Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN KONSERVASI GUA GAJAH DI GIANYAR BALI Yudi Suhartono; Marsis Sutopo; Liliek Agung Haldoko; Yudhi Atmaja Hendra Purnama; Basuki Rachmad
Borobudur Vol. 12 No. 2 (2018): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i2.187

Abstract

Pura Gua Gajah merupakan peninggalan dari masa kerajaan Bali Kuna pada rentang waktu abad IX – XIII Masehi. Gua Gajah merupakan salah satu salah satu obyek dan daya tarik wisata utama di Bali yang banyak dikunjungi wisatawan manca negara. Gua ini memiliki nilai penting yang tinggi dari sisi arkeologi, sejarah, estetika, ilmu pengetahuan dan ekonomi sehingga harus dijaga kelestariannya. Secara umum kondisi Gua Gajah yang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, sehingga perlu dilakukan kajian konservasinya. Kajian ini menggunakan metode Induktif kualitatif dengan tahapan tahapan kajian yang digunakan meliputi tahapan pengumpulan data yang terdiri dari pengumpulan data pustaka dan pengumpulan data lapangan untuk mengetahui kondisi keterawatan situs gua Gajah serta pengujian laborotorum pada sampel yang dibawa dari lapangan, Tahap selanjutnya dilakukan pengolahan data hasil pengumpulan data lapangan dan data hasil analisis di laboratorium serta data pustaka untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil pengolahan data ini kemudian dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ada. Pada tahap ketiga ini diharapkan diperoleh suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan kajian. Dari Hasil kajian dapat diketahui bahwa batuan penyusun Gua Gajah merupakan endapan hasil aktivitas vulkanikyang tersusun dari campuran abu vulkanik (atau tuf ketika mulai membatu) yang tersortasi sangat buruk bersama dengan batuapung lapili, yang umumnya memiliki fragmen litik yang tersebar. Batuan penyusun Gua Gajah merupakan endapan yang belum terkonsolidasi. Gua Gajah telah mengalami kerusakan dan pelapukan yang dapat mengacam keberadaan gua tersebut. Penyebab utama proses pelapukan batuan kemungkinan adalah proses fisis akibat kelembaban yang tinggi dan juga faktor biologis. Untuk mengurangi kelembaban giua, di bagian atas gua perlu dilapisi dengan lapisan kedap air. Ada dua alternatif yang ditawarkan, pertama melapisi dengan menggunakan mortar dan kedua menggunakan bahan kedap air Geokomposit dan pembuatan saluran air. Sedangkan untuk mengurangi kelembaban yang disebabkan oleh kapiler air tanah, bagian bawah tanah perlu dilapisi dengan bahan kedap air geomembran.
STUDI KARAKTER MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN NOMEI (HARPADON NEHEREUS) DI KALIMANTAN UTARA Rafi Setiawan; Ratna Suharti; Basuki Rachmad; Dadan Zulkifli; Hendra Irawan
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 3, No 1 (2020): JKPT Juni 2020
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v3i1.8267

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendreskripsikan karakteristik morfometrik dan meristik ikan nomei (Harpadon nehereus) di perairan Kalimantan Utara, dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2018. Metode pengambilan data yang digunakan adalah random sampling. Penentuan stasiun dilakukan berdasarkan lokasi penangkapan ikan nomei diperairan sebatik dan tarakan. Pengambilan sampel ikan pada lokasi pengamatan menggunakan alat tangkap pukat hela. Hasil pengamatan morfometrik berdasarkan 11 indikator karakteristik morfometrik dan 5 indikator karakteristik meristik  ikan nomei yang berasal dari perairan Sebatik dan Tarakan kecenderungan memiliki hasil yang sama. Dari pengamatan morfometrik dan meristik ikan nomei diketahui bahwa ikan nomei di perairan Kalimantan Utara termasuk kedalam spesies Harpadon nehereus.
KAJIAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DI PANTAI UTARA DAN PANTAI SELATAN JAWA BARAT Suhernalis Suhernalis; Abdul Rahman; Nadya Rizky Amelia; Basuki Rachmad; Nunung Sabariyah; Effi A. Thaib
Marlin : Marine and Fisheries Science Technology Journal Vol 1, No 2 (2020): (Agustus, 2020)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V1.I2.2020.65-74

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu crustasea hasil laut yang mempunyai nilai ekonomis penting. Namun banyaknya penangkapan yang tidak sesuai mengakibatkan sumberdaya rajungan menurun. Penelitian  ini dilakukan di Perairan Provinsi Jawa Barat sejak bulan September hingga Oktober 2018. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya  growth overfishing rajungan (Portunus pelagicus) yang meliputi beberapa aspek biologi seperti lebar-berat rajungan, sex ratio, TKG (Tingkat Kematangan Gonad), ukuran pertama kali tertangkap (Lc), ukuran pertama kali matang gonad (Lm) dan upaya pengelolaan rajungan. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode survey dan metode Analisis PSA. Hasil penelitian sementara menunjukkan bahwa hubungan lebar-berat bersifat allometrik negatif. Perbandingan jantan dan betina menunjukan kondisi tidak seimbang. TKG yang dominan adalah TKG III. Nilai Lc = Jantan  7,51 cm; Betina  8,36 cm dan nilai Lm = Jantan  7,30 cm; Betina 6,40 cm, dapat diketahui populasi rajungan jantan lebih cepat mengalami penurunan dibandingkan betina. Berdasarkan analisis PSA, rajungan (Portunus pelagicus) yang ada di Perairan Jawa Barat berada di tingkat kerentanan rendah dan produktivitas rendah.