Abstrak Kebijakan merdeka belajar kampus merdeka dengan program pertukaran pelajar dan praktik kerja merupakan transformasi refleksi dan aksi dalam tubuh perguruan tinggi keagaman islam. Di satu sisi kebijakan tersebut berupaya merespon era disrupsi dengan meningkatkan mutu lulusan. Di sisi yang yang lain kebijakan tersebut mereduksi distingsi perguruan tinggi keagaman islam sebagai pusat kajian pendalaman ilmu-ilmu keislaman. Untuk itu tujuan dalam penelitian ini adalah mengungkap gerak ma’had al-jami’ah sebagai basis tafaqquh fiddin dalam menyongsong merdeka belajar kampus merdeka pada perguruan tinggi keagamaan islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif library research dengan pendekatan deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal penting. Pertama, Peningkatan Kompetensi lulusan melalui program Dirasah Tahsin al-Qur’an, Dirasah Tahfidz al-Qur’an, Dirasah Kitab Turast, program Praktikum Ibadah-Tilawah, program Pesantren Mitra Mahasantri, program Mahasiswa Cendekia. Kedua, adanya pengintegrasian muatan mata kuliah keilmuan keislaman dalam kebijakan merdeka belajar kampus merdeka. Ketiga, Penguatan mutu lulusan yang kuat dalam metodologi ilmiah dan sikap moderat dalam beragama dengan menjalin koneksi dan kerjasama dengan para ilmuwan, pondok pesantren, forum komunikasi diniyah takmiliyah.Kata kunci: ma’had al-jami’ah, kampus merdeka belajar, perguruan tinggi keagamaan islam Abstract The policy of independent campus freedom to learn through student exchange programs and work practices is a transformation of reflection and action within Islamic religious universities. On the one hand, the policy seeks to respond to the era of disruption by improving the quality of graduates. On the other hand, it reduces the distinction of Islamic religious universities as centers of study to learn Islamic sciences. Because of that, the purpose of this study was to reveal the movement of ma’had al-jami’ah as the basis for tafaqquh fiddin to prepare for independent campus, freedom to learn at Islamic religious universities. This study used a qualitative library research method with an analytical descriptive approach. The results of the study show some important points. First, the improvement of the graduates’ competence through Dirasah Tahsin Al-Qur'an program, Dirasah Tahfidz Al-Qur'an, Dirasah Kitab Turas, Praktikum Ibadah-Tilawah, Pesantren Mitra Mahasantri, and Mahasiswa Cendikia programs. Second, there is integration of the Islamic science content courses in independent campus freedom to learn policy. Third, the reinforcement of graduates’ quality who master scientific methodologies and religious moderation attitudes well by establishing connections and collaborations with scientists, Islamic boarding schools, and diniyah takmiliyah communication. forums.Keywords: ma’had al-jami’ah, independent campus freedom to learn, Islamic religious universities