). Kegiatan dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 4, 5 dan 6 Juli 2023. Kegiatan di hari pertama adalah dilakukan pre test dengan hasil 4,62, kemudian dijelaskan mengenai teori permasalahan psikososial dan teknik wawancara mendalam. Pada hari kedua, pelaksana pengabdian masyarakat memberikan contoh / role play mengenai teknik wawancara mendalam. Hari ketiga diawali dengan praktik langsung role play ulang mengenai teknik wawancara dilanjutkan dengan praktik langsung teknik wawancara mendalam oleh para kader kesehatan dilanjutkan penilaian, didapatkan rata-rata nilai praktikum 8,91. Pertemuan ketiga diakhiri dengan post test untuk mengevaluasi kognitif kader kesehatan dan didapatkan nilai 9,71. Berdasarkan proses yang telah terjadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berjalan dengan efektif dan berhasil, dibuktikan dengan perubahan nilai pre dan post test. Keberhasilan kegiatan ini juga karena dukungan penuh dari STIKes Panti Waluya Malang, dinas kesehatan Kota Malang, Puskesmas Bareng dan Kader Kesehatan RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sukoharjo.  Kata Kunci : caregiver; kader; lansia; wawancara ABSTRACTThis Community Service Activity (PKM) was preceded by a preliminary study with the Public Health Center in Malang City and data obtained that the Sukoharjo sub-district is the sub-district with the largest elderly population and most of them live with their families. This kelurahan has very active cadres, totaling 16 people. The Puskesmas said that the cadres in the kelurahan had received various kinds of training to deal with basic health problems in the community, but the Puskesmas had never provided training on how to explore psychological problems, especially for the elderly and their families (informal caregivers). Based on this phenomenon, training in in-depth interview techniques was selected for 16 health cadres. This training is in the form of in-depth interview practice with the aim of health cadres being able to explore all the psychological problems experienced by elderly companions or informal caregivers in caring for the elderly, because such data cannot be obtained through regular interviews. This data regarding psychological problems can be used as a basis for teaching advanced simple therapies in overcoming psychological problems. Community service activities began with permits to go to the Public Health Center together, the Health Office of Malang City, then coordinated with the head of the RW 01 health cadre, Sukoharjo village. After coordination with related parties, it was agreed that the implementation of this activity would be carried out offline (explaination and direct practice). The activity was carried out for 3 days, on the 4th, 5th and 6th of July 2023. The activity on the first day was a pre-test with a result of 4.62, then explained the theory of psychosocial problems and in-depth interview techniques. On the second day, the community service executor gave an example/role play regarding the in-depth interview technique. The third day begins with a role play again regarding interview techniques followed by direct practice of in-depth interview techniques by health cadres followed by an assessment, obtaining an average practicum score of 8.91. The third meeting ended with a post test to evaluate the cognitive health cadres and obtained a score of 9.71. Based on the process that has occurred, it can be concluded that this activity was running effectively and successfully, as evidenced by changes in pre and post test scores. The success of this activity was also due to the full support of the Waluya Malang STIKes, the Malang City Health Office, the Joint Health Center and Health Cadres RW 01 and RW 02 Sukoharjo Village. Keywords: caregiver; cadre; elderly; interview
KAJI TINDAKAN MANDIRI CAREGIVER INFORMAL DALAM MERAWAT LANSIA DI RUMAH DI AREA KERJA PUSKESMAS BARENG KOTA MALANG : ANALISIS FENOMENOLOGI Felisitas A. Sri; Yafet Pradikatama Prihanto; Oktavia Indriyani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 19, No 2 (2023): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v19i2.1131

Abstract

AbstrakLansia merupakan tahapan akhir dalam proses perkembangan kehidupan manusia. Berbagai macam perubahan fisik maupun mental dialami oleh lansia. Perubahan-perubahan ini dapat dirasakan oleh orang terdekatnya. Pasangan, anak, cucu maupun kerabat dekat secara tidak langsung sangat erat hubungannya dengan lansia tersebut, karena mengetahui kebiasaan sehari-harinya, dan bahkan merawat atau memenuhi kebutuhan lansia tersebut. Perawatan lansia oleh orang terdekatnya sebagian besar hanya dilakukan sebatas pengalaman kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat terjadi karena memang keluarga terdekat belum mendapatkan pengetahuan cara merawat lansia dengan benar.Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengalaman Caregiver informal dalam merawat lansia di rumah. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil Penelitian ini ditemukan 4 tema, yaitu kemauan caregiver untuk belajar pemenuhan kebutuhan dasar lansia, pengawasan yang lebih terhadap lansia, menerima lansia apa adanya dan dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Kesimpulan kemauan untuk belajar KDM” yang didasarkan oleh kebutuhan akan pelayanan kesehatan, menerima lansia apa adanya dan pengawasan yang lebih terhadap lansia Kata Kunci : intervensi mandiri, Caregiver, informal, lansia
Literature Review: Pengaruh Penambahan Cilostazol sebagai Kombinasi Antiplatelet pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Sirilus Deodatus Sawu; Oktavia Indriyani
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 2 No 1 (2024): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v2i1.619

Abstract

Antiplatelet merupakan salah satu pilihan terapi pada penatalaksanaan penyakit jantung koroner (PJK). Terapi standar antiplatelet merupakan kombinasi aspirin dan clopidogrel, namun terkadang menggunakan kombinasi 3 antiplatelet dimana salah satunya yang sering ditambahkan pada terapi standar adalah cilostazol. Cilostazol merupakan inhibitor phosphodiesterase III (PDE3) yang berperan meningkatkan siklik adenosin monofosfat dalam trombosit dan dengan demikian menyebabkan berkurangnya agregasi trombosit. Penambahan cilostazol pada terapi standar antiplatelet kemungkinan tidak dimaksudkan sebagai pencegahan agregasi platelet saja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review. Literature review ini dilakukan dengan pencarian studi pada database Google Scholar dan Pubmed. Tahun publikasi dibatasi dari tahun 2013-2023 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dari hasil pencarian studi diperoleh 5 studi yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka yang sudah dilakukan diperoleh hasil penambahan cilostazol pada terapi antiplatelet standar memiliki manfaat klinis tidak hanya sebagai pencegahan agregasi platelet namum dapat memberikan efek vasodilatasi, antiproliferasi dan pencegahan restenosis. Disimpulkan bahwa penambahan cilostazol memiliki manfaat pada pasien PJK yang menjalani PCI.
Pemberdayaan kader kesehatan : pengenalan posyandu sehat jiwa di RW 1 kelurahan Sukoharjo kota Malang Yafet Pradikatama Prihanto; Felisitas A. Sri; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.21307

Abstract

AbstrakStudi pendahuluan yang telah dilaksanakan pada bulan Juli 2023, ditemukan data primer dari kader kesehatan yang mengatakan bahwa terdapat 5 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di RW 1 Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang. Kasus ODGJ tersebut belum tertangani oleh Puskesmas, sedangkan kader kesehatan tidak berani memberikan perawatan karena belum memiliki pengalaman. Berdasarkan data tersebut kader kesehatan ingin mengenal Posyandu sehat jiwa supaya dapat mengenal dan merawat ODGJ. Temuan data di lapangan tersebut dijadikan dasar oleh pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat untuk membuat sebuah kegiatan penyuluhan yang berjudul “pemberdayaan kader kesehatan : pengenalan Posyandu sehat jiwa di RW 1 Kelurahan Sukoharjo”, dengan target seluruh kader kesehatan di RW 1 berjumlah 18 orang. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan gambaran tentang kegiatan yang dilakukan di Posyandu sehat jiwa. Proses kegiatan ini dimulai dari perijinan kepada Puskesmas Bareng, Dinas Kesehatan Kota Malang dan ketua kader kesehatan. Koordinasi dilakukan dengan Ketua Kader Kesehatan RW 01 Kelurahan Sukoharjo setelah surat perijinan keluar. Telah disepakati bahwa kegiatan PKM dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 4, 5 dan 6 Desember 2023. Kegiatan di hari pertama diawali dari pengisian pre test, dan didapatkan nilai rata-rata 4,66, kemudian dijelaskan mengenai teori orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Materi pada hari kedua adalah teori mengenai 5 meja Posyandu sehat jiwa. Hari ketiga pemberian materi cara mengisian kartu menuju sehat jiwa (KMSJ), kemudian evaluasi dan diakhiri dengan post test untuk mengevaluasi kognitif kader kesehatan dan didapatkan nilai 8,61. Berdasarkan proses yang telah terjadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berjalan dengan efektif dan berhasil, dibuktikan dengan kenaikan nilai pre dan post test sebesar 84,76%. Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan PKM ini. Keberhasilan kegiatan ini juga karena dukungan penuh dari STIKes Panti Waluya Malang, Dinkes Kota Malang, Puskesmas Bareng dan Kader Kesehatan RW 01  Kelurahan Sukoharjo.  Kata Kunci : kader kesehatan; pengenalan; posyandu sehat jiwa AbstractA preliminary study carried out in July 2023, health cadres said that there were 8 people with mental disorders (ODGJ) in the Sukoharjo sub-district and 3 in the RW 1 area. Health cadres also said that they often encountered mental health problems in the form of anxiety. Due to this phenomenon, cadres cannot do much, because they do not have sufficient knowledge and skills to handle people with mental disorders. Health cadres stated that they needed education and training regarding mental health Posyandu. Responding to the needs of health cadres, the community service team (PKM) held outreach regarding the introduction of mentally healthy Posyandu with a target cadre of 18 people. This activity started with obtaining permits and contacting the Bareng Community Health Center, the Malang City Health Service and the head of the health cadre. Coordination was carried out with the Head of Health Cadre RW 01 Sukoharjo Village after the permit letter was issued. It has been agreed that the PKM activities will be carried out for 3 days, namely on 4, 5 and 6 December 2023. The activities on the first day begin with completing a pre-test, and an average score of 4.66 is obtained, then the theory of people with mental problems is explained (ODMK) and people with mental disorders (ODGJ). The material on the second day was the theory regarding mental health Posyandu tables. On the third day, material was provided on how to fill out the card for mental health (KMSJ), then evaluation and ending with a post test to evaluate health cadres' cognitive abilities and a score of 8.61 was obtained. Based on the process that has occurred, it can be concluded that this activity was carried out effectively and successfully, as evidenced by changes in pre and post test scores. There are no obstacles in implementing this PKM activity. The success of this activity was also due to the full support of STIKes Panti Waluya Malang, Malang City Health Office, Puskesmas Bareng and Health Cadres RW 01 Sukoharjo Village. Keywords: health cadre;  introduction; mental health posyandu.
Pemberdayaan kader dalam upaya menurunkan Caregiver Burden melalui tindakan massage dengan metode M Technique di RW 01 kelurahan Sukoharjo wilayah kerja puskesmas Bareng kota Malang Yustina Emi Setyobudi; Oda Debora; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.25198

Abstract

Abstrak Lansia mengalami perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya. Perubahan yang dialami oleh lansia menyebabkan lansia mengalami penurunan fungsi dan rentan mengalami perubahan status kesehatan, menderita penyakit yang bersifat akut dan kronis. Perawatan lansia dengan penyakit kronis merupakan perawatan jangka panjang dan berkelanjutan. Keluarga adalah sumber daya terbesar untuk perawatan individu dengan penyakit kronis, sebab keluarga adalah pemberi perawatan yang paling tahan lama, dan menawarkan perawatan yang konstan dan berkelanjutan sepanjang waktu. Beban akibat kegiatan perawatan, perlu ditatalaksana guna meminimalkan dampak negatif pada caregiver informal. Kegiatan PkM ini dilaksanakan di RW 01 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, pada bulan Mei 2024. Sasaran kegiatan PkM ini adalah kader posyandu lansia, sebanyak 19 orang. Tujuan kegiatan PkM ini adalah meningkatkan pengetahuan kader dalam pengelolaan caregiver burden melalui tindakan massage dengan Metode M Technique; meningkatkan kemampuan/keterampilan kader dalam pengelolaan caregiver burden melalui teknik hand massage. Kegiatan dalam PkM ini yaitu memberikan edukasi dengan topik: pengelolaan caregiver burden yang dirasakan caregiver lansia menggunakan metode M Technique; serta pelatihan tentang pengelolaan caregiver burden melalui tindakan massage dengan Metode M Technique. Metode pemberdayaan yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah dengan Problem Based Learning (PBL). Hasil evaluasi didapatkan peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan caregiver burden dari nilai rata-rata 53,0 menjadi 70,0, dan kemampuan melakukan pemijatan dengan nilai rata-rata 70,8. Kegiatan terlaksana dengan baik, dengan jumlah kehadiran kader lansia >70%. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat khsususnya para kader terkait dengan pengelolaan caregiver burden. Kata kunci: beban pengasuhan; kader lansia; pijat tangan Abstract Elderly people go through various changes in their lives, leading to decreased function and increased susceptibility to acute and chronic diseases. Long-term care for the elderly with chronic diseases is typically provided by the family, as they serve as the most enduring caregivers, offering constant and continuous care over time. Managing the burden of care is essential to minimize the negative impact on informal caregivers. This Community Service initiative took place in RW 01, Sukoharjo Village, Klojen District, on May. 2024, targeting 19 elderly Posyandu cadres. The goal was to enhance cadres' knowledge in managing caregiver burden through massage using the M Technique Method and improve their skills in this area. The activities included providing education on managing caregiver burden using the M Technique method and training on massage techniques. Problem-Based Learning (PBL) was the chosen empowerment method for this initiative. Evaluation results indicated an increase in knowledge about caregiver burden management from an average score of 53.0 to 70.0 and the ability to perform massage with an average score of 70.8. The event had a good turnout, with over 70% of elderly cadres attending. The results of this initiative are expected to educate the community, particularly the cadres, about caregiver burden management. Keywords: caregiver burden; elderly cadres; hand massage