Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) dengan BASIS CARBOPOL Supomo Supomo; Sapri Sapri; Nur Komalasari
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2016): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1344.787 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v1i1.29

Abstract

            Pada masa kini perawatan kulit sangat diperlukan untuk melindungi kulit dari efek oksidatif radikal bebas yaitu dengan menggunakan antioksidan. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung xanton yang merupakan antioksidan yang sangat kuat. Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas sehingga dapat melindungi sistem biologi tubuh dari efek merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi tertentu dalam bentuk sediaan gel antioksidan dan mengetahui sifat fisik dan kimianya.            Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Obyek yang diteliti adalah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diekstrasi menggunakan cara maserasi. Formula dibuat dengan mevariasikan 3 konsentrasi ekstrak etanol kulit buah manggis 0,2%, 0,4%, dan 0,6% menggunakan gelling agent karbopol 940 0,5%. Pengujian sediaan gel dilakukan terhadap organoleptis (bau, warna, tekstur), homogenitas, pH, iritasi kulit, dan daya sebar gel antioksidan.            Hasil pengujian sifat fisik, gel ekstrak etanol kulit buah manggis menggunakan basis karbopol 940  pada formula I dengan konsentrasi ekstrak 0,2% berwarna kuning keputihan, formula II dengan konsentrasi 0,4% berwarna kuning coklat muda, formula III dengan konsentrasi 0,6% berwarna kuning coklat tua dan masing-masing formula berbau oleum citri dan bertekstur kental halus, memiliki nilai pH 6 dengan homogenitas yang baik dan tidak mengiritasi. Daya sebar yang dihasilkan pada masing-masing formula gel antioksidan memiliki nilai yang tidak memenuhi persyaratan daya sebar.             Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat diformulasikan sebagai gel antioksidan. Formula gel antioksidan yang terbaik yaitu pada formula I dengan konsentrasi ektrak 0,2% dengan hasil pengujian sifat fisik yang cukup stabil serta memiliki warna yang lebih transparan. Kata Kunci : Buah manggis (Garcinia mangostana L), Antioksidan, Gel
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) PADA MENCIT JANTAN Sapri Sapri; Eka Siswanto; Ariska Yulianti
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2017): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.001 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v2i1.82

Abstract

Tanaman seledri (Apium graveolens L.) memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obat antiinflamasi karena kandungan senyawa glikosida flavonoid yaitu apiin sehingga digunakan fraksi air karena lebih mudah tertarik pada fraksi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi air ekstrak daun seledri sebagai antiinflamasi pada mencit putih dengan  menggunakan metode induksi karagenan pada telapak kaki serta mengetahui nilai ED50. Pengukuran aktivitas antiinflamasi digunakan 5 kelompok perlakuan hewan uji, kontrol (+) digunakan kalium diklofenak 50 mg, kontrol (-) suspensi Na. CMC 0,5%, dosis I adalah 125mg/kgBB, dosis II adalah 250mg/kgBB dan dosis III adalah 500mg/kgBB. Dengan pengukuran setiap 30 menit selama 5 jam dengan alat pletismometer. Analisis data digunakan metode statistik One way ANOVAdengan tingkat kepercayaan 95% yang dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis fraksi air ekstrak daun seledri memiliki aktivitas antiinflamasi. Pada menit ke-300 tidak terjadi perbedaan bermakna antara kontrol positif dengan dosis 500 mg/kgBB dengan persen inhibisi 86,04%. Dari perhitungan ED50 didapatkan hasil sebesar 100 mg/kgBB.
UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL UMBI PAKU ATAI MERAH (Angiopteris ferox COPEL) Reksi Sundu; Sapri Sapri; Henny Nurhasnawati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 1 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.275 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i1.128

Abstract

Umbi paku atai merah (angiopteris ferox Copel) biasa dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh suku dayak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metabolit sekunder dan aktivitas antioksidan pada umbi paku atai merah. Pada penelitian ini telah dilakukan uji fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak yang ditentukan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol umbi paku atai merah mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Sementara itu aktivitas antioksidan ekstrak tersebut tergolong kuat dengan nilai IC50 sebesar 193,20 ppm.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI N-HEKSAN, KLOROFORM DAN ETIL ASETAT DARI EKSTRAK ETANOL UMBI PAKU ATAI MERAH (Angiopteris ferox Copel) Reksi Sundu; Fitri Handayani; Sapri Sapri; Henny Nurhasnawati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.166 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i2.176

Abstract

Antioksidan memegang peranan penting sebagai faktor perlindungan kesehatan. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan alami adalah umbi paku atai merah (Angiopteris ferox Copel). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari fraksi n-heksan, kloroform dan etil asetat dari ekstrak etanol umbi paku atai merah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi paku atai merah fraksi n-heksan memiliki nilai IC50 sebesar 884,14 ppm (kategori lemah), kloroform sebesar 199,72 ppm (kategori lemah), etil asetat sebesar 18,81 ppm (kategori sangat kuat), sedangkan vitamin C sebagai pembanding sebesar 5,09 ppm (kategori sangat kuat).
PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR ORGANIK DAN TANAMAN HERBAL ORGANIK BERBASIS TEKNIK HIDROPONIK Fitri Handayani; Sapri Sapri; Achmad Kadri Ansyori
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 2 No. 2 (2018): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.891 KB) | DOI: 10.24903/jam.v2i2.370

Abstract

Sayur mengandung banyak serat yang memiliki banyak peranan dalam proses pencernaan. Serat dapat melancarkan perncernaan serta dapat mencegah dan mengurangi resiko timbulnya beberapa penyakit. Tanaman herbal juga merupakan tanaman berkhasiat secara alami, jika diolah dapat bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan manusia. Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan karena dapat diusahakan diberbagai tempat baik di desa, kota, lahan terbuka atau di atas apartemen sekalipun. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tak menentu, dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik.Pelatihan ini dilaksanakan dengan memberdayakan masyarakat khususnya ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di sekitar Jl. Abdul Wahab Sjahranie gang 10 RT 26, Kelurahan air hitam Kecamatan Samarinda Ulu untuk berpartisipasi aktif. Pelatihan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Desember 2017 pukul 13.00 sampai selasai. Metode pelatihan budidaya ini dengan melakukan penyuluhan kepada peserta tentang bercocok tanam dengan teknik hidroponik dan memberikan demonstrasi serta praktek bercocok tanam dengan teknik hidroponik. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok masyarakat. Setiap kelompok akan diberikan bibit sayuran dan tanaman hebal untuk dibudidayakan dengan teknik hidroponik.Kelompok pertama adalah kelompok yang diberikan bibit bayam merah, kelompok dua diberikan bibit pakcoy dan kelompok tiga diberikan bibit kangkung. Pada hari kedua sampai hari ke lima dilakukan penyiraman bibit dengan larutan nutrisi hidroponik. Hari keenam setiap kelompok melakukan penanaman benih ke tempat yang lebih besar. Setiap kelompok melakukan penyiraman larutan nutrisi hidroponik sampai hari ke tiga puluh. Sayuran dan tanaman herbal yang telah tumbuh menjadi besar maka dilakukan pemanenan.