Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFFECT OF ACTIVATION TYPES ON THE MAKING OF ADSORBENTS FROM COCONUT SHELLS TO REDUCE SALINITY LEVELS OF WELLS IN LEMPASING REGENCY Sasli Rafizan; Hardoyo Marsad; Rani Ismiarti Ergantara; Diah Ayu Wulandari
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v6i1.4718

Abstract

ABSTRAK Air merupakan komponen lingkungan yang mempunyai peranan cukup besar dalam kehidupan. Bagi manusia, air berperan dalam kegiatan pertanian, industri dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitasnya. Kelurahan Lempasing merupakan daerah dengan ketersediaan air yang memenuhi syarat kesehatan sangat terbatas sebagian dari wilayah ini banyak yang menggunakan air sumur untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi karena kualitas air sumur yang mengandung salinitas yang tinggi maka air ini tidak layak untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi penggunaan cangkang kelapa sebagai adsorben dalam penurunan salinitas air sumur warga Lempasing dan untuk mengetahui jenis aktivasi yang efektif dalam menurunkan salinitas air sumur warga Lempasing. Penelitian ini merupakan penelitian experiment. Sampel yang di uji pada penelitian ini adalah kandungan salinitas air sumur warga Lempasing dengan menggunakan cangkang kelapa sebagai adsorben dengan berat 2 gram pada dua jenis aktivasi yaitu aktivasi fisika (pemanasan pada suhu 100ºC selama 3 jam) dan aktivasi kimia (pencampuran dengan larutan asam klorida HCl). Serta menggunakan waktu kontak 50, 100, dan 150 menit. Hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh jenis aktivasi pada penilitian ini berpotensi untuk menurunkan tingkat salinitas air. Pada aktivasi fisika dan aktivasi kimia jenis cangkang kelapa merah lebih efektif dalam menurunkan salinitas air sumur warga Lempasing. Kecepatan penurunan aktivasi fisika dan aktivasi kimia dengan jenis cangkang kelapa merah untuk waktu adsorpsi 50 menit sebesar 0,01 ppt/menit dan 0.05 ppt/menit. Dengan demikian aktivasi kimia dengan jenis cangkang kelapa merah memiliki kecepatan penurunan paling besar. Kata Kunci : air sumur, salinitas air, cangkang kelapa. ABSTRACT The Effect Of Activation Types On Adsorbent Production From Coconut Shells To Reduce The Salinity Levels Of Well Water In Lempasing Village. Water is an environmental component that has a significant role in life. For humans, water plays a role in agricultural, industrial and household needs. The water used must meet the requirements in terms of quality and quantity. Lempasing Village is an area with very limited availability of water that meets health requirements. Some of these areas use well water for daily use, but because the quality of well water contains high salinity, this water is not suitable for consumption. This study aims to see the potential use of coconut shells as an adsorbent in reducing the salinity of well water in Lempasing residents and to determine the type of activation that is effective in reducing the salinity of well water of Lempasing residents. This research is anresearch experimental. The sample tested in this study was the salinity content of the well water of Lempasing residents using coconut shells as an adsorbent weighing 2 grams in two types of activation, namely physical activation (heating at 100ºC for 3 hours) and chemical activation (mixing with hydrochloric acid HCl solution. ). As well as using contact times of 50, 100, and 150 minutes. The results showed that all types of activation in this study have the potential to reduce the level of water salinity. In physical activation and chemical activation of the type of red coconut shell, it was more effective in reducing the salinity of the well water of the Lempasing residents. The decreasing rate of physical and chemical activation with the type of red coconut shell for an adsorption time of 50 minutes was 0.01 ppt/minute and 0.05 ppt/minute. Therefore,chemical activation with the type of red coconut shell had the greatest reduction rate. Keywords: well water, water salinity, the dregs of cane.
PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DI KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI WAY SEPAGASAN, PLANNING OF TRANSMISSION PIPES IN PRINGSEWU DISTRICT WITH RAW WATER SOURCES FROM THE WAY SEPAGASAN RIVER Muhammad Sidiq Al Fikri; Muhtadi Muhtadi; Diah Ayu Wulandari
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v5i1.3487

Abstract

ABSTRAKKabupaten Pringsewu yang baru terbentuk dan wilayah yang terus berkembang membutuhkan sebuah infrasruktur yang memadai. Terdapat 5 Kecamatan yang masih belum terjangkau sarana air bersih perpipaan. Sehingga, diperlukan peningkatan infrastruktur wilayah dalam hal ini jaringan perpipaan air bersih. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah daerah merencanakan perluasan jaringan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih perpipaan yang bersumber dari air sungai Way Sepagasan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah kebutuhan air bersih di 5 Kecamatan dari tahun 2019 hingga tahun 2030, merencanakan detail desain intake, dan merencanakan jaringan pipa transmisi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey lapangan. Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data pengukuran debit air, data topografi (elevasi), data jalur tracking jaringan transmisi serta dokumentasi. Sedangkan, data sekunder meliputi data jumlah penduduk, data peta topografi sekitar lokasi, data kualitas air, dan data curah hujan. Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa dengan metode analisa destruktif. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, terdapat 5 Kecamatan yang akan dilayani yaitu Kecamatan Pagelaran Utara, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Banyumas, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Adiluwih dengan total kebutuhan air dari tahun 2019 hingga tahun 2030 sebesar 90,79 liter per detik. Bangunan intake memiliki volume bak sebesar 120 m3, dengan dimensi panjang bak 12 meter, lebar bak 8 meter, dan kedalaman bak 1,25 meter. Jaringan pipa transmisi dapat di simulasikan dengan program Epanet 2.0 dengan tekanan di ujung pipa transmisi sebesar 16,22 meter dan memiliki kecapatan aliran sebesar 0,8 meter per detik.Kata kunci:  transmisi, epanet 2.0, way sepagasan ABSTRACTPlanning Of Transmission Pipes In Pringsewu District With Raw Water Sources From The Way Sepagasan River. The newly established Pringsewu Regency and the region which continues to develop need an adequate infrastructure. There are 5 Districts that are still not reached by water distribution system. Thus, it is necessary to improve regional infrastructure, in this case the water distribution system. Based on this, the local government plans to expand the clean water distribution system to meet the need for piped clean water sourced from the Way Sepagasan river water. The purpose of this study is to determine the amount of clean water demand in 5 Districts from 2019 to 2030, to plan detailed intake designs, and to plan transmission pipelines. The data collection process was carried out by conducting field surveys. There are 2 types of data collected, namely primary data and secondary data. Primary data includes water flow measurement data, topographic data (elevation), transmission line tracking data and documentation. Meanwhile, secondary data includes population data, topographic map data around the location, water quality data, and rainfall data. The data obtained will then be analyzed by destructive analysis methods. Based on the data analysis carried out, there are 5 Districts to be served, namely North Pagelaran District, Pagelaran District, Banyumas District, Sukoharjo District and Adiluwih District with total water needs from 2019 to 2030 of 90.79 liters per second. The intake building has a body volume of 120 m3, with dimensions of 12 meters long, 8 meters wide, and 1.25 meters deep. The transmission pipeline network can be simulated with the Epanet 2.0 program with a pressure at the end of the transmission pipe of 16.22 meters and a flow rate of 0.8 meters per second.Keywords: transmission, epanet 2.0, way sepagasan
PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP PENURUNAN TOTAL PETROLEUM HYDROCARBON (TPH) PADA PROSES BIOREMEDIASI LIMBAH OLI DENGAN METODE BIOSTIMULASI Wagiono Wagiono; Atmono Atmono; Diah Ayu Wulandari
Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS) Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.712 KB) | DOI: 10.47080/jls.v5i2.1898

Abstract

Bioremediasi memanfaatkan aktivitas mikroba untuk mereduksi bahaya limbah menjadi sedikit bahaya atau bahkan menjadi tidak bahaya sama sekali. Limbah oli bekas yang dibuang begitu saja dapat menyebabkan pencemaran air dan pencemaran tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu dan penambahan nutrien terhadap penurunan TPH pada tanah tercemar limbah oli. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium selama 28 hari (500 gram) secara buatan. Bioremediasi tanah tercemar limbah oli menggunakan metode biostimulasi dengan pupuk NPK dan pupuk kompos sebagai nutrien. Variasi yang dilakukan adalah pemberian jenis pupuk sebagai nutrien kedalam tanah tercemar (kombinasi pupuk NPK 5% + pupuk kompos 5%, pupuk NPK 10%, pupuk kompos 10% dan sampel kontrol) dan waktu pengujian sampel (hari ke-0, ke-7, ke-14, ke-21 dan hari ke-28). Parameter yang diuji adalah kadar TPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan terbaik rata-rata di hari ke 14-hari ke 21 yaitu dengan rata-rata penurunan sebesar 8,25%, penambahan nutrisi pupuk NPK 22% + pupuk kompos 19% memberi hasil terbaik dalam penelitian ini yaitu penurunan kadar TPH sebesar 36%.
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK DENGAN METODE BIOFILTER AEROB DI PT. BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) DIVRE VI LAMPUNG Dwi Santoso; Diah Ayu Wulandari; Muhtadi Arsyat Temenggung
Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/jls.v6i1.2233

Abstract

Air limbah domestik umumnya mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi, yang sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Semua air limbah domestik yang berasal dari PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) Divre VI Lampung belum dilakukan pengolahan teknis, hanya dialirkan ke badan air. Tujuan penelitian ini merencanakan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik PT. Bhanda Ghara Reksa ( Persero ) Divre VI Lampung yang sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Metode analisis kuantitas air limbah berdasarkan peruntukan bangunan SNI 03-7065-2005 air bersih, analisis kualitas air buangan menggunakan Permen LHK No. 68 tahun 2016 tentang baku mutu air limbah domestik, serta analisis rancangan anggaran biaya berdasarkan HSPK Bandar Lampung 2020-2021. Hasil penelitian bahwa berdasarkan perhitungan dan perancangan yang telah dibuat, IPAL yang akan digunakan sebagai sistem pengolahan air limbah PT. BGR (Persero) Divre VI Lampung yaitu dengan system Biofilter Aerob yang sesuai dengan karakteristik air limbah. Anggaran biaya Pembangunan IPAL sebesar Rp. 119,877.000,00,-.
SOSIALISASI JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN STUNTING DI KELURAHAN WAY GUBAK, KECAMATAN SUKABUMI, KOTA BANDAR LAMPUNG (Socialization of healthy latrines with stunting events in way gubak village, Sukabumi district, Bandar lampung regency) natalina natalina natalina; Rani Ismiarti Ergantara; Diah Ayu Wulandari; Rida Yuliana Andriani; Munira Munira; Nesti Agustin
xxxx-xxxx
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbm.v2i2.8691

Abstract

Stunting in infants and children has until now become a major problem in the world, including Indonesia. One of the risk factors for stunting is poor environmental sanitation. Sukabumi Subdistrict has a prevalence of stunting in Bandar Lampung Regency so that it is one of the priorities of the Bandar Lampung Regency Government in an effort to reduce stunting. A healthy latrine is a family sanitation facility that must be owned by every household. The purpose of this activity is to increase public knowledge about healthy latrines by analyzing the relationship between the condition of the latrine and the incidence of stunted children. This research was conducted in the 1st ward of Way Gubak Village, Sukabumi District on 03 August 2022. The method used in this activity is an interactive lecture using a proyector slide tool prop with a presentation on small-scale, household and communal healthy latrines, followed by a question and answer. This activity was attended by 46 people from the way Gubak village.The results obtained include the community being very enthusiastic about the material provided; this can be seen from the questions asked by the community and the number of people who are able to answer questions. With this activity, it is hoped that it can change people's minds that healthy latrines are necessary for children's growth.