Tantri, Aida Rosita
Department Of Anesthesiology And Intensive Therapy, Faculty Of Medicine, University Of Indonesia – Ciptomangunkusumo National Center General Hospital, Jakarta, Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Neuroanestesi Indonesia

Penggunaan Lidokain Intravena untuk Adjuvan Obat Analgesik pada Operasi Bedah Saraf Riyadh Firdaus; Aida Rosita Tantri; Teddy Kurniawan; Laksmi Senja Agusta; Fulki Fadhila; Gunawan Sukoco; Harris Putra Reza
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.975 KB) | DOI: 10.24244/jni.v11i2.448

Abstract

Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang bersifat subjektif yang melibatkan sensoris, emosional, dan tingkah laku yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan. Manajemen nyeri pascaoperasi dinilai esensial karena akan memberikan hasil luaran yang baik pada pasien serta meningkatkan kualitas hidup pascaoperasi. Opioid merupakan obat analgesik intravena yang paling sering digunakan sebagai terapi nyeri perioperatif, namun memiliki efek samping yang kurang menyenangkan. Pengembangan dalam penggunaan obat analgesik yang lebih efektif diperlukan, salah satu adalah lidokain intravena yang memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan opioid. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan lidokain sebagai obat analgesik intraoperatif memiliki efek samping minimal dan pemulihan lebih cepat. Penelitian lain juga menunjukkan penggunaan lidokain sebagai analgesik pada operasi bedah saraf memiliki efek yang cukup baik. Maka dari itu, tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai penggunaan lidokain sebagai terapi adjuvan obat analgesik, khususnya pada operasi bedah saraf. The Use of Intravenous Lidocaine as Adjuvant Analgesia in NeurosurgeryAbstractPain is a subjective feeling or experience involving sensory, emotional, and unpleasant behavior caused by tissue damage. Postoperative management is considered essential because it will provide excellent results for patients and improve postoperative quality of life. Opioids are intravenous analgesic drugs that are most often used as perioperative pain therapy but have unpleasant side effects. Developments in using more effective analgesic drugs are needed, one of which is intravenous lidocaine which has fewer side effects than opioids. Several studies have shown that lidocaine as an intraoperative analgesic drug has minimal side effects and faster recovery. Other studies have also shown lidocaine as an analgesic in neurosurgery surgery to have a fairly good effect. Therefore, this literature will discuss lidocaine as an adjuvant therapy, especially in neurosurgery operations.
Efek Penggunaan Propofol terhadap Kejadian Disfungsi Kognitif Pasca Operasi pada Pasien Lanjut Usia: Sebuah Telaah Sistematik Riyadh Firdaus; Aida Rosita Tantri; Daffa Abhista Wicaksana; Sandy Theresia; Vircha Anakotta
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24244/jni.v11i3.481

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Disfungsi kognitif pascaoperasi/Postoperative Cognitive Dysfunction (POCD) umum terjadi pada pasien usia lanjut setelah operasi. Propofol merupakan salah satu agen anestesi yang sering digunakan, namun keterkaitannya dengan kejadian POCD. Telaah sistematik ini bertujuan mengetahui efek anestesi propofol terhadap POCD pada pasien lanjut usia.Subjek dan Metode: Penelusuran literatur melalui database PubMed, Cochrane, dan ScienceDirect untuk mengidentifikasi semua uji acak yang membandingkan tingkat kejadian POCD pada pasien lanjut usia ≥ 55 tahun yang menerima agen anestesi propofol dengan agen anestesi lainnya dan dipublikasikan dalam Bahasa Inggris. Artikel sekunder yang bukan merupakan jurnal dan artikel penelitian akan dieksklusi. Cochrane Risk of Bias digunakan untuk menilai potensi bias. Hasil: Kami mengidentifikasi 3 uji acak dengan total 478 pasien yang menjalani pembedahan. 478 pasien yang menjalani operasi non-kardiak. 212 subjek mendapatkan intervensi propofol, 266 mendapat intervensi agen anestesi lain seperti dexmedetomidine, midazolam, atau sevoflurane. Mayoritas membahas perbandingan propofol dan agen anestesi lain terhadap kejadian POCD pada bedah non-kardiak Simpulan: Propofol dan agen anestesi lain seperti dexmedetomidine, midazolam, dan sevoflurane tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap insidensi POCD pada pasien lanjut usia. Namun, propofol terbukti memiliki insidensi POCD jangka pendek yang lebih rendah dibandingkan dengan agen anestesi lain..