Martion Martion
Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS ESTETIKA MAMANGAN ADAT: REFLEKSI KECANTIKAN PEREMPUAN DAN FIGUR BUNDO KANDUANG MINANGKABAU Nofriadi Nofriadi; Martion Martion; Harisman Harisman
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 1 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.076 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i1.42

Abstract

ABSTRAKTulisan ini memuat estetika mamangan adat yang merefleksikan kecantikan perempuan Minangkabau. Adat Minangkabau yang berlandaskan pada adat basandi syarak, syarak basandi kitabbullah dan berguru kepada alam telah menuntun hidup dan kehidupan masyarakat Minangkabau.  Ia telah melahirkan budaya yang diwarisi secara turun temurun, termasuk di dalamnya kehadiran dan keberadaan bundo kanduang dalam masyarakat.  Perempuan dan bundo kanduang merupakan sosok yang memiliki kecantikan terutama dalam sikap dan tingkah laku serta kecerdasan yang memunculkan kharisma dan keanggunan.  Sebagai bagian alam dan budaya Minangkabau kebaradaan dan kecantikan perempuan dan bundo kanduang tidak luput dari bahasan dalam untaian kata, petatah petitih, gurindam dan mamangan adat.  Gurindam, mamangan, serta pepatah-petitih yang bernilai estetika tinggi terutama tentang perempuan dan bundo kanduang tersebut  patut diamalkan dan dijaga nilainya oleh masyarakat Minangkabau.  Kata kunci:  Estetika, mamangan adat, perempuan Minangkabau          ABSTRACT This paper contains customary mamangan aesthetic that reflects the beauty of women Minangkabau . Minangkabau tradition based on the indigenous basandi syarak , syarak basandi kitabbullah and learning from nature has led life and the lives of Minangkabau society . It has spawned a culture that is inherited from generation to generation , including the presence and existence of bundo kanduang in society . Women and bundo kanduang is a figure that has beauty , especially in the attitudes and behavior as well as the intelligence that led to the charisma and elegance . As part of nature and culture and beauty kebaradaan Minangkabau women and bundo kanduang not escape from the discussion in the string of words , petatah proverb , couplets and custom mamangan . Couplets , mamangan , as well as valuable proverb proverb - high aesthetics , especially on women and the kanduang bundo be practiced and maintained its value by Minangkabau society . Keywords : Aesthetics , mamangan custom , women Minangkabau
RONGGENG MELAYU DALAM PENCIPTAAN TARI RESAM SEMENANJUNG Syafrizaldi Syafrizaldi; Ediwar Ediwar; Martion Martion
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.56

Abstract

ABSTRAK                                       Fenomena kesenian tradisional Melau di Sumatera Utara menjadi salah satu objek yang dicermati pengkarya untuk menghadirkan karya tari Resam Semenanjung. Fenomena tersebut terdapat pada kesenian ronggeng Melayu. Kesenian ronggeng di Indonesia, khususnya di Suamtera Utara merupakan kesenian yang berkembang dan dipengaruhi budaya luar. Secara budaya, etnik budaya Melayu selalu merespon dan mengadopsi pengaruh kesenian luar, sehingga terciptalah akulturasi budaya. Islam menjadi asas uatama dalam proses akulturasi tersebut, sehingga perubahan kesenian Melayu akan selalu diimbangi oleh kontinuitasnya. Ronggeng Melayu Sumatera Utara dapat dikatakan sebagai kesenian yang berkaitan dengan nilai kehidupan masyarakat tersebut, hal ini dikarenakan ronggeng memiliki konsep tari dalam budaya Melayu. Seni tari dalam kebudayaan Melayu mengikuti norma-norma yang digariskan oleh adat Melayu. Berbagai gerak mencerminkan halusnya budi orang-orang Melayu, yang menjadi integral dari pada diri sendiri maupun alam sekitar, seperti yang tercermin dalam ungkapan Melayu “Kembali ke alam semula jadi”. Selain konsep tari ronggeng juga memiliki sifat-sifat dan adat resam. Aat resam yang dipakai dalam perwujudan kesenian ronggeng Melayu mengacu ada adat yang sebenar adat, adat yang diadatkan, adat yang teradat dan adat istiadat.Karya ini lebih menitik beratkan pada fenomena yang terkandung pada ronggeng tersebut, yaitu konsep-konsep tari, sifat dan adat resam. Digarap sesuai perkembangan zaman tanpa menghilangkan konsep, sifat dan adat resam Melayu. Karya ini dibagi dalam tiga bagian di mana masing-masing bagian memiliki kaitan cerita satu sama lain. Metode yang dipakai untuk menciptakan tari Resam Semenanjung melalui tahapan eksplorasi, tahap pembentukan karya dan evaluasi.Resam adalah karakter atau nilai-nilai tertentu yang dipergunakan atau yang melekat pada suatu upacara dan adat. Sedangkan semenanjung adalah satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh komunitas masyarakat Melayu dalam mengembangkan kebudayaanya. Sajian karya ini berbentuk dramatari dan menggunakan tipe dramatik.  Kata kunci: Ronggeng, Melayu, Penciptaan, Tari dan Resam Semenanjung    ABSTRACT The phenomen on of Malay traditional artisisn North Sumatera became one of the objects observed pengkarya to present dance work Resam Semenanjung. This phenomenon found in Malay ronggeng art. Ronggeng arts in Indonesia, especially Nort Sumatera is growing art and culture influence art can constitute acculturation. Islam is the mai principle in the acculturation process, so changes Malay art can be said to berelated to the value of people’s lives it is because ronggeng have dance concepts in Malay culture. The art of dance in Malay culture follow the normslaid down by Malay custom. Varios motion reflects the environment, as reflectedin the Malay phrase “Back to original nature so”. In addition to the in digenous custom, custom diadatkan, teradat and mores.            This workis focusedon the phenomen on that is containedin the ronggeng dance concepts, properties and custom resam. Work edaccording to the times with out losing the concept, nature and indigenous Malay resam. This work is divide into three sections where each section has as torylink to each other. The method used to create the dance Resam Semenanjung through the exploration stage, the stage of formation and evaluation work.            Resam is a character or specific value susedor attached to a ceremony and customs. While the peninsula is a territorial unitin habited by the Malay community in dveloping culture. This work dramatari shaped dishanduse the type of dramatic.