Asrul
Dosen Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN MOL (MIKROORGANISME LOKAL) BAGI PETANI BAWANG MERAH DI DESA SOULOVE KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Hasriyanty; Asrul; Moh Yunus
Jurnal Abditani Vol. 4 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v4i2.124

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Soulove ini bertujuan untuk: dapat mendorong petani bawang merah dalam memanfaatkan potensi SDA yang dimiliki yang berada disekitar untuk pembuatan MOL sebagai sumber pupuk organik cair melalui kegitan penyuluhan, demo dan bimbingan teknis pembuatan MOL sehingga diharapkan petani mempunyai keterampilan untuk membuat sendiri MOL dari bahan bahan yang ada disekitar dan menjadikan MOL ini sebagai sumber untuk pupuk organik cair atau padat yang akan digunakan untuk tanaman bawang merah. Pupuk MOL ini mengandung bakteri perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali hama/penyakit tanaman. Oleh karena itu, MOL dapat dimanfaatkan sebagai (a) Pupuk organik cair, (b) Dekomposer atau biang pembuatan kompos, (c) Pestisida nabati. Kegitan pengabdian ini diawali dengan kegiatan survei untuk melihat potensi sumberdaya yang bisa digunakan untuk pembuatan MOL yang ada di sekitar desa. Selanjutnya diadakan penyuluhan, diskusi, praktek dan bimbingan pembuatan pupuk MOL. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa petani di desa Soulove antusias mengikuti kegiatan ini, hal ini ditunjukkan oleh keaktifan petani pada berbagai tahapan kegiatan. Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini menunjukkan bahwa petani yang masuk dalam kelompk tani “Sinar Tani” telah memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik untuk membuat MOL. Diharapkan, dengan ilmu dan keterampilan pembuatan MOL ini maka penggunaan pestisida kimia sintetik dapat dikurangi atau bahkan tidak lagi menggunakan pupuk kinia ini.
Virulensi beberapa isolat Pantoea ananatis penyebab penyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf blight) pada varietas bawang merah Asrul Asrul

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.48 KB) | DOI: 10.35891/agx.v11i2.1946

Abstract

Bacterial leaf blight caused by Pantoea ananatis in onions is a new disease in Indonesia. Information regarding the level of virulence of these pathogens in onion plants is unknown. This study aims to determine the level of virulence of P. ananatis isolates in onion plants originating from Cirebon, Tegal, Nganjuk, Bantul, and Sigi districts. The study was conducted by an experimental method using 150 pathogen isolates and 4 onion cultivars in a greenhouse from 5 regions. Experimental data were analyzed descriptively with the help of image and table views. The results showed that all pathogenic isolates had the same level of virulence (uniform) and were very virulent against 4 cultivars of obese bima, blue rice fields, bauji, and palasa. All of these isolates gave the same response to the fast incubation period (2.35 - 2.90 days), the percentage of leaves that were heavily attacked (67.44 - 81.76%), and a high infection rate (> 0.5 units per day).
Karakterisasi Jamur Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal Rot) pada Bawang Wakegi (Allium x wakegi Araki) Asrul - Asrul; Rosmini Rosmini; Ade Rista; Intan Dwi Astuti; Ahmad Yulianto
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.133 KB) | DOI: 10.37637/ab.v4i3.835

Abstract

Bawang wakegi merupakan hasil persilangan alami antara bawang merah (Allium cepa L. aggregatum group) dan bawang daun (Allium fistulosum L.).  Salah satu faktor yang mengganggu pertumbuhan dan mempengaruhi hasil produksi bawang wakegi di lapang adalah keberadaan penyakit busuk pangkal batang (basal rot) atau layu Fusarium.  Penyakit ini disebabkan oleh banyak spesies dari jamur patogen Fusarium spp yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik jamur patogen busuk pangkal batang yang menyerang bawang wakegi sehingga dapat dipastikan patogen penyebabnya.  Tahapan penelitian meliputi pengambilan sampel, isolasi jamur, uji patogenisitas,  dan karakterisasi secara makroskopis dan mikroskopis.  Hasil karakterisasi jamur patogen yang menginfeksi bawang wakegi mengarah pada karakteristik jamur F. oxysporum f.sp. cepae.
Uji Efektivitas Trichoderma spp. Untuk Menekan Perkembangan Jamur Ganodermaboninense Pat. Pada Media Pelepah Kelapa Sawit Moh. Intim Purwanto; Irwan Lakani; Asrul Asrul
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 4 No 4 (2016): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit disebabkan oleh infeksi jamur Ganoderma boninense yang merupakan penyakit penting yang menyerang perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pemberian Trichoderma spp. dan jumlah inokulum yang terbaik dalam menekan perkembangan jamur Ganoderma boninense pada media pelepah kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan dilaboratorium Unit Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah cara pemberian Trichoderma spp. dan faktor kedua ialah jumlah inokulum yang diulang sebanyak 4 kali. Data hasil pengamatan dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan dari analisis statistic bahwaTerdapat interaksi antara cara pemberian Trichoderma spp. dan jumlah inokulum dalam menekan perkembangan jamur G. boninense pada media pelepah sawit. Dimana interaksi terbaik terdapat pada aplikasi Trichoderma spp. sebelum inokulasi G. boninense dengan konsentrasi 8 g.Aplikasi jamur Trichoderma spp. menyebabkan waktu munculnya basidiokarp berbeda, waktu kemunculan basidiokarp paling lama terdapat pada perlakuan aplikasi Trichoderma spp. dengan konsentrasi 8 g yaitu 35.00 hari, namun tidak berbeda dengan aplikasi lainya tetapi berbeda dengan kontrol.
Efektivitas Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Terhadap Pertumbuhan Koloni Alternaria porri Penyebab Penyakit Bercak Ungu Pada Bawang Wakegi (Allium x wakegi Araki) Secara In vitro Sulistina Agustin; Asrul Asrul; Rosmini Rosmini
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 4 No 4 (2016): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit bercak ungu (A. porri) diketahui sebagai penyakit utama pada pertanaman bawang-bawangan dan telah menjadi endemik di pusat-pusat pertanaman bawang. Sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi petani. Daun mimba berpotensi sebagai pestisida nabati yang merupakan salah satu alternatif pengendalian penyakit bercak ungu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya hambat ekstrak daun mimba terhadap pertumbuhan koloni jamur patogen A. porri. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium JurusanPenyakit TumbuhanFakultas Pertanian Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah Palu. Penelitian dimulai pada bulan Agustus sampai November 2015. Penelitian ini menggunakan metode mencampurkan ekstrak daun mimba konsentrasi 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1% kedalam media PDA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ekstrak daun mimba konsentrasi 1% lebih efektif menekan pertumbuhan A. porri dengan daya hambat 43,33%.
Uji Daya Hambat Aspergillus niger Pada Berbagai Bahan Pembawa Terhadap Phytopththora palmivora Penyebab Busuk Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Indah Wahdania; Asrul Asrul; Rosmini Rosmini
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 4 No 5 (2016): Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit busuk buah kakao (BBK) yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora merupakan salah satu penyakit utama yang dapat mempengaruhi sistem produksi kakao di dunia. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian hasil hingga mencapai 90% terutama pada musim hujan dan pada musim kemarau. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan daya hambat jamur A. niger pada berbagai jenis bahan pembawa dan lama penyimpanan terhadap Phytophtora palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial yakni dengan bahan pembawa dan lama penyimpanan dengan 3 ulangan, faktor 1 : (P0 = kontrol), (P1 = media tepung ketan putih + tepung singkong), (P2 = media tepung singkong), (P3 = media tepung ketan putih + tepung jagung manis), (P4 = media tepung ketan putih), (P5 = media tepung kelapa tua). Faktor 2: (A1 = 1 minggu masa penyimpanan), (A2 = 2 minggu masa penyimpanan), (A3 = 3 minggu masa penyimpanan), (A4 = 4 minggu masa penyimpanan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pembawa tepung ketan putih + tepung jagung manis (P3) dan tepung kelapa tua (P5) dan pada lama penyimpanan A3 (minggu ke-3) lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur P. palmivora. sehingga dapat digunakan sebagai media pembawa untuk mendukung pertumbuhan jamur A. niger.
Uji Daya Hambat Aspergillus niger Pada Berbagai Bahan Pembawa Terhadap Phytopththora palmivora Penyebab Busuk Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Indah Wahdania; Asrul Asrul; Rosmini Rosmini
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 5 No 1 (2017): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit busuk buah kakao (BBK) yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora merupakan salah satu penyakit utama yang dapat mempengaruhi sistem produksi kakao di dunia. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian hasil hingga mencapai 90% terutama pada musim hujan dan pada musim kemarau. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan daya hambat jamur A. niger pada berbagai jenis bahan pembawa dan lama penyimpanan terhadap Phytophtora palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial yakni dengan bahan pembawa dan lama penyimpanan dengan 3 ulangan, faktor 1 : (P0 = kontrol), (P1=media tepung ketan putih + tepung singkong), (P2=media tepung singkong), (P3=media tepung ketan putih + tepung jagung manis), (P4=media tepung ketan putih), (P5 = media tepung kelapa tua). Faktor 2:(A1= 1 minggu masa penyimpanan), (A2= 2 minggu masa penyimpanan), (A3= 3 minggu masa penyimpanan), (A4= 4 minggu masa penyimpanan). Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan pembawa tepung ketan putih+tepung jagung manis (P3) dan tepung kelapa tua (P5) dan pada lama penyimpanan A3 (minggu ke-3) lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur P. palmivora. sehingga dapat digunakan sebagai media pembawa untuk mendukung pertumbuhan jamur A. niger.
Uji Antagonis Jamur Aspergillus niger Terhadap Perkembangan Jamur Patogenik Fusarium oxysporum Pada Bawang Merah (Allium cepa agregatum L. aggregatum group) Secara In vitro Sarah Sarah; Asrul Asrul; Irwan Lakani
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 6 No 2 (2018): April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit layu fusarium atau dikenal dengan penyakit moler adalah salah satu penyakit penting pada pertanaman bawang merah, yang menimbulkan banyak kerugian dibeberapa sentra produksi. pengendalian penyakit moler pada saat ini masih ditekankan pada teknik pengendalian dengan menggunakan fungisida, sehingga dipertimbangkan pilihan lain, yaitu dengan menggunakan agensia pengendali hayati. jamur Aspergillus niger salah satu jamur yang bersifat antagonis sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif pengendalian penyakit layu fusarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas jamur A. niger sebagai jamur antagonis terhadap jamur Fusarium oxysporum. Metode pengujian adalah dengan meletakkan isolat jamur A. niger secara bersamaan dalam media PDA dengan isolat F. oxysporum pada posisi berlawanan, kemudian diinkubasi sampai terjadi pertautan antara kedua koloni jamur, metode ini terus dilakukan dengan isolat jamur A. niger pada umur kultur berbeda sesuai perlakuan yaitu K1 6 hari, K2 8 hari, K3 10 hari, K4 12 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa umur kultur yang berbeda dapat mempengaruhi laju pertumbuhan jamur A. niger dalam menekan pertumbuhan Jamur patogen F. oxysporum. Perlakuan yang paling efektif dalam menekan pertumbuhan jamur F. oxysporum yaitu P1 dengan kultur awal yang berumur 6 hari.
Pengaruh Aplikasi Trichoderma sp. Terhadap Layu Bakteri Ralstonia solanacearum Pada Tanaman Pisang Eka Trisnawati; Johanis Panggeso; Asrul Asrul
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 7 No 2 (2019): April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman pisang (Musa paradisiacal L.) salah satu tanaman asli Indonesia akhir-akhir ini menghadapi masalah serius adanya penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh aplikasi Trichoderma sp. dengan dosis berbeda dalam mengendalikan penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum pada tanaman pisang. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan April sampai dengan bulan September 2017 dan di laksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan di Lahan Fakultas pertanian, Universitas Tadulako. Bibit tanaman pisang digunakan yaitu pisang kepok yang berumur ±4 bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu pemberian Trichoderma sp. dengan dosis berbeda atau di singkat dengan T0, T1, T2, dan T3, T0 (kontrol), T1 : 20 g, T2 : 40 g, T3 : 60 g, yang diulang sebanyak lima kali. Hasil penelitian ini menunjukkan masa inkubasi tercepat terjadi pada perlakuan T0 (7 hari) dibanding dengan T3 (25 hari), pada pengamatan intensitas serangan perlakuan (T3) dengan dosis Trichoderma sp. yaitu 60 gram dapat menghambat serangan layu bakteri 10-20%.
UJI KETAHANAN ENAM KLON KAKAO TERHADAP PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO (Phytophthora palmivora Butl.) Indriani Mahmud; Asrul Asrul
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 7 No 4 (2019): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyakit utama pada pertanaman kakao di Indonesia adalah busuk buah (Black pod) yang disebabkan oleh jamurPhytophthora palmivora.Tujuan penelitian ini untuk membedakan tingkat ketahanan enam klon kakao terhadap infeksi jamur P. palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017-September 2017.Lokasi pengambilan sampel busuk buah kakao di perkebunan kakao Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, dan pengujian ketahanan klon kakao bertempat di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Universitas Tadulako, Palu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam klon kakao yang terdiri atas Klon Untad I, Lokal II, Lokal III, Palolo, S2, dan Irian, yang diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan masa inkubasi klon S2 lebih cepat 2 hari dibandingkan klon lainnya (3 hari), pada pengamatan perkembangan gejala infeksi berdasarkan luas bercak menunjukkan bahwaklon S2 dengan rata-rata luas bercak 114,37 cm2 termasuk kelompok sangat rentan, klon Untad I, Lokal III, dan irian termasuk kelompok agak tahan dengan masing masing luas bercak, 27,85 cm2, 25,09 cm2, 26,88 cm2,lokal II termasuk kategori rentan dengan luas bercak 75,02 cm2, dan klon Palolo dengan rata-rata luas bercak 21,17 cm2 termasuk ke dalam kelompok tahan atau resisten terhadap penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora Butl.)