Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGALAMAN PASIEN DIABETES MELITUS DALAM MENJAGA KESTABILAN GULA DARAH Iin Indriani; Kristina Everentia Ngasu

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/asjn.v1i1.17024

Abstract

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia berjumlah 387 juta jiwa dengan prevalensi 8,3% penduduk, setiap 7 detik 1 orang di dunia meninggal karena penyakit Diabetes Melitus. Jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 10,3 juta jiwa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman pasien diabetes dalam menjaga kadar gula darah agar tetap terkontrol. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi deskriptif yang bertujuan untuk menjabarkan, menjelaskan, menginterprestasikan dan menganalisa hasil secara mendalam dan terstruktur untuk memperoleh data mengenai pengalaman hidup pasien dalam bentuk cerita dan narasi. Hasil penelitian didapatkan tiga tema yakni (1) Pengetahuan tentang diabetes mlitus, (2) Penyebab kenaikan gula darah, (3) Cara mengontrol gula darah. Kesimpulan: Pasien diabetes melitus dalam menjaga kadar gula darah agar tetap terkontrol bahwa memiliki beragam pengalaman.
Literature Review : Hubungan Antara Caring dan Komunikasi Terapeutik dengan Kualitas Pelayanan Keperawatan irbah mutmainah; Kristina Everentia Ngasu
MIDWINERSLION : Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng Vol. 6 No. 2 (2021): Midwinerslion Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Publisher : STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.132 KB) | DOI: 10.52073/midwinerslion.v6i2.229

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan rumah sakit, yang mempunyai posisi sangat strategis dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan konsumen yang datang ke rumah sakit. Tujuan sistematik review ini dibuat adalah untuk mengetahui gambaran mengenai hubungan antara caring dan komunikasi terapeutik dengan kualitas pelayanan keperawatan. Metode yang digunakan dengan pencarian data base artikel terdiri dari studi kuantitatif yang dikumpulkan dari basis data base scholar terbitan tahun 2015-2020. Hasil menunjukkan bahwa caring baik sehingga pasien merasa puas dan komunikasi terapeutik baik sehingga pasien merasa puas terhadap kualitas yang diberikan dalam pelayanan keperawatan. Kesimpulan kualitas pelayanan kesehatan memiliki pengaruh terhadap frekuensi tingkat kepuasan pasien semakin baik kualitas pelayanan kesehatan maka semakin baik pula frekuensi tingkat kepuasan pasien. Maka,ada hubungan yang signifikan antara caring dan komunikasi terapeutik dengan kualitas pelayanan keperawatan. Kata kunci : caring, komunikasi terapeutik, kualitas pelayanan keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA RINGAN DENGAN PEMBERIAN INTERVENSI TERAPI MUSIK UNTUK MENGURANGI NYERI diyah, Fatihatussa’diyah; Kristina Everentia Ngasu; Juwita Adingingsih
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v4i5.4973

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai pendarahan interstitial dalam substansi otak diikuti dengan terputusnya kontinuitas otak. Salah satu diagnosa keperawatan prioritas yaitu nyeri untuk itu terapi nonfarmakologi yang dapat diberikan pada penderita cedera kepala ringan adalah terapi musik. Terapi musik merupakan aktivitas terapeutik yang menggunakan media musik untuk proses relaksasi menurunkan tingkat nyeri pada pasien. Tujuan : untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan menurunkan tingkat nyeri. Metode : yang digunakan adalah studi kasus dengan melakukan asuhan keperawatan pada pasien cedera kepala ringan dengan pemberian terapi musik selama 3 hari, dimana tingkat nyeri diukur sebelum dan sesudah terapi musik. Hasil : setelah pemberian intervensi pasien menunjukan perubahan Tingkat nyeri dengan skala nyeri menjadi 3 (ringan), sebelum dilakukan terapi musik pasien mengeluh nyeri dengan skala nyeri 8 (berat), masalah nyeri teratasi setelah hari ke 3, dan interevensi dihentikan. Kesimpulan : terapi music dapat menurunkan nyeri pada pasien Cedera Kepala Ringan. Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Cedera Kepala Ringan, Nyeri, Terapi Music
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIC DENGAN PEMBERIAN INTERVENSI RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT Siti Yunisatul Qibtiah; Kristina Everentia Ngasu; Juwita Adiningsih
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v5i1.4979

Abstract

Latar Belakang: Stroke merupakan suatu manifestasi penyakit sistemik pada usia lanjut berupa gangguan peredaran darah ke otak yang meyebabkan defisit neurologik. Salah satunya adalah stroke non hemoragik Dimana gangguan stroke yaitu hemiparase sinistra ini perlu dilakukan intervensi tindakan keperawatan yang tepat seperti latihan penguatan sendi/Range Of Motion (ROM). Tujuan: Tujuan memberikan asuhan yang komprehensif dan khususnya tindakan ROM ini untuk memberikan perubahan kekuatan otot pada pasien.Metode: Menggunakan metode studi kasus yang melibatkan satu pasien stroke hemoragik. Latihan ROM dilakukan dengan mengukur kekuatan otot sebelum maupun sesudah intervensi dengan Manual Muscle Testing yang memiliki skala 0-5 dengan mengamati kekuatan otot pada pasien. Hasil: Masalah keperawatan utama pasien adalah gangguan mobilitas fisik ditandai dengan hemiparesis sinistra, kekuatan otot ektremitas atas sinistra 1 dan ekstremitas bawah sinistra 2. Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari berupa latihan ROM pasif, Hasil kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah bagian sinistra meningkat menjadi 2 dan 4. Kesimpulan: Pemberian latihan ROM pasif dapat meningkatkan kualitas hasil asuhan perawatan, salah satunya adalah meningkatkan kekuatan otot. Diharapkan studi kasus ini dapat dikembangkan dengan mengombinasikan latihan ROM pasif dengan intervensi lain seperti terapi menggenggam bola karet. Saran: Diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi hambatan rentang gerak pasien
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE NON HEMORRAGIC DENGAN HEMIPHARESE MELALUI PEMBERIAN INTERVENSI TERAPI GENGGAMAN BOLA KARET Nur Rohmah; Kristina Everentia Ngasu
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v5i1.4990

Abstract

Latar Belakang : Stroke non haemorrhagic merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya penyumbatan pembuluh darah sehingga memutus supai darah ke otak. Akibat dari penyumbatan pembuluh darah diantaranya yaitu terjadi kelemahan anggota tubuh atau hemipharese. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan adalah dengan pemberian Terapi Genggaman Bola Karet untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke non haemorragic. Tujuan : Pemberian asuhan keperawatan ini bertujuan untuk melakukan asuhan yang komperhensif melalui intervensi terapi genggaman bola karet, khususnya pada pasien stroke non haemorragic yang mengalami kelemahan. Metode : Metode pada asuhan keperawatan yaitu dengan mendemontrasikan tentang cara melakukan terapi genggaman bola karet dan edukasi terkait terapi yang diberikan, serta pengukuran sebelum dan sesudah terapi. Hasil : Hasil yang didapatkan melalui penerapan terapi non farmakologis dengan terapi genggaman bola karet selama 3 hari 10 menit, menunjukkan adanya peningkatkan kekuatan tonus otot pada pasien yang sebelumnya nilai kekuatan otot 3, kemudian sesudah diberikan terapi menjadi 4. Kesimpulan : Terapi menggenggam bola karet terhadap kekuatan otot pada pasien stroke non hemorrhagic yang dilakukan intervensi selama 3 hari mampu meningkatkan kekuatan otot pasien.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN TUBERKULOSIS (TBC) DI WILAYAH KAPUK KEBON JAHE Fitria Rahma Wandari; Kristina Everentia Ngasu; Dewi Puspita Sari
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 4 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v7i4.5599

Abstract

Pendahuluan: Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu penyakit infeksi menular kronis yang tidakmendapat perhatian serius dimasyarakat dunia. Perhatian tidak serius pada perilaku perlindungan diri di masyarakat dan kurangnya pengetahuan pola hidup menjadi penyebab tingginya kasus tuberkulosis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan tuberkulosis (TBC) di wilayah Kapuk Kebon Jahe. Desain Penelitian: penelitian ini yaitu kuantitatif, desain penelitian cross sectional menggunakanteknik total sampling dan sampel sebanyak 156 responden namun terdapat 5 termasuk ke dalam kriteria ekslusi jadi total sampel sebnayak 151 responden, dengan instrument kuesioner. Analisa Data: penelitian ini menggunakan uji normalitaskolmogrov smirnov, univariat mengenaidistribusi frekuensi, bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil: pengetahuan pencegahan tuberkulosis (TBC) baik sebanyak 50,6% (81) responden, perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan tuberkulosis (TBC) baik sebanyak 51,3% (77) responden, dan hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan tuberkulosis (TBC) baik sebanyak 70,1% (89) responden. Uji analisis chi-square didapatkan p-value 0,000 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan tuberkulosis (TBC) di Wilayah Kapuk Kebon Jahe. Kesimpulan: ada hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan tuberkulosis (TBC) di Wilayah Kapuk Kebon Jahe.