Akifah Akifah
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL, PENGAWASAN ORANG TUA, DAN PERAN GURU DALAM TINDAK PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI SD NEGERI 84 KENDARI TAHUN 2020 Tyas Eka Subtitawati; Hariati Lestari; Akifah Akifah
Endemis Journal Vol 1, No 3 (2020): Endemis Journal
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.159 KB) | DOI: 10.37887/ej.v1i3.16630

Abstract

AbstrakKekerasan seksual terhadap anak di bawah umur merupakan sebuah fenomena historis yang dapat ditemukan di setiap budaya dan di setiap masyarakat. Data statistik yang tersedia dari berbagai organisasi nasional dan internasional tidak mewakili sejauh mana fenomena yang sebenarnya terjadi, karena banyak kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur tidak dilaporkan. Bahkan, 1 dari 3 tidak memberi tahu siapa pun. Menurut WHO tahun 2017 memperkirakan bahwa hingga 1 miliar anak di bawah umur antara usia 2-17 tahun telah mengalami kekerasan baik secara fisik, emosional, atau seksual (dari meraba-raba hingga pemerkosaan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengggunaan media sosial, pengawasan orang tua dan peran guru dalam tindak pencegahan kekerasan seksual pada anak di SD Negari 84 Kendari Tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 166 siswa, dengan total sampel 116. Penelitian ini dilakukan dengan cara stratified random sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan pencegahan kekerasan seksual (pvalue=0,030<0,05;PR= 1,75; CI (95%) = 1,132-2,706), ada hubungan antara pengawasan orang tua dengan pencegahan kekerasan seksual (p-value=0.000<0,05; PR= 3,812; CI (95%) =2,421-6,001), dan tidak ada hubungan antara peran guru dengan pencegahan kekerasan seksual (p-value=0,154>0,05; PR=0,687 CI (95%)=0,435-1,084). Penggunaan media sosial yang tepat dan pengawasan orang tua yang cukup dapat menjadi alternatif dalam upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak.Kata Kunci: Pencegahan Kekerasan Seksual, Penggunaan Media Sosial, Pengawasan Orang Tua, PeranGuru
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI Vira Patmalia; Lymbran Tina; Akifah Akifah
Endemis Journal Vol 1, No 4 (2021): Endemis Journal
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.519 KB) | DOI: 10.37887/ej.v1i4.16607

Abstract

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan kalori dan protein(malnutrisi) yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibuhamil.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi, pantang makan, pengetahuan ibu,penyakit infeksi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas nambo kota kendari. Metode penelitian ini adalahobservasional analitik pendekatan case control study. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan simple random sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 64 sampel yakni 32 kasus dan 32 kontrol dilakukan sejak juli-agustus 2020. Hasil penelitian pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan faktor risiko kejadianKEK dengan pola konsumsi pada ibu hamil di peroleh nilai p = 0,021 dengan nilai OR = 3,400 (CI 95% 1,1799,808)dan pantang makan di peroleh nilai p = 0,044 dengan nilai OR = 0,044 (CI 95% 1,017-7,869) danpengetahuan ibu di peroleh nilai p = 0,012 dengan nlai OR = 3,667 (CI 95% 1,303-10,321) sedangkan yang bukanmerupakan faktor risiko kejadian KEK Yakni penyakit infeksi di peroleh nilai p = 0,012 dengan nilai OR = 3,207(CI 95% 0,315-32,604). Ibu hamil diharapkan lebih memperhatikan kesehatan dirinya selama kehamilannya.Kata Kunci : Kekurangan energi kronik (KEK); Faktor Risiko
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENERIMAAN VAKSIN COVID-19 DI PASAR BASAH MANDONGA KENDARI Rahman Rahman; Akifah Akifah; Lade Albar Kalza
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol. 11 No. 3 (2022): Volume 11, Nomor 3, Oktober 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v11i3.1284

Abstract

As a result of the spread of COVID-19, WHO has encouraged countries to develop a Covid-19 vaccine even though in reality there have been public concerns about the public perception of the aspect of receiving the vaccine itself. Traditional markets are a category of places that are prone to become locations of transmission because of market conditions as public facilities where buying and selling of daily necessities occurs and many people are active in these locations. The purpose of this study was to determine the public's perception of the acceptance of the Covid-19 vaccine in the community group of traders at the Mandonga Wet Market, Kendari City. The type of research used is descriptive. Research results that: People are less enthusiastic/follow the free vaccine program because people are afraid of the impact after vaccination. Information related to the COVID-19 vaccine was obtained from social media and electronic media as well as from the police. Public trust does not fully believe that if you get the vaccine, you can guarantee that you will not be exposed to COVID-19. Vaccine acceptance by the public is influenced by the role of the media which influences negative perceptions, especially on aspects of the post-vaccination effects that result in death. There is a public perception of the government's conspiracy to use the Covid-19 issue to benefit certain groups. Public knowledge is still lacking which results in the ability to make decisions to vaccinate Covid-19. The implication of this research is that all components, including the community, health workers, the government and NGOs, synergize and work together to tackle Covid-19 prevention through the vaccination program.