Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan antara Optimisme dengan Kualitas Hidup pada Pasien Lupus Eritematosus Permitasari, Akrim; Nurudhin, Arief; Wicaksono, Bagus
Nexus Kedokteran Klinik Vol 3, No 3 (2014): Nexus Kedokteran Klinik
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.046 KB)

Abstract

Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is an auto-immune disease that is vary since its relapse period (flare) and remission period. The occurence of flare on SLE consist of many factors, one of them is depression that is caused by stress. While, the optimists are known as people who have good ability on dealing with stress. This research is aimed to find out the relation between optimism and living quality of patients who suffered from SLE. Research Method: This research was an analytic observational research with cross sectional approach. The sample was SLE patients who are fused in Griya Kupu Surakarta community. This research conducted by filling out the quetionnaires, optimism quetionnaire (Life Orientation Test-Revised) and quality of life quetionnaire (SF-36). From these two data, the researcher did the analysis using Pearson’s product moment correlation analysis. Then, the data were treated by using SPSS 14,0 for Windows application. Result: Based on the analysis, there were some result obtained: there was a strong unidirectional relation (r = 0,613) and significant (sig = 0,000) between optimism and quality of life. There was varied relationship between optimism and quality of life on each domain. Optimism had strong unidirectional relation on physical function domain (r = 0,515, sig = 0,003), pain domain (r = 0,570, sig = 0,001), social function domain (r = 0,602, sig = 0,000) and general health (r = 0,614, sig = 0,000). Optimism had quite strong unidirectional relation with physical role domain (r = 0,329, sig = 0,071), the role of emotion domain (r = 0,429, sig = 0,016) and energy domain (r = 0,498, sig = 0,004). But, on physical role domain (sig = 0,071) this result was not significant.  Optimism had inversely relation with mental health (r = -0,318, sig = 0,087), this result was not significant. Conclusion: Based on this research, it can be concluded that there is a strong relation (r = 0,613, sig = 0,000) between optimism and quality of life of Systemic Lupus Erythematosus  patients. Key Words: Systemic Lupus Erythematosus, Optimism, Quality of Life 
PENGARUH SECRETOME SEL PUNCA MESENKIMAL TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN-1β DAN CASPASE-1 Shiddiqi, Toumi; Adnan, Zainal Arifin; Nurudhin, Arief
Biomedika Vol 9, No 2 (2017): Biomedika Agustus 2017
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v9i2.5840

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus adalah penyakit inflamasi autoimun kronis dengan manifestasi klinis  beragam dan luas. Pemberian injeksi pristan intraperitoneal dapat menginduksi lupus pada mencit. IL-1β merupakan sitokin inflamasi yang berperan pada patogenesis SLE melalui jalur Caspase-1. Secretome sel punca mesenkimal mengandung Stanniocalcin-1 yang berperan sebagai antiinflamasi. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh secretome sel punca mesenkimal terhadap ekspresi IL-1β dan Caspase-1  pada mencit model lupus dengan induksi pristan. Penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design, sampel 21 ekor mencit betina Mus Musculus galur Balb/C, dibagi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (injeksi intraperitoneal NaCl 0,9% 0,5 ml), kelompok pristan (injeksi pristan intraperitoneal 0,5 ml) dan kelompok pristan+secretome (injeksi intraperitoneal pristan 0,5 ml dan secretome 0,45 ml). Penelitian dilakukan selama 3 minggu, secretome diberikan pada akhir penelitian. Dinilai ekspresi IL-1β dan Caspase-1 secara imunohistokimia. Analisis  statistik menggunakan IBM SPSS 20 dengan uji ANOVA dilanjutkan uji post hoc LSD. P bermakna jika p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ekspresi IL-1β pada ketiga kelompok yaitu kontrol (22,75±8,30); pristan (79,67±18,24); pristan+secretome (19,94±6,41), dengan kemaknaan p=0,000. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi IL-1β antara kelompok kontrol vs pristan (-56,92±6,69; p=0,000), kelompok pristan vs pristan+secretome (61,31±6,69; p=0,000). Rata-rata ekspresi Caspase-1 pada ketiga kelompok yaitu kontrol(17,04±6,30); pristan (81,25±17,32); pristan+secretome (21,97±12,59), dengan kemaknaan p=0.000. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi Caspase-1 antara kelompok kontrol vs pristan (-64,21±6,69; p=0,000) dan kelompok pristan vs pristan+secretome (59,28±6,69; p=0,000).Simpulan yang dapat diambil adalah  secretome sel punca mesenkimal menurunkan ekspresi IL-1β dan Caspase-1 pada mencit model lupus dengan induksi pristan.Kata Kunci: Caspase-1, Interleukin-1β, Pristan, Secretome, Systemic Lupus Erythematosus.
MODULASI SEL PUNCA MESENKIMAL DALAM MENURUNKAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN SEBAGAI TERAPI NEFRITIS LUPUS Maharani, Indah Putri; Adnan, Zainal Arifin; Nurudhin, Arief
Biomedika Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v9i1.4340

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis dengan gambaran klinis luas dan perjalanan penyakit beragam. Pemberian pristan intraperitoneal dapat menginduksi lupus pada mencit. Secretome sel punca mesenkimal bekerja secara parakrin memberikan efek antinflamasi dan imunomodulasi antara lain mensupresi sel T dan sel B autoreaktif. High Sensitivity C-Reactive Protein (hsCRP) terkait dengan patogenesis SLE dan selaras dengan aktifitas penyakit.Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh secretome sel punca mesenkimal terhadap kadar hsCRP pada mencit model lupus dengan induksi pristan. Desain penelitian adalah eksperimental dengan randomisasi, post test only control group design, sampel 21 ekor mencit betina Mus Musculus galur Balb/C, dibagi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (injeksi intraperitoneal NaCl 0,9% 0,5 ml), kelompok perlakuan (injeksi pristan intraperitoneal 0,5 ml) dan kelompok terapi (injeksi intraperitoneal pristan 0,5 ml dan secretome 0,45 ml). Penelitian dilakukan selama 3 minggu, secretome diberikan pada akhir penelitian. Sesudah perlakuan dinilai kadar hsCRP secara ELISA. Analisis statistik menggunakan SPSS 22 for windows dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan Mann-Whitney U test. P bermakna jika p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar hsCRP pada ketiga kelompok yaitu kontrol 440.68(110.08-564.29) ng/ mL; perlakuan (pristan) 2964.26(601.13-3926.10) ng/mL; terapi pristan+secretome) 506.93(207.62-1473.46) ng/mL, dengan kemaknaan p=0.008. Terdapat perbedaan bermakna kadar hsCRP antara kelompok pristan vs pristan+secretome (2457.33 ng/mL; p=0.047). Secretome sel punca mesenkimal mampu menurunkan kadar hsCRP pada mencit model lupus dengan induksi pristan.Kata Kunci: High Sensitivity C-Reactive Protein, Nefritis lupus, Secretome
MODULASI SEL PUNCA MESENKIMAL DALAM MENURUNKAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN SEBAGAI TERAPI NEFRITIS LUPUS Indah Putri Maharani; Zainal Arifin Adnan; Arief Nurudhin
Biomedika Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v9i1.4340

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis dengan gambaran klinis luas dan perjalanan penyakit beragam. Pemberian pristan intraperitoneal dapat menginduksi lupus pada mencit. Secretome sel punca mesenkimal bekerja secara parakrin memberikan efek antinflamasi dan imunomodulasi antara lain mensupresi sel T dan sel B autoreaktif. High Sensitivity C-Reactive Protein (hsCRP) terkait dengan patogenesis SLE dan selaras dengan aktifitas penyakit.Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh secretome sel punca mesenkimal terhadap kadar hsCRP pada mencit model lupus dengan induksi pristan. Desain penelitian adalah eksperimental dengan randomisasi, post test only control group design, sampel 21 ekor mencit betina Mus Musculus galur Balb/C, dibagi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (injeksi intraperitoneal NaCl 0,9% 0,5 ml), kelompok perlakuan (injeksi pristan intraperitoneal 0,5 ml) dan kelompok terapi (injeksi intraperitoneal pristan 0,5 ml dan secretome 0,45 ml). Penelitian dilakukan selama 3 minggu, secretome diberikan pada akhir penelitian. Sesudah perlakuan dinilai kadar hsCRP secara ELISA. Analisis statistik menggunakan SPSS 22 for windows dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan Mann-Whitney U test. P bermakna jika p0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar hsCRP pada ketiga kelompok yaitu kontrol 440.68(110.08-564.29) ng/ mL; perlakuan (pristan) 2964.26(601.13-3926.10) ng/mL; terapi pristan+secretome) 506.93(207.62-1473.46) ng/mL, dengan kemaknaan p=0.008. Terdapat perbedaan bermakna kadar hsCRP antara kelompok pristan vs pristan+secretome (2457.33 ng/mL; p=0.047). Secretome sel punca mesenkimal mampu menurunkan kadar hsCRP pada mencit model lupus dengan induksi pristan.Kata Kunci: High Sensitivity C-Reactive Protein, Nefritis lupus, Secretome
PENGARUH SECRETOME SEL PUNCA MESENKIMAL TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN-1β DAN CASPASE-1 Toumi Shiddiqi; Zainal Arifin Adnan; Arief Nurudhin
Biomedika Vol 9, No 2 (2017): Biomedika Agustus 2017
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v9i2.5840

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus adalah penyakit inflamasi autoimun kronis dengan manifestasi klinis  beragam dan luas. Pemberian injeksi pristan intraperitoneal dapat menginduksi lupus pada mencit. IL-1β merupakan sitokin inflamasi yang berperan pada patogenesis SLE melalui jalur Caspase-1. Secretome sel punca mesenkimal mengandung Stanniocalcin-1 yang berperan sebagai antiinflamasi. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh secretome sel punca mesenkimal terhadap ekspresi IL-1β dan Caspase-1  pada mencit model lupus dengan induksi pristan. Penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design, sampel 21 ekor mencit betina Mus Musculus galur Balb/C, dibagi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (injeksi intraperitoneal NaCl 0,9% 0,5 ml), kelompok pristan (injeksi pristan intraperitoneal 0,5 ml) dan kelompok pristan+secretome (injeksi intraperitoneal pristan 0,5 ml dan secretome 0,45 ml). Penelitian dilakukan selama 3 minggu, secretome diberikan pada akhir penelitian. Dinilai ekspresi IL-1β dan Caspase-1 secara imunohistokimia. Analisis  statistik menggunakan IBM SPSS 20 dengan uji ANOVA dilanjutkan uji post hoc LSD. P bermakna jika p0,05. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ekspresi IL-1β pada ketiga kelompok yaitu kontrol (22,75±8,30); pristan (79,67±18,24); pristan+secretome (19,94±6,41), dengan kemaknaan p=0,000. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi IL-1β antara kelompok kontrol vs pristan (-56,92±6,69; p=0,000), kelompok pristan vs pristan+secretome (61,31±6,69; p=0,000). Rata-rata ekspresi Caspase-1 pada ketiga kelompok yaitu kontrol(17,04±6,30); pristan (81,25±17,32); pristan+secretome (21,97±12,59), dengan kemaknaan p=0.000. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi Caspase-1 antara kelompok kontrol vs pristan (-64,21±6,69; p=0,000) dan kelompok pristan vs pristan+secretome (59,28±6,69; p=0,000).Simpulan yang dapat diambil adalah  secretome sel punca mesenkimal menurunkan ekspresi IL-1β dan Caspase-1 pada mencit model lupus dengan induksi pristan.Kata Kunci: Caspase-1, Interleukin-1β, Pristan, Secretome, Systemic Lupus Erythematosus.
Hubungan antara Optimisme dengan Kualitas Hidup pada Pasien Lupus Eritematosus Akrim Permitasari; Arief Nurudhin; Bagus Wicaksono
Nexus Kedokteran Klinik Vol 3, No 3 (2014): Nexus Kedokteran Klinik
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.046 KB)

Abstract

Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is an auto-immune disease that is vary since its relapse period (flare) and remission period. The occurence of flare on SLE consist of many factors, one of them is depression that is caused by stress. While, the optimists are known as people who have good ability on dealing with stress. This research is aimed to find out the relation between optimism and living quality of patients who suffered from SLE. Research Method: This research was an analytic observational research with cross sectional approach. The sample was SLE patients who are fused in Griya Kupu Surakarta community. This research conducted by filling out the quetionnaires, optimism quetionnaire (Life Orientation Test-Revised) and quality of life quetionnaire (SF-36). From these two data, the researcher did the analysis using Pearsons product moment correlation analysis. Then, the data were treated by using SPSS 14,0 for Windows application. Result: Based on the analysis, there were some result obtained: there was a strong unidirectional relation (r = 0,613) and significant (sig = 0,000) between optimism and quality of life. There was varied relationship between optimism and quality of life on each domain. Optimism had strong unidirectional relation on physical function domain (r = 0,515, sig = 0,003), pain domain (r = 0,570, sig = 0,001), social function domain (r = 0,602, sig = 0,000) and general health (r = 0,614, sig = 0,000). Optimism had quite strong unidirectional relation with physical role domain (r = 0,329, sig = 0,071), the role of emotion domain (r = 0,429, sig = 0,016) and energy domain (r = 0,498, sig = 0,004). But, on physical role domain (sig = 0,071) this result was not significant. Optimism had inversely relation with mental health (r = -0,318, sig = 0,087), this result was not significant. Conclusion: Based on this research, it can be concluded that there is a strong relation (r = 0,613, sig = 0,000) between optimism and quality of life of Systemic Lupus Erythematosus patients. Key Words: Systemic Lupus Erythematosus, Optimism, Quality of Life
Flavonoid Content Combination of Averrhoa bilimbi L and Phaleria macrocarpa Fruit Extract as Chemoprevention Agent against COVID-19 Sholehah, Laila; Listyawati, Shanti; Nurudhin, Arief
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S1 (2022): Suplement 1
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1258.362 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS1.1077

Abstract

The covid pandemic that has occurred for more than two years is still not over. Even in January 2022, with the new variant, Omicron, the number of COVID-19 cases has increased dramatically. According to statistics, on January 25 there were 3,559,000,464 new cases of COVID-19 and an average of 7 days as many as 3,397,073 cases. Therefore, it is important to take preventive measures to avoid the COVID-19 virus. One of them by eating foods high in antioxidants. Some fruits that are high in antioxidants are Averrhoa bilimbi L and Phaleria macrocarpa. Flavonoids are one of the types of antioxidants found in Averrhoa bilimbi L and Phaleria macrocarpa which function to inhibit the formation of Reactive Oxygen Species (ROS) by inhibiting enzymes in the formation of ROS and increasing the regulation and protection of antioxidants to prevent various negative impacts such as degenerative diseases and decreased immunity so that it can prevent exposure to the COVID-19 virus. The purpose of this study was to determine the levels of flavonoids in the combination of extracts of Averrhoa bilimbi L and Phaleria macrocarpa. The method used is the UV-VIS spectrophotometry method. The result of this research is that the flavonoid content of Averrhoa bilimbi L is 2.32 mg/g, the extract of Phaleria macrocarpa is 4.83 mg/g and the combination of the two is 4.77 mg/g. From these results, it can be said that the extract of Phaleria macrocarpa has the highest flavonoid content of 4.83 mg/g. Abstrak: Pandemi COVID-19 yang sudah terjadi lebih dari dua tahun masih belum berakhir bahkan pada Januari 2022 dengan adanya varian baru yaitu omicron, jumlah kasus COVID-19 meningkat drastis. Menurut statistik, pada 25 Januari terdapat 3.559.000.464 kasus baru COVID-19 dan rata-rata 7 hari sebanyak 3.397.073 kasus. Oleh karena itu pentingnya upaya pencegahan agar terhindar dari virus COVID-19. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan tinggi antioksidan. Beberapa buah yang tinggi antioksidan adalah buah belimbing wuluh dan buah mahkota dewa. Flavonoid merupakan salah satu jenis antioksidan yang terdapat pada buah belimbing wuluh dan buah mahkota dewa yang berfungsi menghambat pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS) dengan menghambat enzim dalam pembentukan ROS dan meningkatkan regulasi serta proteksi dari antioksidan sehingga dapat mencegah berbagai dampak negatifnya seperti penyakit degenerative dan penurunan imunitas sehingga dapat mencegah dari terpaparnya virus COVID-19. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar flavonoid pada kombinasi ekstrak buah belimbing wuluh dan buah mahkota dewa. Metode yang digunakan yaitu metode spektrofotometri UV-VIS. Hasil penelitian ini yaitu didapatkan kadar flavonoid buah belimbing wuluh sebesar 2.32 mg/g, ekstrak buah mahkota dewa sebesar 4.83 mg/g dan kombinasi dari keduanya sebesar 4.77 mg/g. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa memiliki kadar flavonoid tertinggi yaitu 4.83 mg/g.