Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Efisiensi Penggunaan Beberapa Faktor Produksi Usaha Itik “Pedaging” (Efficiency Analysis Using Multiple Business Factor of Broiler Ducks Production) B Thermolen; Linda Herlina; Maman Paturochman
Jurnal Ilmu Ternak Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.045 KB) | DOI: 10.24198/jit.v16i1.9820

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan di peternak itik anggota kelompok Harapan Jaya DesaCitrajaya Kecamatan Binong Subang dari tanggal 09 Desember 2012 – 06 Januari 2013.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi baik secara teknis, alokatif dan harga penggunaan faktor-faktor produksi usaha ternak itik penghasil daging.Penelitian ini menggunakan metode sensus terhadap unit observasi sebanyak 30 peternak.Variabel yang diamati adalah jumlah produk (Y),bibit (X1), pakan (X2), Kandang (X3) dan tenaga kerja (X4). Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan model fungsi Cobb-Douglas. Hasil dari penelitian ini adalah adanya inefisiensi pada penggunaan faktor –faktor produksi di daerah penelitian. Usaha ternak tersebut memiliki nilai efisiensi teknis 1,29 (bibit = 0,641; pakan =0,310; kandang = 0,161; tenaga kerja = 0,168) , nilai efisiensi harga adalah 6,89 (bibit = 4,149; pakan =1,523; kandang = 0,875; tenaga kerja = 0,343) dan nilai efisiensi ekonomis adalah 3,298 (bibit = 2,544; pakan = 0,561; kandang = 0,142; tenaga kerja =0,053). Usaha itik penghasil daging di daerah penelitian belum efisien dan usaha tersebut dalam keadaan increasing return to scale.Kata kunci: efisiensi, usaha ternak, fungsi produksi
POLA PENGEMBANGAN USAHA PERUNGGASAN DI JAWA BARAT Maman Paturochman, M.; Hasan Hadiana; Dulatip Natawihardja; Sjafril Darana
Sosiohumaniora Vol 4, No 3 (2002): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2002
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v4i3.5269

Abstract

Survey perunggasan ayam ras pedaging di tingkat peternak plasma telah dilakukan di dua kabupaten, yaitu Subang dan Ciamis yang masing-masing sistem management usahanya memiliki pola khas. Pelaksanaan kemitraan pengadaan sarana produksi ditangani oleh Pengusaha Pengelola sebagai pihak inti melalui kontrak kerjasama upah bagi hasil bagi peternak plasma. Lama pemeliharaan ayam broiler di Kabupaten Subang terdiri atas dua kategori; pertama 28 – 32 hari dan kedua 32 – 42 hari, sedangkan di Kabupaten Ciamis 32 – 42 hari. Rataan pendapatan per ekor di Kabupaten Subang Rp 100,45 dan di Ciamis Rp 112,55. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dua macam pola pengembangan, yaitu : di Kabupaten Ciamis berbentuk pola entrepreneur, sedangkan di Kabupaten Subang pola manajer. Penetapan formula harga ditentukan oleh faktor input utama, output di tingkat pasar lokal dan konversi ransum dengan penerapan asumsi : Harga ayam potong di pasar ≥ 2,7 harga ransum + 1,5 harga anak ayam umur sehari adalah paling tepat untuk peternak plasma. Kata Kunci : Pola pengembangan usaha, perunggasan.
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MELALUI KELOMPOK PETERNAK DOMBA DI KECAMATAN KADUGEDE KABUPATEN KUNINGAN Maman Paturochman
Sosiohumaniora Vol 8, No 2 (2006): SOSIOHUMANIORA, JULI 2006
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v8i2.5368

Abstract

Penelitian tentang Pengembangan Agribisnis Melalui Kelompok Peternak Domba telah dilaksanakan di Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan. Objek yang diteliti terdiri dari peternak, ketua kelompok, dan pedagang yang berjumlah 14 orang dari anggota populasi 53 orang. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap data yang diperlukan adalah survey. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran perkembangan usaha agribisnis peternakan domba yang tergabung dalam kelompok dan dikelola secara berkelompok. Kesimpulan yang berhasil dirumuskan adalah: 1. Aktivitas usaha ternak domba masih digerakkan oleh ketersediaan sumber daya alam lokal dan tenaga kerja tidak terdidik. 2. Kegiatan sub sistem agribisnis hulu dan hilir belum berkembang optimal dalam satu keselarasan kegiatan usaha. 3. Pasar yang terjangkau kelompok peternak masih terbatas pada pasar Idul Adha. 4. Peranan kelompok dalam pengembangan agribisnis sangat besar, hal ini terlihat dari penyediaan pinjaman dan pembayarannya ke bank serta penjualan ternak milik anggota melalui kelompok. Kata Kunci: Pengembangan, Agribisnis, dan Kelompok Peternak Domba
STUDI PERBANDINGAN SISTEM KREDIT TERNAK DOMBA DAN KERBAU DI KABUPATEN SUMEDANG DAN TASIKMALAYA Maman Paturochman
Sosiohumaniora Vol 8, No 3 (2006): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2006
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v8i3.5561

Abstract

Penelitian mengenai Studi Perbandingan Sistem Kredit Ternak Domba Dan Kerbau Dari Pemerintah telah dilaksanakan di Kabupaten Sumedang dan Tasikmalaya. Obyek yang diteliti terdiri dari 150 orang peternak domba dan 8 orang peternak kerbau yang menerima ternak gaduhan dari pemerintah propinsi Jawa Barat yang bersumber dari dana APBN dan APBD. Metode penelitian yang digunakan untuk menghimpun data empirik di lapangan adalah studi kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan merumuskan alternatif sistim kredit gaduhan yang diinginkan peternak dilihat dari jumlah ternak dan waktu pengembalian. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil analisis dan pembahasan adalah:1.Ternak kerbau milik pemerintah yang disebarkan melalui program bantuan yang bersumber dari dana APBN dan APBD, menunjukkan perkembangan populasi yang jelek, sedangkan ternak domba cukup baik. 2. Alternatif kredit gaduhan ternak domba dan kerbau yang sesuai dengan keinginan peternak adalah sebagai berikut: (a). Secara natura, paket kredit domba diberikan sebanyak 11 ekor dengan kontrak waktu selama 5 tahun dan ternak kerbau 3 ekor selama 6 tahun. (b). Berdasarkan perhitungan biaya yang diinvestasikan, keuntungan yang diperoleh dibagi ke dalam empat bagian, yaitu peternak 60 %; pemerintah 30 %; dana kematian 5 % dan dana operasional 5 %. Kata kunci: Studi Perbandingan, Sistem Kredit, Domba dan Kerbau, Tasikmalaya dan Sumedang
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA PETERNAK DENGAN TINGKAT KONSUMSI (Kasus di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan) Maman Paturochman
Sosiohumaniora Vol 7, No 3 (2005): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2005
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v7i3.5356

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan (KPBS Pangalengan) yang mencakup tiga kecamatan, yaitu Pangalengan, Kertasari dan Pacet. Ke tiga kecamatan ini berada di daerah Bandung Selatan dan seluruhnya termasuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Bandung. Obyek sasaran yang dituju dalam penelitian ini adalah para peternak sapi perah rakyat, yang memiliki sapi betina produktif antara 1 – 20 ekor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pendapatan dengan konsumsi pangan keluarga peternak sapi perah anggota KPBS Pangalengan. Metode yang digunakan adalah Survey dengan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Ukuran sampel yang terpilih sebagai wakil populasi adalah 106 orang responden dari anggota populasi 7.635 orang. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis varians dan regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan: 1. Makin tinggi skala usaha pemilikan ternak, maka makin besar tingkat pendapatan peternak. 2. Makin tinggi tingkat pendapatan, maka makin tinggi tingkat konsumsi pangan peternak. Kata kunci: skala usaha, pendapatan keluarga peternak, konsumsi pangan.
HUBUNGAN ANTARA HARAPAN HASIL DENGAN TINGKAT RISIKO PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING Sondi Kuswaryan; Maman Paturochman; Cecep Firmansyah
Sosiohumaniora Vol 5, No 3 (2003): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2003
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v5i3.5527

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara tingkat risiko usaha dan harapan hasil pada usahaternak ayam ras pedaging. Penelitian dilakukan di Poultry Shop Tanjung Mulya, Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan data dari 276 kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh 50 unit usahaternak ayam ras pedaging, yang dipilih secara acak. Risiko usaha menggunakan ukuran koefisien variasi, dan harapan hasil menggunakan ukuran rata-rata dari gros marjin yang diperoleh usahaternak selama setahun. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Risiko usahaternak ayam ras pedaging merupakan pengaruh kumulatif dari kegagalan faktor teknis dan harga. Faktor teknis disebabkan oleh terjadinya kematian ayam atau kegagalan berat ayam mencapai berat yang optimal. Faktor harga disebabkan oleh tingginya harga DOC dan Pakan, serta rendahnya harga ayam hasil panen. Terdapat hubungan yang nyata antara tingkat risiko ( X ) dengan tingkat harapan hasil ( Y ), mengikuti model korelasi sebagai berikut : Y = 734.793,8 – 206.046 X + 17.514,86 X 2 R2 = 0,9137, Pada usahaternak ayam ras pedaging, risiko usaha berjalan selaras dengan besarnya harapan hasil. Makin besar harapan hasil, peternak dihadapkan pada risiko usaha yang makin besar. Kata Kunci : Risiko Usaha, Harapan Hasil, Usahaternak Ayam Ras Pedaging
HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT PADA BERBAGAI SKALA USAHA PEMILIKAN DENGAN TABUNGAN Maman Paturochman
Sosiohumaniora Vol 9, No 2 (2007): SOSIOHUMANIORA, JULI 2007
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v9i2.5380

Abstract

Penambahan modal untuk meningkatkan skala usaha menjadi lebih besar selalu menjadi kendala yang umum, tetapi bagi peternak sapi perah rakyat anggota Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) hal tersebut sudah dapat diatasi, karena dari sebagian pendapatan yang mereka terima, sedikit banyak sudah mampu ditabungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keeratan hubungan antara pendapatan peternak sapi perah rakyat pada berbagai skala usaha pemilikan dengan tabungan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan teknik pengambilan sampel acak stratifikasi (stratified random sampling). Jumlah sampel tiap kelompok ditentukan sebanyak 40 orang dan total sampel 120 orang dari anggota populasi 7491 orang atau 1,60 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan besarnya pendapatan yang nyata antara berbagai skala usaha. 2. Terdapat perbedaan besarnya tabungan yang nyata antara berbagai tingkat pendapatan. 3. Terdapat hubungan yang nyata antara pendapatan ( X ) dengan tabungan ( Y ), dengan model korelasi berikut ini: * ** ^S = -6,86446 – 0,05622 D1 – 0,08128 D2 + 1,970666 Y ( R2= 0,80) (0,05073) (0,06855) (0,13896) Pada usaha peternakan sapi perah rakyat, besarnya kemampuan menabung sejalan dengan pendapatan. Makin tinggi pendapatan, makin tinggi kemampuan menabung peternak. Kata kunci: pendapatan, skala usaha, tabungan.
PENENENTUAN KAWASAN UNGGULAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA DI JAWA BARAT Achmad Firman; Linda Herlina; Maman Paturochman; M Munandar Sulaeman
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 4, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.691 KB) | DOI: 10.25157/ma.v4i1.869

Abstract

Perkembangan ternak domba di wilayah Jawa Barat tidak terlepas dari dukungan potensi wilayah dan kultur beternak masyarakat. Terdapat beberapa wilayah di Jawa Barat sebagai sentra pengembangan ternak domba. Namun, apakah sentra-sentra tersebut telah sesuai dengan daya tampung dan menjadi wilayah unggulan ternak domba. Oleh karena itu penelitian ini ditujukkan untuk melihat daya tampung wilayah terhadap ternak domba, wilayah unggulan ternak domba, dan wilayah pengembangan ternak domba di Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Lokasi yang dijadikan tempat studi adalah Provinsi Jawa Barat. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa wilayah-wilayah di Jawa Barat yang memiliki Indeks Daya Dukung (IDD) hijauan berkateogri aman sebanyak 22 kabupaten/kota. Sedangkan wilayah-wilayah yang masuk kategori ternak domba sebagai ternak unggulan (LQ > 1) ada sebanyak 13 kabupaten/kota. Akan tetapi, berdasarkan hasil 2 analisis, yaitu IDD dan LQ menunjukkan hanya 8 kabupaten dan 3 perkotaan (Kota Bogor, Kota Sukabumi, dan Kota Cirebon) yang berpotensi untuk pengembangan ternak domba ke depan.Kata Kunci: Wilayah, Pengembangan, Domba, Daya Tampung, Komoditas Unggulan