Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMBERDAYAAN CAREGIVER UNTUK MERUBAH PERILAKU NEGATIF LANSIA DENGAN TERAPI TOKEN EKONOMI Felisitas A Sri S; Yafet Pradikatama Prihanto; Devanus Lahardo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.9461

Abstract

ABSTRAKCaregiver lansia mengatakan bahwa tidak semua lansia bersedia mengikuti terapi-terapi yang diadakan oleh Panti, selain itu beberapa lansia juga tidak bersedia bersosialisasi dengan lansia lain maupun hanya berbicara seperlunya dengan caregiver dan perawat.Terapi token ekonomi merupakan jenis terapi yang dapat digunakan untuk mengubah perilaku lansia. Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemberian token yang dapat ditukar dengan sesuatu yang berguna dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Kegiatan ini dilakukan 3 tahap yang meliputi tahapan persiapan yaitu melakukan perijinan dan menyusun pelaksanaan. Tahap kedua pemberian materi dan praktik token ekonomi yang meliputi pengertian dan jenis terapi CBT serta teori terapi token ekonomi.Tahap ke tiga evaluasi kegiatan yang meliputi evaluasi perasaan caregiver setelah melakukan terapi token ekonomi dan evaluasi pre tes serta post tes. Kegiatan ini telah terlaksana selama bulan Mei - Juni 2022, dan diikuti oleh  14 pengasuh lansia Hasil kegiatan pengabdian ini pada awal pre tes masih terdapat 9 peserta atau 64% yang mampu melakukan praktikum terapi token ekonomi.  Setelah dilakukan pelatihan dan dilakukan evaluasi akhir atau post test terdapat 12 peserta atau 85% yang mampu melakukan praktikum  terapi token dengan baik dan tepat. Secara keseluruhan kegiatan berjalan lancar serta antusias.   Kata Kunci : caregiver; lansia; terapi token ekonomi ABSTRACTThe elderly caregiver said that not all the elderly were willing to participate in the therapies held by the orphanage, in addition some of the elderly were also not willing to socialize with other elderly people or only talk as necessary with caregivers and nurses. Economic token therapy is a type of therapy that can be used to change the behavior of the elderly. . The purpose of this training is to increase desired behavior and reduce unwanted behavior by giving tokens that can be exchanged for something useful within a predetermined time. This activity is carried out in 3 stages which include the preparation stage, namely licensing and arranging implementation. The second stage is providing material and token economy practice which includes the understanding and types of CBT therapy and the theory of token economy therapy. The third stage is activity evaluation which includes evaluating the caregiver's feelings after doing token economy therapy and evaluating pre-test and post-test. This activity has been carried out during May - June 2022, and was attended by 14 elderly caregivers. The results of this service activity at the beginning of the pre-test there were still 9 participants or 64% who were able to do economic token therapy practicum. After the training and the final evaluation or post test were carried out there were 12 participants or 85% who were able to carry out the token therapy practicum properly and precisely. Overall the activity went smoothly and enthusiastically. Keywords: caregiver; elderly; economic token therapy
Pembentukan Posyandu Sehat Jiwa Di Desa Tambakasri Kec. Tajinan Kabupaten Malang Di Era Pandemi Covid-19 Tahap II Yafet Pradikatama Prihanto; Wibowo
Jurnal Humanis ( Jurnal Pengabdian Masyarakat ISTeK ICsada Bojonegoro) Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal HUMANIS
Publisher : LP2M STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.582 KB)

Abstract

ABSTRAK Desa Tambakasri merupakan salah satu desa yang yang terletak di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Posyandu dikelola oleh Kader kesehatan, dimana persyaratan Kader tersebut adalah sudah memiliki anak dan tidak bekerja. Para Kader tersebut telah mendapatkan pelatihan dari Puskesmas Tajinan, namun pelatihan yang didapatkan tersebut hanya berfokus pada seputar pencegahan dan pengobatan masalah fisik pada balita dan lansia. Puskesmas Tajinan sebagai salah satu mitra pengabdian kepada masyarakat dari STIKes Panti Waluya Malang mengajukan permohonan untuk memberikan pelatihan pembentukan dan pengelolaan Posyandu sehat jiwa, karena ditemukan beberapa kasus gangguan jiwa di Desa Tajinan. Tahap awal pembentukan Posyandu sehat jiwa telah dilakukan, yaitu melatih para kader untuk dapat melakukan screening dan deteksi dini terkait masalah gangguan jiwa pada kelompok keluarga sehat, beresiko, maupun dengan salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa. Tahap awal telah terlaksana dengan cukup baik, maka selanjutnya dilakukan pemberian materi mengenai Posyandu sehat jiwa dan praktek langsung Posyandu sehat jiwa. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan modul materi untuk pelatihan Posyandu sehat jiwa. Sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan, dilakukan test untuk menilai kemampuan kognitif dan psikomotor para kader kesehatan di Desa Tambakasri sebagai salah satu alat untuk evaluasi. Kata Kunci : Kader Kesehatan, Pembentukan Posyandu sehat jiwa
Pemberdayaan Kader Posyandu Desa Tambakasri Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Dalam Meningkatkan Koping Adaptif Lansia Dengan Terapi Suportif Keluarga Ellia Ariesti; Monika Luhung; Yafet Pradikatama Prihanto
Jurnal Humanis ( Jurnal Pengabdian Masyarakat ISTeK ICsada Bojonegoro) Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal HUMANIS
Publisher : LP2M STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.553 KB)

Abstract

ABSTRAK Desa Tambakasri merupakan salah satu desa yang yang terletak di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Terdapat satu posyandu lansia yang saat ini telah berjalan. Lansia di Desa Tambakasri merupakan kelompok usia yang beresiko tinggi untuk mengalami masalah pada fisik dan psikologisnya, karena pada usia ini para lansia mengalami penurunan ketahanan fisik dan rentan terhadap stress yang berasal dari dalam maupun luar diri lansia tersebut. Stresor dari luar lansia contohnya adalah ketidak pedulian keluarga, dan stressor dari dalam adalah rasa kesepian dan kesendirian. Keluarga merupakan tempat perkembangan yang utama dari usia bayi sampai dengan lansia, dalam keluarga ini juga lansia akan mengalami ketenangan hidup apabila keluarga ini mampu memberikan pendampingan atau dukungan kepada lansia untuk menyelesaikan tahap tumbuh kembangnya. Kader lansia merupakan tim kesehatan yang dekat dengan para lansia, dan diharapkan lansia dan keluarganya akan lebih tertarik untuk mengikuti dan melakukan apa yang diajarkan oleh kader tersebut. Oleh karena itu pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan Kader Posyandu Lansia untuk dapat menerapkan terapi suportif keluarga dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan psikologis lansia di Desa Tambakasri Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. Setelah itu dilanjutkan dengan menyusun perencanaan dan jadwal kegiatan serta perlengkapan yang diperlukan. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan modul materi untuk pelatihan kader Posyandu lansia dalam menerapkan terapi suportif keluarga untuk para lansia. Sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan, dilakukan test untuk menilai kemampuan kognitif dan psikomotor para kader Posyandu Lansia di Desa Tambakasri sebagai salah satu alat untuk evaluasi. Kata Kunci : Kader Lansia, Terapi Suportif, Keluarga
Pelatihan KADER Kesehatan Tentang Terapi Thought Stopping Untuk Mengatasi Kecemasan Di Dusun Wonosari, Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Yafet Pradikatama Prihanto; Emy Sutiyarsih; Eli Lea W
Jurnal Humanis ( Jurnal Pengabdian Masyarakat ISTeK ICsada Bojonegoro) Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal HUMANIS
Publisher : LP2M STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.895 KB)

Abstract

ABSTRAK Dusun Wonosari merupakan salah satu dusun yang yang terletak di Desa Pandansari Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Posyandu dikelola oleh Kader kesehatan yang merupakan perpanjangan tangan petugas kesehatan. Para Kader tersebut telah mendapatkan pelatihan dari Puskesmas Poncokusumo, namun pelatihan yang didapatkan tersebut berfokus pada seputar peningkatan dan pencegahan masalah kesehatan secara fisik pada balita dan lansia. Pada periode sebelumnya telah dilakukan pelatihan kader tentang Pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) supaya menjadi kader yang tanggap terhadap pandemi Virus corona (Covid-19). Pada saat pelatihan tersebut beberapa kader mengungkapkan bahwa ada beberapa warga masyarakat yang mengalami kecemasan karena beberapa hal, misalnya karena pemberitaan mengenai Covid-19. Ada beberapa cara yang umum digunakan untuk mengatasi kecemasan, diantaranya adalah thought stopping. Terapi ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah mendapatkan pelatihan dari perawat. Terapi ini berupa pemutusan pikiran-pikiran negatif yang dapat menyebabkan kecemasan. Pelatihan ini dilaksanakan selama 3x pertemuan secara daring dengan media power point, materi, leaflet, dan youtube yang dikirim melalui pesan singkat whatsapp. Sebelum kegiatan pelatihan, dilakukan pre test secara online untuk menilai kemampuan kognitif dan psikomotor para kader kesehatan di Dusun Wonosari, Desa Pandansari sebagai salah satu alat untuk evaluasi. Hasil pre test didapatkan nilai rata-rata 4,92, sedangkan hasil post test adalah 6,02. Perubahan hasil rata-rata dari pre dan post test ini menunjukkan adanya penambahan pengetahuan pada kader kesehatan Dusun Wonosari yang telah diberikan pelatihan terapi thought stopping secara online.
PEMBERDAYAAN CAREGIVER LKS LU PANGESTI LAWANG ACCEPTENCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT) SESI I DAN II Yafet Pradikatama Prihanto; Sr. Felisitas A Sri S Misc; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12284

Abstract

ABSTRAKLKS LU Pangesti Lawang memiliki 13 caregiver dan 1 orang Perawat, dan telah mendapatkan pelatihan terapi untuk mengatasi masalah psikogeriatri. Meskipun demikian salah satu caregiver mengatakan bahwa diperlukan kombinasi terapi untuk mengatasi masalah psikogeriatri, karena kondisi psikologis lansia berbeda dan kadang berubah dengan cepat. Berdasarkan temuan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat bermaksud untuk mengajarkan terapi sederhana untuk mengurangi kecemasan lansia kepada caregiver, yaitu acceptance and commitment therapy (ACT). Terapi ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah mendapatkan pelatihan dari perawat. Terapi ini mengajarkan kepada lansia untuk menerima pikiran yang mengganggu dan tidak menyenangkan dengan menempatkan diri sesuai dengan nilai yang dianut sehingga ia akan menerima dengan kondisi yang ada. Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui 3 tahapan. Tahap pertama yaitu melakukan perijinan dan koordinasi dengan pengelola panti terkait rencacna pelaksanaan. Tahap kedua adalah pemberian materi dan praktik Acceptance and Commitment Therapy (ACT) tahap I dan II. Tahap ketiga adalah evaluasi kegiatan yang meliputi evaluasi perasaan Caregiver setelah melakukan terapi ACT beserta  evaluasi pre test dan post test. Kegiatan ini telah terlaksana selama bulan November - Desember 2022, dan diikuti oleh 1 Perawat dan 13 Caregiver lansia. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah ; pada pretest 14 peserta rata-rata mendapatkan nilai 5,20. Setelah dilakukan pelatihan dan dilakukan evaluasi akhir atau posttest pada 14 peserta didapatkan rata-rata nilai 8,50 atau terdapat kenaikan nilai rata-rata sebesar 24%. Dari hasil observasi didapatkan data bahwa caregiver dapat melakukan terapi ACT sesi I dan II kepada lansia secara langsung dengan nilai rat-rata 80. Berdasarkan hasil pre dan post test  dengan perubahan yang signifikan dan hasil observasi dengan nilai yang baik, maka dapat disimpulkan bahwa peserta pengabdian masyarakat  mampu melakukan praktikum ACT Sesi I dan II dengan baik dan tepat. Secara keseluruhan kegiatan berjalan lancar karena dukungan dari pengelola Panti. Kata Kunci : caregiver; lansia;  kecemasan; panti werdha; acceptance and commitment therapy (ACT) ABSTRACTLKS LU Pangesti Lawang has 13 caregivers and 1 nurse, and has received therapy training to deal with psychogeriatric problems. Even so, one of the caregivers said that a combination of therapies was needed to deal with psychogeriatric problems, because the psychological conditions of the elderly were different and sometimes changed rapidly. Based on these findings, the community service team intends to teach a simple therapy to reduce the anxiety of the elderly to caregivers, namely acceptance and commitment therapy (ACT). This therapy can be done by anyone who has received training from a nurse. This therapy teaches the elderly to accept disturbing and unpleasant thoughts by placing themselves according to their values so that they will accept the existing conditions. This activity has been carried out through 3 stages. The first stage is obtaining permits and coordinating with the management of the orphanage regarding the implementation plan. The second stage is the provision of material and practice of Acceptance and Commitment Therapy (ACT) stages I and II. The third stage is activity evaluation which includes evaluating the Caregiver's feelings after carrying out ACT therapy along with pre-test and post-test evaluations. This activity was carried out during November - December 2022, and was attended by 1 nurse and 13 elderly caregivers. The results of this service activity are; in the pretest 14 participants averaged a score of 5.20. After the training was carried out and the final evaluation or posttest was carried out on 14 participants, an average value of 8.50 was obtained or there was an increase in the average value of 24%. From the observation results, it was found that caregivers can perform ACT sessions I and II therapy directly for the elderly with an average value of 80. Based on the results of the pre and post tests with significant changes and the results of observations with good scores, it can be concluded that the service participants the community is able to carry out ACT Sessions I and II practicum properly and correctly. Overall the activity ran smoothly due to the support from the Panti management. Keywords: caregiver; elderly; anxiety; nursing home; acceptance and commitment therapy (ACT)
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN MENGENAI IN DEPTH INTERVIEW UNTUK MENGKAJI MASALAH PSIKOSOSIAL DI KELURAHAN SUKOHARJO KOTA MALANG Yafet Pradikatama Prihanto; Felisitas A. Sri; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16661

Abstract

ABSTRAKKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini didahului dengan studi pendahuluan dengan Puskesmas Bareng Kota Malang dan didapatkan data bahwa kelurahan Sukoharjo merupakan kelurahan dengan populasi lansia terbanyak dan sebagian besar tinggal bersama dengan keluarganya (671 lansia). Kelurahan ini memiliki kader yang sangat aktif, berjumlah 16 orang. Pihak Puskesmas mengatakan bahwa Kader di kelurahan tersebut telah mendapatkan berbagai macam pelatihan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar pada masyarakat, namun Puskesmas belum pernah memberikan pelatihan mengenai cara menggali permasalahan psikologis, terutama pada lansia dan keluarganya (caregiver informal). Berdasarkan fenomena tersebut, maka dipilih pelatihan teknik wawancara mendalam untuk kader kesehatan yang berjumlah 16 orang. Pelatihan ini berupa praktik wawancara mendalam (in depth interview) dengan tujuan kader kesehatan dapat menggali semua permasalahan psikologis yang dialami oleh pendamping lansia atau caregiver informal dalam merawat lansia, karena data tersebut tidak akan diperoleh apabila hanya dengan wawancara biasa. Data mengenai permasalahan psikologis ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajarkan terapi sederhana lanjutan dalam mengtasi permasalahan psikologis. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan perijinan ke Puskesmas Bareng, Dinas kesehatan Kota Malang, kemudian berkoordinasi dengan ketua kader kesehatan RW 01 kelurahan Sukoharjo. Setelah koordinasi dengan pihak yang terkait, maka disepakati bahwa pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara luring (penjelasan dan praktik langsung). Kegiatan dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 4, 5 dan 6 Juli 2023. Kegiatan di hari pertama adalah dilakukan pre test dengan hasil 4,62, kemudian dijelaskan mengenai teori permasalahan psikososial dan teknik wawancara mendalam. Pada hari kedua, pelaksana pengabdian masyarakat memberikan contoh / role play mengenai teknik wawancara mendalam. Hari ketiga diawali dengan praktik langsung role play ulang mengenai teknik wawancara dilanjutkan dengan praktik langsung teknik wawancara mendalam oleh para kader kesehatan dilanjutkan penilaian, didapatkan rata-rata nilai praktikum 8,91. Pertemuan ketiga diakhiri dengan post test untuk mengevaluasi kognitif kader kesehatan dan didapatkan nilai 9,71. Berdasarkan proses yang telah terjadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berjalan dengan efektif dan berhasil, dibuktikan dengan perubahan nilai pre dan post test. Keberhasilan kegiatan ini juga karena dukungan penuh dari STIKes Panti Waluya Malang, dinas kesehatan Kota Malang, Puskesmas Bareng dan Kader Kesehatan RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sukoharjo.  Kata Kunci : caregiver; kader; lansia; wawancara ABSTRACTThis Community Service Activity (PKM) was preceded by a preliminary study with the Public Health Center in Malang City and data obtained that the Sukoharjo sub-district is the sub-district with the largest elderly population and most of them live with their families. This kelurahan has very active cadres, totaling 16 people. The Puskesmas said that the cadres in the kelurahan had received various kinds of training to deal with basic health problems in the community, but the Puskesmas had never provided training on how to explore psychological problems, especially for the elderly and their families (informal caregivers). Based on this phenomenon, training in in-depth interview techniques was selected for 16 health cadres. This training is in the form of in-depth interview practice with the aim of health cadres being able to explore all the psychological problems experienced by elderly companions or informal caregivers in caring for the elderly, because such data cannot be obtained through regular interviews. This data regarding psychological problems can be used as a basis for teaching advanced simple therapies in overcoming psychological problems. Community service activities began with permits to go to the Public Health Center together, the Health Office of Malang City, then coordinated with the head of the RW 01 health cadre, Sukoharjo village. After coordination with related parties, it was agreed that the implementation of this activity would be carried out offline (explaination and direct practice). The activity was carried out for 3 days, on the 4th, 5th and 6th of July 2023. The activity on the first day was a pre-test with a result of 4.62, then explained the theory of psychosocial problems and in-depth interview techniques. On the second day, the community service executor gave an example/role play regarding the in-depth interview technique. The third day begins with a role play again regarding interview techniques followed by direct practice of in-depth interview techniques by health cadres followed by an assessment, obtaining an average practicum score of 8.91. The third meeting ended with a post test to evaluate the cognitive health cadres and obtained a score of 9.71. Based on the process that has occurred, it can be concluded that this activity was running effectively and successfully, as evidenced by changes in pre and post test scores. The success of this activity was also due to the full support of the Waluya Malang STIKes, the Malang City Health Office, the Joint Health Center and Health Cadres RW 01 and RW 02 Sukoharjo Village. Keywords: caregiver; cadre; elderly; interview
KAJI TINDAKAN MANDIRI CAREGIVER INFORMAL DALAM MERAWAT LANSIA DI RUMAH DI AREA KERJA PUSKESMAS BARENG KOTA MALANG : ANALISIS FENOMENOLOGI Felisitas A. Sri; Yafet Pradikatama Prihanto; Oktavia Indriyani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 19, No 2 (2023): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v19i2.1131

Abstract

AbstrakLansia merupakan tahapan akhir dalam proses perkembangan kehidupan manusia. Berbagai macam perubahan fisik maupun mental dialami oleh lansia. Perubahan-perubahan ini dapat dirasakan oleh orang terdekatnya. Pasangan, anak, cucu maupun kerabat dekat secara tidak langsung sangat erat hubungannya dengan lansia tersebut, karena mengetahui kebiasaan sehari-harinya, dan bahkan merawat atau memenuhi kebutuhan lansia tersebut. Perawatan lansia oleh orang terdekatnya sebagian besar hanya dilakukan sebatas pengalaman kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat terjadi karena memang keluarga terdekat belum mendapatkan pengetahuan cara merawat lansia dengan benar.Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengalaman Caregiver informal dalam merawat lansia di rumah. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil Penelitian ini ditemukan 4 tema, yaitu kemauan caregiver untuk belajar pemenuhan kebutuhan dasar lansia, pengawasan yang lebih terhadap lansia, menerima lansia apa adanya dan dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Kesimpulan kemauan untuk belajar KDM” yang didasarkan oleh kebutuhan akan pelayanan kesehatan, menerima lansia apa adanya dan pengawasan yang lebih terhadap lansia Kata Kunci : intervensi mandiri, Caregiver, informal, lansia
Pemberdayaan kader kesehatan : pengenalan posyandu sehat jiwa di RW 1 kelurahan Sukoharjo kota Malang Yafet Pradikatama Prihanto; Felisitas A. Sri; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.21307

Abstract

AbstrakStudi pendahuluan yang telah dilaksanakan pada bulan Juli 2023, ditemukan data primer dari kader kesehatan yang mengatakan bahwa terdapat 5 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di RW 1 Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang. Kasus ODGJ tersebut belum tertangani oleh Puskesmas, sedangkan kader kesehatan tidak berani memberikan perawatan karena belum memiliki pengalaman. Berdasarkan data tersebut kader kesehatan ingin mengenal Posyandu sehat jiwa supaya dapat mengenal dan merawat ODGJ. Temuan data di lapangan tersebut dijadikan dasar oleh pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat untuk membuat sebuah kegiatan penyuluhan yang berjudul “pemberdayaan kader kesehatan : pengenalan Posyandu sehat jiwa di RW 1 Kelurahan Sukoharjo”, dengan target seluruh kader kesehatan di RW 1 berjumlah 18 orang. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan gambaran tentang kegiatan yang dilakukan di Posyandu sehat jiwa. Proses kegiatan ini dimulai dari perijinan kepada Puskesmas Bareng, Dinas Kesehatan Kota Malang dan ketua kader kesehatan. Koordinasi dilakukan dengan Ketua Kader Kesehatan RW 01 Kelurahan Sukoharjo setelah surat perijinan keluar. Telah disepakati bahwa kegiatan PKM dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 4, 5 dan 6 Desember 2023. Kegiatan di hari pertama diawali dari pengisian pre test, dan didapatkan nilai rata-rata 4,66, kemudian dijelaskan mengenai teori orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Materi pada hari kedua adalah teori mengenai 5 meja Posyandu sehat jiwa. Hari ketiga pemberian materi cara mengisian kartu menuju sehat jiwa (KMSJ), kemudian evaluasi dan diakhiri dengan post test untuk mengevaluasi kognitif kader kesehatan dan didapatkan nilai 8,61. Berdasarkan proses yang telah terjadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berjalan dengan efektif dan berhasil, dibuktikan dengan kenaikan nilai pre dan post test sebesar 84,76%. Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan PKM ini. Keberhasilan kegiatan ini juga karena dukungan penuh dari STIKes Panti Waluya Malang, Dinkes Kota Malang, Puskesmas Bareng dan Kader Kesehatan RW 01  Kelurahan Sukoharjo.  Kata Kunci : kader kesehatan; pengenalan; posyandu sehat jiwa AbstractA preliminary study carried out in July 2023, health cadres said that there were 8 people with mental disorders (ODGJ) in the Sukoharjo sub-district and 3 in the RW 1 area. Health cadres also said that they often encountered mental health problems in the form of anxiety. Due to this phenomenon, cadres cannot do much, because they do not have sufficient knowledge and skills to handle people with mental disorders. Health cadres stated that they needed education and training regarding mental health Posyandu. Responding to the needs of health cadres, the community service team (PKM) held outreach regarding the introduction of mentally healthy Posyandu with a target cadre of 18 people. This activity started with obtaining permits and contacting the Bareng Community Health Center, the Malang City Health Service and the head of the health cadre. Coordination was carried out with the Head of Health Cadre RW 01 Sukoharjo Village after the permit letter was issued. It has been agreed that the PKM activities will be carried out for 3 days, namely on 4, 5 and 6 December 2023. The activities on the first day begin with completing a pre-test, and an average score of 4.66 is obtained, then the theory of people with mental problems is explained (ODMK) and people with mental disorders (ODGJ). The material on the second day was the theory regarding mental health Posyandu tables. On the third day, material was provided on how to fill out the card for mental health (KMSJ), then evaluation and ending with a post test to evaluate health cadres' cognitive abilities and a score of 8.61 was obtained. Based on the process that has occurred, it can be concluded that this activity was carried out effectively and successfully, as evidenced by changes in pre and post test scores. There are no obstacles in implementing this PKM activity. The success of this activity was also due to the full support of STIKes Panti Waluya Malang, Malang City Health Office, Puskesmas Bareng and Health Cadres RW 01 Sukoharjo Village. Keywords: health cadre;  introduction; mental health posyandu.
Pemberdayaan kader kesehatan di desa Pandansari Krajan dengan filosofi “Sego Tumpeng” untuk pengenalan kebutuhan dasar lansia di rumah Yafet Pradikatama Prihanto; Nanik Dwi Astutik
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.25244

Abstract

AbstrakDesa Pandansari memiliki lebih dari 80 lansia, dan semua tinggal bersama pasangan atau anak-anaknya. Data pada studi pendahuluan ditemukan data bahwa pendamping lansia atau caregiver informal hanya memenuhi kebutuhan dasar lansia saja seperti makan, minum, BAB/BAK dan kebersihan diri saja. Permasalahan ini yang menjadi salah satu pemicu ketidakstabilan emosi pada lansia yang mengakibatkan tekanan darah tinggi sehingga meningkatkan resiko terjadinya stroke, sedangkan apabila dilihat dari sisi caregiver informal, ketidakstabilan emosi lansia akan memicu kelelahan psikologis yang berpengaruh terhadap sikap kepada lansia. Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan tersebut, pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat telah mengadakan edukasi tentang pencegahan permasalahan pada lansia ini dengan cara penjelasan mengenai pemenuhan semua kebutuhan lansia dengan target kader kesehatan Desa Pandansari, Tujuannya adalah supaya kader kesehatan mengerti, memehami dan mampu menjelaskan mengenai kebutuhan lansia menurut Maslow. Alasan memili kader kesehatan adalah karena dipandang lebih mudah dalam pendekatan dengan caregiver informal. Materi edukasi telah diberikan adalah teori mengenai kebutuhan dasar manusia menurut Maslow atau dianalogikan sebagai “sego tumpeng, supaya kader kesehatan lebih mudah memahami dan mengingatnya, dan dapat menjelaskan ke caregiver informal lansia. Edukasi telah diberikan kepada 10 orang kader kesehatan selama 3 kali, pada tanggal 12,13 dan 14 Juni 2024 dengan materi dasar kebutuhan manusia, kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow dan kiat-kiat pemenuhan kebutuhan lansia agar bahagia. Metode kegiatan ini berupa focus group discussion (FGD).  Pada pertemuan pertemuan pertama dilakukan pre test didapatkan hasil rata-rata 5,2 dan di akhir pertemuan akan dilakukan post test berupa 10 pertanyaan pilihan ganda didapatkan hasil rata-rata 8,6. Perubahan nilai rata-rata pre dan post ini menunjukkan bahwa kegiatan edukasi berhasil karena terjadi penambahan pengetahuan kader kesehatan. Kata Kunci : hierarki maslow; kader kesehatan; pengenalan AbstractPandansari Village has more than 80 elderly people, and all live with their partners or children. Data from the preliminary study found that elderly companions or informal caregivers only fulfill the elderly's basic needs such as eating, drinking, defecating and personal hygiene. This problem is one of the triggers for emotional instability in the elderly which results in high blood pressure thereby increasing the risk of stroke, whereas if seen from the perspective of informal caregivers, emotional instability in the elderly will trigger psychological fatigue which affects attitudes towards the elderly. Based on the phenomena that occur in the field, the implementers of community service activities have held education about preventing problems in the elderly by explaining the fulfillment of all the needs of the elderly with the target of health cadres in Pandansari Village. The aim is for health cadres to understand and be able to explain the needs of the elderly according to Maslow . The reason for choosing health cadres is because it is considered easier to approach informal caregivers. The educational material that has been provided is the theory of basic human needs according to Maslow or analogous to "sego tumpeng, so that health cadres can more easily understand and remember it, and can explain it to informal caregivers of the elderly. Education was given to 10 health cadres 3 times, on 12, 13 and 14 June 2024 with basic material on human needs, human needs according to Abraham Maslow and tips for fulfilling the needs of the elderly to be happy. The method of this activity is a focus group discussion (FGD).  At the first meeting, a pre-test was carried out, the average result was 5,22, and at the end of the meeting, a post-test was carried out in the form of 10 multiple choice questions, the average result was 8,6. This change in the average pre and post scores shows that the educational activity was successful because it occurred. increasing knowledge of health cadres. Keywords: maslow's hierarchy; health cadres; introduction