Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN BERBASIS VOKASI Kilis, Billy M.H.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidang vokasi merupakan bidang pengetahuan yang spesifik dan berada ditengah-tengahmasyarakat, berkembang dan bertumbuh sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.Oleh karena itu pemilihan substansi kurikulum tergantung pada sedikitnya tiga hal yaitu kebutuhanindividu, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kebutuhan masyarakat. Kini semua bidang vokasi tidakakan berkembang bila tidak didukung oleh sikap kewirausahaan individu. Artinya bidang tersebut tidakakan diminati, tergilas dengan perkembangan dan akhirnya akan mati dengan sendirinya. Oleh karena itusetiap bidang vokasi harus selalu ditautkan dengan bagaimana kenyataan dalam kewirausahaan nantidan dipersiapkan sedini mungkin ketika individu mulai mengenal substansi vokasi. Pada pengembangankurikulum selain ketiga hal tersebut juga dipertimbangkan orientasi vokasi dan aspek didaktik. Jiwa dansemangat harus ditanamkan bersamaan dengan jenis vokasi yang digelutinya. Disisi lain kinerja siswadalam pelaksanaan kurikulum harus memberikan gambaran tingkat produktivitas kerja. Karenaproduktivitas berkaitan dengan pendidikan, motivasi dan ketrampilan yang dimilikinya( Sedarmayanti.2009: 206). Tugas perencana pendidikan dalam mengembangkan kurikulum harus pulamempertimbangkan aspek-aspek kewirausahaan baik dalam konsep kurikulum, merancang modelkurikulum kewirausahaan berbasis vokasi, hingga pada tahapan pengembangannya. Pengembanganmodel kurikulum berbasis vokasi yang rumit dengan berbagai permasalahan dapat disederhanakandengan konsep dua lingkaran dan tahapan pengembangan yang meliputi : analisa situasi, prasyarat,analisa didaktik, sasaran pembelajaran, organisasi proses pembelajaran, proses pembelajaran danpenilaian. Setiap tahapan dilengkapi dengan berbagai pertimbangan utama yang menjadi kajian darisetiap tahapan. Substansi kewirausahaan harus direncanakan sejak lingkaran pertama dan harusdijabarkan pada sasaran pembelajaran pada tahap keempat, dan pada lingkaran kedua atau tahapkelima, keenam dan ketujuh. Substansi kewirausahaan harus dapat dilaksanakan dalam prosespembelajaran sehingga akan tergambar pula pada organisasi maupun proses pembelajaran.Kata kunci : Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan
MODEL PROGRAM PENDIDIKAN GURU VOKASIONAL BERBASIS KEDAERAHAN DAN INTEGRATIF Kilis, Billy M.H.
INVOTEC Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Technological and Vocational Education-Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/invotec.v10i2.4851

Abstract

Perubahan orientasi dan paradigma pendidikan yang memberi ruang dan kesempatan pada pendidikan vokasi berkembang di Indonesia, memunculkan masalah yang serius pada penyediaan guru, relevansi dan kualitas pendidikan. Penyediaan guru yang relevan tidak serta merta dapat disiapkan LPTK yang ada di daerah dimaksud. Otonomi daerah mendorong pula pembangunan berbagai SMK baru yang berdasarkan kebutuhan dan kearifan local yang pada akhirnya memunculkan masalah kekurangan guru yang relevan. Disisi lain implementasi pendidikan vokasi masih belum terencana dengan baik dan masih cenderung parsial sehingga perlunya kesamaan persepsi dalam pengembangan pendidikan guru vokasional. Sekolah-sekolah yang dikembangkan di beberapa kabupaten kota di Sulawesi Utara memiliki jenis vokasi yang sangat variatif dan tidak dimiliki oleh Fatek, bahkan Unima sebagai LPTK yang diberi wewenang dalam pendidikan guru vokasi. Pada kasus dalam amatan penulis ada sebuah SMK di daerah Bolaang Mongondow, yang membuka kejuruan Teknik Komputer Jaringan (TKJ), akuntansi, pertanian dan keperawatan. Untuk itu dibutuhkan suatu model program pendidikan guru vokasional berbasis kedaerahan, sesuai kebutuhan dan diselenggarakan secara integratif.
Pengembangan Modul Dasar Instalasi Listrik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Manado Hizkia Marfel Mokalu; Billy M.H. Kilis; Viverdy F.C. Memah
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pendidikan Teknik Elektro
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to develop two basic modules in electrical installation courses and second, to determine the feasibility level of basic modules in electrical installation courses. Learning modules can train students to be able to learn independently. Because the relevant modules have not been found related to the basic installation planning in the PTE UNIMA department. Therefore, researchers develop learning modules as one of the effective means used in studying the material, so that it is expected to increase knowledge, as well as ability to think. The research method used is Research and Development with a 4D development model developed by S. Thiagarajan. The instrument used is a questionnaire with a Likert scale of 4 for experts and for students. The validity of the instrument used is based on the opinion of experts (Expert Judgment). The research subjects are media experts, material experts, and students. This data collection uses a questionnaire that is created and distributed using a google form to 2 expert lecturers and to students. The feasibility level of the basic module of electrical installation planning carried out by material experts obtained a score of sixty-four out of a maximum score of ninety-two with the "adequate" category. The total score obtained by media experts is one hundred and ten from the total maximum score of one hundred and fourteen with the "decent" category. The assessment of the user's response to the basic module of electrical installation planning got a score of seventy-four with the "appropriate" category and this research has produced a learning module in the form of a book.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN BERBASIS VOKASI Billy M.H. Kilis
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidang vokasi merupakan bidang pengetahuan yang spesifik dan berada ditengah-tengahmasyarakat, berkembang dan bertumbuh sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.Oleh karena itu pemilihan substansi kurikulum tergantung pada sedikitnya tiga hal yaitu kebutuhanindividu, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kebutuhan masyarakat. Kini semua bidang vokasi tidakakan berkembang bila tidak didukung oleh sikap kewirausahaan individu. Artinya bidang tersebut tidakakan diminati, tergilas dengan perkembangan dan akhirnya akan mati dengan sendirinya. Oleh karena itusetiap bidang vokasi harus selalu ditautkan dengan bagaimana kenyataan dalam kewirausahaan nantidan dipersiapkan sedini mungkin ketika individu mulai mengenal substansi vokasi. Pada pengembangankurikulum selain ketiga hal tersebut juga dipertimbangkan orientasi vokasi dan aspek didaktik. Jiwa dansemangat harus ditanamkan bersamaan dengan jenis vokasi yang digelutinya. Disisi lain kinerja siswadalam pelaksanaan kurikulum harus memberikan gambaran tingkat produktivitas kerja. Karenaproduktivitas berkaitan dengan pendidikan, motivasi dan ketrampilan yang dimilikinya( Sedarmayanti.2009: 206). Tugas perencana pendidikan dalam mengembangkan kurikulum harus pulamempertimbangkan aspek-aspek kewirausahaan baik dalam konsep kurikulum, merancang modelkurikulum kewirausahaan berbasis vokasi, hingga pada tahapan pengembangannya. Pengembanganmodel kurikulum berbasis vokasi yang rumit dengan berbagai permasalahan dapat disederhanakandengan konsep dua lingkaran dan tahapan pengembangan yang meliputi : analisa situasi, prasyarat,analisa didaktik, sasaran pembelajaran, organisasi proses pembelajaran, proses pembelajaran danpenilaian. Setiap tahapan dilengkapi dengan berbagai pertimbangan utama yang menjadi kajian darisetiap tahapan. Substansi kewirausahaan harus direncanakan sejak lingkaran pertama dan harusdijabarkan pada sasaran pembelajaran pada tahap keempat, dan pada lingkaran kedua atau tahapkelima, keenam dan ketujuh. Substansi kewirausahaan harus dapat dilaksanakan dalam prosespembelajaran sehingga akan tergambar pula pada organisasi maupun proses pembelajaran.Kata kunci : Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan
PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA SECARA HEMAT PADA MASYARAKAT DESA WUSA KECAMATAN TALAWAAN Billy M H Kilis
ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 11, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : LPPM UNIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.76 KB) | DOI: 10.36412/abdimas.v11i2.884

Abstract

Partisipasi Masyarakat dalam Program hemat energy listrik. 'Program konservasi energi dalam bentuk Demand Side Management (DSM) tidak akan berhasil tanpa adanya partisipasi masyarakat,'' ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro saat membuka acara Seminar Konservasi Energi dengan Tema Penerapan Program Konservasi Energi Pada bangunan (Best Practice), Kamis (3/8) di Jakarta. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan sudah saatnya masyarakat disadarkan bahwa perilaku hemat energi bukan hanya berguna bagi Pemerintah. Namun juga bagi pelaku hemat energi itu sendiri. ''Sebab, rekening listrik bisa rendah misalnya. Permasalahan yang diidentifikasi dari mitra yaitu warga produktif dan yang berkaitan dengan penggunaan energi listrik yang masih cenderung boros. penggunaan peralatan listrik yang semakin memasyarakat belum didukung oleh upaya prilaku yang hemat. Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan mitra yaitu pelatihan, simulasi dan pendampingan. Adanya penurunan pemakaian energy listrik yang diperoleh pada pembayaran sebulan baik untuk listrik prabayar maupun pasca bayar. Publikasi ilmiah yang akan diterbitkan melalui jurnal. Peningkatan pendapatan akibat berkurangnya biaya pemakaian energy listrik. Pemakaian yang lebih ekonomis. Pemahaman yang lebih utuh mengenai pemakaian energy listrik yang benar, lebih hemat dan terencana.
Penerapan Sistem Proteksi Arus Bocor pada Instalasi Listrik Rumah Tinggal Billy Kilis; Calvin Mamahit
JURNAL EDUNITRO Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Vol. 1 No. 2 (2021): October Issue
Publisher : Department of Electrical Engineering Education, Faculty of Engineering, State University of Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.37 KB) | DOI: 10.53682/edunitro.v1i2.2650

Abstract

This study focuses specifically on household needs because electricity is an inseparable part of daily needs. The problems identified are how the protection system uses the earth-leakage circuit breaker (ELCB) model for residential installations and how to apply it in residential homes quickly and straightforwardly. In the current protection system, the built system must work in the range of < 30 mA according to the general requirements of electrical installations (in Indonesian abbreviated: PUIL) when the muscles cannot release the conductor or are dangerous. The test results of ELCB enhancements can be applied in residential homes and thus can be helpful for the community in avoiding short circuits and fires. The conclusion is that the resistance measurement for the 21 participants went well, and the average resistance value was 3665 kΩ. Thus the tool on the simulator works according to the operation according to PUIL. Abstrak— Kajian ini lebih memfokuskan secara khusus untuk kepentingan rumah tangga, karena listrik menjadi hal yang tak terpisahkan dalam kebutuhan sehari-hari. Masalah yang dapat diidentifikasi adalah bagaimana sistem proteksi menggunakan model earth-leakage circuit breaker (ELCB), untuk instalasi rumah tinggal, dan bagaimana cara penerapannya di rumah tinggal secara mudah dan sederhana. Pada sistem proteksi arus sistem yang dibangun harus bekerja pada rentang < 30 mA menurut persyaratan umum instalasi listrik (PUIL), merupakan  saat dimana  otot tidak sanggup  melepaskan penghantar atau berbahaya. Hasil pengujian piranti tambahan ELCB dapat diterapkan di rumah tinggal dan dengan demikian dapat berguna bagi masyarakat dalam menghindari hubung singkat dan kebakaran. Kesimpulan pengukuran tahanan untuk para partisipan berjumlah 21 orang berjalan dengan baik dan diperoleh nilai tahanan rata-rata 3665 kΩ.  Dengan demikian alat pada simulator bekerja sesuai dengan operasi menurut PUIL.
Perancangan Instalasi Tenaga Listrik di Bengkel Universitas Negeri Manado Jacki Pattinasarany; Ridwan Ridwan; Billy Kilis; Jocke Rapar
JURNAL EDUNITRO Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Vol. 2 No. 1 (2022): April Issue
Publisher : Department of Electrical Engineering Education, Faculty of Engineering, State University of Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.952 KB) | DOI: 10.53682/edunitro.v2i1.3343

Abstract

Abstract— The need for electrical energy and electrical installations is a system of electrical equipment in buildings related to each other. For the need for electrical energy and electrical installations to be carried out properly, it must meet the requirements stated in the General Electrical Installation Requirements (PUIL). One of the goals of an electrical installation system in a building is to control so that a building can function as expected. The electrical power needed and the safety and conductors are used so that the electrical installation system is safe and reliable when the building is operating. Referring to the description, the author is interested in understanding and researching further about the conductors and safety installed in the Unima workshop building. The authors obtain research data by conducting case studies where a set of data is collected, processed, compared, and analyzed. The results showed that the Unima workshop electrical resources were 27.630 W. Abstrak— Kebutuhan energi listrik dan instalasi listrik adalah sistem perlengkapan listrik pada bangunan yang berkaitan satu sama lain. Agar kebutuhan energi listrik dan instalasi listrik terselenggara dengan baik maka harus memenuhi syarat yang telah tertuang pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Salah satu tujuan dari adanya sistem instalasi listrik pada sebuah bangunan adalah mengontrol agar sebuah bangunan dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Baik daya listrik yang dibutuhkan maupun pengaman dan penghantar yang dipakai, agar pada saat bangunan tersebut beroperasi, maka sistem instalasi listriknya aman dan handal. Mengacu dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk memahami dan meneliti lebih jauh mengenai penghantar dan pengaman yang terpasang pada bangunan bengkel Unima. Dalam melakukan evaluasi penulis memperoleh data penelitian dengan cara melakukan studi kasus dimana sekumpulan data dikumpulkan, diolah, dibandingkan, dan dianalisa. Hasil penelitian menunjukan sumber daya listrik bengkel Unima sebesar 27,630 W.
Perancangan Sistem Pentanahan Gedung Pusat Komputer Universitas Negeri Manado Jeferson Yalindua; Billy Kilis; Herry Sumual
JURNAL EDUNITRO Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Vol. 2 No. 2 (2022): October Issue
Publisher : Department of Electrical Engineering Education, Faculty of Engineering, State University of Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/edunitro.v2i2.4019

Abstract

This study aimed to design a grounding system in the Computer Center Building and analyze the feasibility of the building in the use of a lightning rod system. This research was conducted at the Manado State University Computer Center Building by conducting a case study where data would be collected, processed, and analyzed. The results showed that the ground resistance on the panel was 4.71 Ohm, and the ground resistance of the lightning rod was 3.10 Ohm. After redesigning using six electrodes, both for grounding the lightning rod and equipment, the value is 2.97 Ohms. The results of the analysis of how important the use of lightning rods in the Computer Center Building is, a score of 14 is obtained. These results conclude that a lightning rod system is needed in the Computer Center Building. Abstrak— Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem pentanahan di Gedung Pusat Komputer serta menganalisis kelayakan gedung dalam penggunaan sistem penangkal petir. Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Pusat Komputer Universitas Negeri Manado dengan melakukan studi kasus dimana data akan dikumpulkan, diolah, dan dianalisa. Hasil penelitian menunjukan tahanan tanah pada panel sebesar 4,71 Ohm, tahanan tanah pada penangkal petir sebesar 3,10 Ohm. Setelah dilakukan perancangan kembali dengan menggunakan 6 batang elektroda, baik untuk pentanahan penangkal petir dan peralatan didapatkan nilai 2,97 Ohm. Hasil analisis mengenai seberapa pentingnya penggunaan penangkal petir di Gedung Pusat Komputer didapatkan nilai 14. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa sangat diperlukan sistem penangkal petir di Gedung Pusat Komputer.