Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON MUTU TINGGI BERSERAT TEMBAGA DENGAN METODE DREUX Slamet Prayitno; Supardi Supardi; Agung Setyo Nugroho
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37216

Abstract

Struktur bangunan mengalami perkembangan yang pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah satu struktur yang sangat diandalkan kekuatanya saat inidan banyak dimanfaatkan pada pembangunan gedung-gedung tinggi, jembatan, tower dan sebagainya. Maka struktur tersebut membutuhkan beton mutu tinggi agar bisa menopang pembebanan yang besar. High strenght concrete yaitu beton dengan kekuatan yang tinggi atau diatas kekuatan standar yang mana hal tersebut dipengaruhi dari beberapa hal, seperti FAS (faktor air semen), kualitas agregat dan bahan tambah. Beton mutu tinggi metode dreux, yaitu suatu perancangan campuran beton yang telah dikembangkan oleh Prof. George Dreux sehingga akan didapatkan kekuatan tekan hingga 46 MPa. Beton mutu tinggi berserat tembaga metode dreux yakni beton yang terdiri dari agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), semen portland, air ditambah dengan serat tembaga dan baja tulangan yang dirangkai. Serat tembaga dipilih karena merupakan daur ulang limbah dari kabel dan banyak terdapat di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan serat tembaga terhadap kapasitas lentur balok. Pengujian ini menggunakan metode experimental dengan benda uji berupa balok dengan 2 titik pembebanan yang berukuran 8 cm x 12 cm x 100 cm. Jumlah sampel 20 buah, dimana masing masing per persentase serat 0%; 0,5%; 1%; 1,5%, dan 2% berjumlah 4 buah. Mutu beton yang direncanakan adalah f'c = 46 MPa. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian dan perhitungan menunjukan peningkatan kapasitas lentur Rerata dan kapasitas lentur dengan analisis rumus Suhendro sebesar 12,68% sebesar 0,57 Tonm dan 12,02% sebesar 0,54 Tonm, kemudian 0,85% sebesar 0,305 Tonm untuk kapasitas lentur dengan analisis rumus SNI. Peningkatan kapasitas lentur terjadi di kadar serat optimum 0,95%-1,07%. Hal ini disebabkan adanya pengaruh penambahan serat pada benda uji. Serat yang ditambahkan dapat menyebar secara merata dimana serat seolah-olah berfungsi sebagai penambah kuat tarik tulangan mikro selain baja tulangan balok itu sendiri. Semua pola retak awal terjadi di 1/3 tengah bentang dan keruntuhannya terjadi didaerah tersebut, Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai keruntuhan lentur.
Pengaruh Model Pembelajaran Kolaborasi Berbasis E-Learning Schoology Kelas XI SMA Negeri 6 Semarang Agung Setyo Nugroho
Joined Journal (Journal of Informatics Education) Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1 (2022)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/joined.v5i1.2068

Abstract

Pembelajaran secara online yang merupakan imbas dari adanya pandemi COVID-19 menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung penerapan TIK di sekolah karena berpengaruh pada hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh aktivitas belajar, pemahaman, dan pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara langsung. Perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar, yaitu dengan model pembelajaran kolaborasi berbasis e-learning schoology. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (Pre-Experimental Design), dengan membandingkan hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen. Hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa hasil belajar siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 75,3 dan 84,0. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kolaborasi berbasis e-learning schoology dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Semarang, ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata 75,3 menjadi 84,0 dengan persentase sebesar 0,35% yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis dengan materi pelajaran yang berbeda dan dapat dikembangkan dengan mengukur variabel terikat lainnya.