Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN ETNOFARMASI DAN FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT KAMPUNG ADAT URUG, KECAMATAN SUKAJAYA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Ghalib Syukrilah Syahputra; Mutiara Ayudia Astuti; Piter Piter; Dayar Arbain
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 14 No 1 (2021): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v14i1.3016

Abstract

ABSTRACT Knowledge and arts of the traditionally use of medicinal plant are valuable assets of Indonesian culture, which should be documented and preserved. Simultaneously, the plant that are traditionally used for health care should be investigated, particularly regarding their chemical constituents, biological activities and their safety, as well. This study aimed to inventory of medicinal plants used by people from Kampung Adat Urug, a Sundanese traditional village. This community still practices their traditional way of life, including how to maintain health and to treat illness. This study began with an ethnobotanical survey using Participation Observatory Method (POM) and interviewing the selected traditional healers. Data analysis was carried out by calculating Use Value (UV), Relative Frequency of Citation (RFC), and Relative Importance (RI) of plant species. The study revealed 29 medicinal plants used by Kampung Urug community. Five medicinal plants (Ixora salicifolia, Scleria levis, Hippobroma longiflora; Pterocarpus indicus and Pothos junghuhnii) showed high level of UV, RFC, and RI. Those species were found to be potential in treating various neglected diseases, women health care during pregnancy, postpartum illness, and maintaining health care in general. Besides, there were four plants extracts, each from Barringtonia acutangula; Pterocarpus indicus; Selaginella cf. lana and Pothos junghuhnii which showed potent inhibition against Staphylococcus aureus. The phytochemical screening of the above extracts showed various major constituents, particularly phenolics and flavonoids. Keywords: Ethnopharmacy, Kampung Urug, Phytochemistry ABSTRAK Pengetahuan dan seni tentang penggunaan tumbuhan obat merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus didokumentasikan dan dilestarikan. Secara bersamaan tumbuhan obat yang digunakan untuk pemeliharaan kesehatan dan obat itu juga harus diteliti, khususnya kandungan kimia dan bioaktifitasnya serta divalidasi khasiat dan keamanan penggunaannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi penggunaan tumbuhan obat oleh salah satu masyarakat adat Suku Sunda yang tinggal tidak jauh dari kota Bogor yang dikenal dengan nama Kampung Adat Urug. Mereka hidup secara tradisional termasuk bagaimana memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Kajian ini dimulai dengan melakukan survei etnobotani menggunakan metode Participation Observatory Method (POM) dan mewawancarai beberapa dukun terpilih menggunakan analisis Use Value (UV), Relative Frequency of Citation (RFC), dan Relative Importance (RI). Pada kegiatan ini telah terkumpul 29 jenis tumbuhan obat, dibuat spesimen herbariumnya dan disiapkan juga ekstrak metanol dari tumbuhan obat yang dikoleksi tersebut. Berdasarkan metode POM dan wawancara beberapa dukun terpilih menggunakan analisis UV, RFC, dan RI, terpilih lima jenis tumbuhan obat, yaitu: Ixora salicifolia, Scleria levis, Hippobroma longiflora, Pterocarpus indicus dan Pothos junghuhnii, yang potential digunakan untuk berbagai penyakit terabaikan, perawatan wanita hamil dan setelah melahirkan serta untuk pemeliharaan kesehatan secara umum. Berdasarkan studi pustaka terdapat empat ekstrak tumbuhan; Barringtonia acutangula, P. indicus, Selaginella cf. plana, dan P. junghuhnii yang menghambat kuat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yang sering menyebabkan infeksi secara umum. Hasil penapisan fitokimia terlihat bahwa ekstrak-ekstrak yang aktif antimikroba di atas memperlihatkan adanya kandungan senyawa kimia khususnya senyawa fenolik dan flavonoid yang diperlukan untuk perencanaan kajian-kajian isolasi dan karakterisasi kandungan senyawa aktif yang ada. Kata kunci: Etnofarmasi, Fitokimia, Kampung Urug
PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN NEUROPATI DIABETIK Laporan Kasus di Ruang Rawat Rumah Sakit “X” piter piter
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v1i2.819

Abstract

Neuropati diabetik (ND) merupakan salah satu komplikasi kronis paling sering ditemukan pada diabetes melitus. Resiko yang dihadapi pasien diabetes melitus dengan neuropati diabetik antara lain ialah infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh-sembuh dan amputasi jari/kaki.Pasien Ny.Sy 63 tahun dengan BB 75 kg tercatat pada tanggal 20 November 2016 masuk Rumah Sakit “X” dengan keluhan utama badan pegal-pegal diseluruh tubuh, jari tangan dan kaki baal, pusing, BAB dan BAK tidak ada keluhan, telapak tangan dan kaki nyeri. Riwayat penyakit terdahulu Diabetes Mellitus tipe 2. Dan didiagosa oleh dokter Neuropati DM. Dari hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 20 November 2016 nilai tekanan darahnya tinggi 140/90  mmHg. Pada hasil pemeriksaan Laboratorium mengalami peningkatan Trigliserida dan Gula darah sewaktu yang menandakan bahwa pasien menderita DM. Dan mengalami  penurunan Hematokrik yang menandakan terjadinya anemia. Pemantauan terapi obat harus terus dilakukan kepada pasien untuk meningkatkan rasionalitas penggunaan obat. Dan sebaiknya mempertimbangkan penggunaan obat DM pada pasien, karena sewaktu-waktu gula darah pasien bisa meningkat, sebaiknya obat DM (Glibenklamid) tetap diminum selama perawatan. Memberikan edukasi kepada pasien agar memperbaiki lifestyle sepeti tidak merokok, minum alkohol, mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam, kolestrol dan mengurangi aktifitas fisik untuk mencegah kekambuhan atau keparahan penyakit
PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA (Gastroenteritis Akut) LAPORAN KASUS di RUANG RAWAT INAP ANAK di RUMAH SAKIT “X piter piter
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v2i1.818

Abstract

Diare  masih  banyak  terjadi  di  dunia  dan  menyebabkan  4 % kematian anak pada tahun 2009. Di Indonesia angka morbiditas diare pada anak -anak mencapai 60  %  sampai  80  %  dan  setiap  anak mengalami diare  rata - rata  1,6  sampai  2  kali  setahun  dengan  kematian  rata-rata  3,4  per  mil  pertahun  pada  balita  dan  12,7 per mil  per  tahun  pada  bayi.  Kasus  diare  pada bayi menduduki tempat kedua atau 11 % setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sebagai penyebab kematian (Betz, 2002).
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK URANG ARING (Eclipta albaL.) DENGAN AVICEL SEBAGAI ADSORBEN piter piter
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 1, No 2 (2016): Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.045 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v1i2.835

Abstract

ABSTRAK Avicel adalah komponen yang ditambahkan kedalam tablet hisap sebagai zat pengering (adsorben). Avicel bersifat kompresible dan iner. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum avicel sebagai zat tambahan dalam tablet hisap ekstrak urang-aring secara kempa langsung. Urang aring merupakan tumbuhan yang mengandung ekliptin, wedelolakton, beberapa turunan alkohol, alkaloida, saponin, flavonoida, tannin, dan tiofen. Daun Eclipta alba L. telah digunakan dalam pengobatan sakit gigi, gigi berlubang dan gusi bengkak.Ekstrak etanol daun urang-aring pada konsentrasi 15% menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab karies gigi.Tablet hisap merupakan tablet kempa yang dirancang untuk melarut atau hancur perlahan dan tidak mengalami kehancuran langsung tapi terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu 10-30 menit di dalam mulut.Tablet hisap umumnya ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan. Penelitian dimulai dengan mengekstraksi herba urang-aring dan kemudian ditambahkan avicel dengan variasi konsentrasi pada setiap formula yaitu sebanyak 7.5%, 15%, 22.5%, 30%, dan 37.5% pada setiap tablet hisap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet hisap pada setiap formulasi memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia IV untuk sifat fisik tablet hisap. Tablet hisap yang ditambahkan avicel sebanyak 30% (formula IV) menunjukkan hasil paling baik menurut sifat fisik tablet hisap. Kata Kunci : avicel, tablet hisap, adsorben, kempa langsung, Eclipta alba ABSTRACT Avicel is a filler component added to the lozenges as a drying agent (adsorbent). Avicel is compressible and inert. The purpose of this research is to determine the optimum concentration  of Avicel as an additive in lozenges of Eclipta alba extract with direct compression. Eclipta albais a plant that contains ecliptine, wedelolakton, some alcohol derivatives, alkaloids, saponins, flavonoids, tannins, and thiophene. Eclipta albaL. leaves have been used in the treatment of toothache, cavities and gum swelling. Ethanol extract of Eclipta alba’s leaves at concentration of 15% showed antimicrobial activity against bacteria that cause dental caries. Lozenges are designed to dissolve or disintegrate slowly and had not experienced the direct but eroded gradually within a period of 10-30 minutes in the mouth. Lozenges are generally intended for the treatment of local irritation or infection of the mouth or throat, but can also contain active ingredients intended for systemic absorption after ingestion. The research begin by extracting herbs Eclipta alba and then add Avicel with concentration variation 7.5%, 15%, 22.5%, 30%, and 37.5% in each lozenges. The results show that all lozenges are fulfill Pharmacopeia of Indonesia 4th Edition for physical property. The lozenges which use Avicel 30% (formula IV) shows the best results according to the physical properties oflozenges. Key words : avicel, lozenges, adsorbent, direct compression, Eclipta alba