Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA BUAH SELUTUI PUKA (Tabernaemontana macracarpa Jack) Fitri Handayani; Anita Apriliana; Ira Novianti
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 12, No 1 (2020): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.191 KB) | DOI: 10.33096/jifa.v12i1.577

Abstract

Selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) is a medicinal plant that grows in forests and river banks. This plant can be found in West Kutai, East Kalimantan. Empirically, the use of selutui puka fruit is used as a medicine for toothache and canker sores by boiling it, the cooking water is used by stew. The importance of simplicia characterization is to determine the quality of simplicia which will become the standard for traditional medicine. The purpose of this study was to determine the characteristics of simplicia powder from selutui puka fruit and to determine the class of chemical compounds contained in selutui puka fruit. This research is non experimental. The research starts from sampling, determination, making simplicia, characterization which includes macroscopic test, microscopic test, determination of moisture content, soluble ethanol extract content, water soluble extract content, moisture content, ash content, acid insoluble ash content and phytochemical screening. Data were analyzed using descriptive methods.Macroscopic and organoleptic characterization of simplicia powder has a distinctive aroma (aromatic), bitter fruit flavor, yellowish-brown simplicia powder, white meat, hard and runny meat. Microscopic results of simplicia powder are found in the endocarp, wooden vessels in the form of stairs, trachea, and cork tissue. The level of dissolved ethanol extract was 36%, water juice content was 47%, water content was 8%, ash content was 4.36%, acid insoluble ash content was 0.57%. The results of phytochemical screening contain alkaloids, saponins, and flavonoids.
Profil Peresepan Obat Peyakit Diare pada Pasien Rawat Inap Anak di RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Yullia Sukawaty; Rusdiati Helmidanora; Fitri Handayani
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jik.v5i2.63

Abstract

Diarrhea is one of the leading causes of death especially in children. Approximately 10% of cases of diarrhea in children under five years old (toddlers) worldwide are bloody diarrhea or dysentery.The purpose of this study was to determine profile of the diarrhea prescribing of children inpatients at hospital Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan period October to December 2015.This research was conducted by non experimental retrospectively method with purposive sampling and analyzed descriptively using microsoft excel.Profile of the diarrhea prescribing of children inpatients at hospital Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan encompasses the use of the single most antibiotic ceftriaxone 24%, the most commonly used combination antibiotic, ampicillin combination with chloramphenicol 12%, rehydration therapy widely used lactate ringer 38%, supplement therapy widely used zinc 90%.Prescribing medication for diarrheal disease of inpatients at hospital Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikapapan has been in accordance with the procedure of diarrhea treatment of Ministry of Health RI (MOH RI 2011) five steps to solve diarrhea.
UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL BIJI LAMTORO (Leucaena leucocephala L.) TERHADAP UDEM TELAPAK KAKI MENCIT YANG DIINDUKSI KARAGENIN Triswanto Sentat; Fitri Handayani
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol biji lamtoro (Leucaena leucocephala L.) pada mencit (Mus musculus). Lamtoro telah dikenal oleh masyarakat Indonesia secara turun-temurun dapat mengobati bengkak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol biji lamtoro dapat berkhasiat sebagai antiinflamasi serta mengetahui dosis optimum ekstrak biji lamtoro yang dapat berkhasiat sebagai antiinflamasi. Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan metode pembentukan radang buatan pada telapak kaki mencit putih jantan. Dilakukan penelitian dengan menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan kriteria berumur 2-3 bulan dengan berat 20-30 g. Pengujian dilakukan menggunakan 3 dosis yang berbeda dari ekstrak biji lamtoro yaitu 200 mg/20 g BB, 400 mg/20 g BB dan 600 mg/20 g BB. Berdasarkan penelitian di dapatkan persen radang terbesar berada pada dosis 200 mg/20 g BB dan persen radang terkecil pada dosis 600 mg/20 g BB. Data hasil pengukuran besar radang diuji statistik dengan metode LSD dengan hasil kelompok dosis 200 mg/20 g BB tidak memiliki potensi khasiat sebagai antiinflamasi dan kelompok dosis 400 mg/20 g BB serta dosis 600 mg/20 g BB mempunyai potensi khasiat sebagai antiinflamasi.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL UMBI PAKU ATAI MERAH ( Angiopteris ferox Copel) TERHADAP Propionibacterium acnes Reksi Sundu; Sapri .; Fitri Handayani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.502 KB) | DOI: 10.37874/ms.v2i2.50

Abstract

Kalimantan adalah pulau yang memiliki keanekaragaman hayati dan potensi yang sangat melimpah sebagai tumbuhan berkhasiat obat. Masyarakat suku dayak daerah Kutai Barat di Kecamatan Linggang Bigung Kalimantan Timur menggunakan paku atai merah sebagai obat dengan cara umbi paku atai merah diparut dan dicampur dengan beras kemudian diolah menjadi bedak dingin untuk kulit yang berjerawat. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol umbi paku atai merah terhadap Propionibacterium acnes . Penelitian diawali dengan skrining fitokimia yaitu pemeriksaan senyawa golongan alkaloid, flavanoid, saponin, tanin dan steroid/terpenoid selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan metode difusi cakram. Larutan uji dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu ekstrak etanol umbi paku atai merah 20%, 40%, 60% dan 80%, kontrol positif clindamycin 0,1%, kontrol negatif DMSO 0,1%. Metode analisis data adalah metode deskriptif yaitu berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil skrining fitokimia menunjukkan positif mengandung golongan alkoloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi paku atai merah memiliki aktvitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne dengan diameter zona hambat sebesar 6,83mm ± 0,27 (20%); 8,33 mm ± 0,36 (40%) dan 8,25 mm ± 0,31 (80%) yaitu zona hambat kategori sedang. Ekstrak etanol 60% menunjukkan zona hambat bakteri 11,05 mm ± 1,99 yaitu zona hambat kategori kuat. Clindamycin 0,1 % memiliki zona hambat bakteri 24,10 mm ± 0.61 yaitu zona hambat kategori sangat kuat. Dimetil sulfoksida 0,1% tidak memiliki daya hambat bakteri.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KULIT MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Fitri Handayani; Triswanto Sentat
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2016): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.793 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v1i2.43

Abstract

Daun kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kegunaan dari kulit batang, buah hingga daun. Daun kersen mengandung flavonoid dan tanin yang berpotensi sebagai pengobatan obat luka bakar. Daun kersen digunakan sebagai pengobatan karena berfungsi sebagai analgetik dan antiinflamasi.Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Obyek yang diteliti adalah potensi ekstrak etanol daun kersen terhadap penyembuhan luka bakar pada kulit bagian punggung mencit putih jantan. Jumlah mencit yang digunakan adalah 20 ekor  dibagi dalam 5 kelompok yaitu kontrol positif (salep bermerek), kontrol negatif (vaselin flavum), kelompok ekstrak etanol daun kersen dalam vaselin flavum dosis 2,6 mg, 5,2 mg dan 10,4 mg. Punggung mencit diinduksi menggunakan solder panas dimodifikasi dengan lempeng stainless berukuran 1 x 1 cm2 selama 2 detik dan diukur diameter penyembuhan luka bakar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol positif menghasilkan persentase sebesar 100%, kontrol negatif (65%), ekstrak etanol daun kersen dosis 2,6 mg (84,3%), dosis 5,2 mg (85,3%) dan dosis 10,4 mg (93,3%). Hasil analisis data menggunakan analisis statistik. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (0,768>0,05) dan hasil uji (Test Homogeneity of Variances) menunjukkan bahwa data tidak homogen (0,016<0,05). Hasil uji Kruskal Wallis Test menunjukkan bahwa 5 (lima) kelompok perlakuan berbeda bermakna dan memiliki efek penyembuhan luka bakar (0,012<0,05), hasil uji Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa kontrol positif dan dosis 10,4mg  terdapat perbedaan bermakna (0,043<0,05).
KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA DAUN SINGKIL (Premna corymbosa Rottl & Willd) Risa Supriningrum; Fitri Handayani; Liya Liya
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2017): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.888 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v2i2.118

Abstract

Secara empiris, daun singkil digunakan sebagai obat asam urat. Data penelitian awal tentang karakterisasi simplisia dan ekstrak daun singkil (Premna corymbosa Rottl & Willd) belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik simplisia dan ekstrak daun singkil muda dan tua serta kandungan kimianya.Ekstraksi simplisia dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Tahapan penelitian dimulai dari pengambilan sampel, determinasi tumbuhan, pembuatan simplisia, ekstraksi secara maserasi, pemeriksaan karateristik dan skrining fitokimia.Hasil karakterisasi simplisia, makroskopik daun singkil memiliki warna hijau, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, rompang , tepi daun bergerigi, bentuk daun bulat telur dan bulat, susunan tulang daun menyirip, daging daun tipis, panjang daun 10,9 hingga 15 cm . Lebar daun 6,3 hingga 9,6 cm. Pengamatan mikroskopik ditemukan fragmen pengenal stomata tipe diasitik , parasitik, berkas pembuluh bentuk spiral, rambut penutup, trikoma glandular. Kadar air daun muda 8%, daun tua 5,5%, kadar sari larut air daun muda 3%, daun tua 1,5%, kadar sari larut etanol daun muda 2%, daun tua 1,5%, kadar abu daun muda 4,86%, daun tua 7,01%, kadar abu tidak larut asam daun muda 2,20% dan daun tua 3,14%. Kadar air ekstrak daun muda 17,5%, daun tua 17%, kadar sari larut air daun muda 0%, daun tua 1%, sari larut etanol daun muda 0,5%, daun tua 4%, kadar abu daun muda 38,5%, daun tua 11,6%, kadar abu tidak larut asam daun muda 1,51%, daun tua 2,33%. Metabolit sekunder simplisia dan ekstrak diketahui mengandung flavonoid, tanin, saponin dan steroid/terpenoid.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI N-HEKSAN, KLOROFORM DAN ETIL ASETAT DARI EKSTRAK ETANOL UMBI PAKU ATAI MERAH (Angiopteris ferox Copel) Reksi Sundu; Fitri Handayani; Sapri Sapri; Henny Nurhasnawati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.166 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i2.176

Abstract

Antioksidan memegang peranan penting sebagai faktor perlindungan kesehatan. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan alami adalah umbi paku atai merah (Angiopteris ferox Copel). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari fraksi n-heksan, kloroform dan etil asetat dari ekstrak etanol umbi paku atai merah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi paku atai merah fraksi n-heksan memiliki nilai IC50 sebesar 884,14 ppm (kategori lemah), kloroform sebesar 199,72 ppm (kategori lemah), etil asetat sebesar 18,81 ppm (kategori sangat kuat), sedangkan vitamin C sebagai pembanding sebesar 5,09 ppm (kategori sangat kuat).
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SELUTUI PUKA (Tabernaemontana macrocarpa Jack) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Yulistia Budianti Soemarie; Fitri Handayani; Edna Nur Annisa
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.975 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i2.178

Abstract

Tumbuhan selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) adalah salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional. Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri gram positif yang menyebabkan infeksi pada manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun selutui puka terhadap Staphylococcus aureus dan mengetahui konsentrasi efektif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Tahapan penelitian diawali dengan pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun selutui puka, uji skrining fitokimia ekstrak etanol, uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi kertas cakram dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% serta kontrol positif ampisilin 0,1% dan kontrol negatif DMSO 1%. Data yang didapat dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian uji skrining fitokimia menunjukan ekstrak etanol daun selutui puka positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun selutui puka terhadap bakteri Staphylococcus aureus memiliki daya hambat pada konsentrasi 5%, 10% dan 15% secara berurutan 6,09 mm, 6,24 mm dan 6,25 mm, dengan kategori daya hambat sedang.
KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA DAUN SELUTUI PUKA (Tabernaemontana macracarpa Jack) Fitri Handayani; Anita Apriliana; Hellen Natalia
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.543 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i1.285

Abstract

Selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) is a plant that is efficacious for treating tumor diseases and blisters. Simplicia is said to be of high quality if it meets the simplicia requirements. The initial process to find out the quality of simplicia is characterization. The study aims to determine the specific, non-specific characteristics and content of chemical compounds.This research is non experimental. The research starts from sampling, determination, making simplicia, characterization which includes macroscopic test, microscopic test, determination of moisture content, soluble ethanol extract content, water soluble extract content, moisture content, ash content, acid insoluble ash content and phytochemical screening. Data were analyzed using descriptive methods.Specific characteristics in the macroscopic and organoleptic tests showed long round leaves, pinnate leaf bones, spiky rounded leaf tips, rounded base of leaves, flat leaf edges, thick leaf flesh, dark green color, leaf width of 4.5 cm long, 12.5 cm long. The powder is dark green, aromatic and has a bitter taste. Microscopic tests include cover hair, vessels, bundles of stairs, upper epidermis and lower epidermis with bidiastic type stomata, 12% soluble ethanol, 15% water soluble extract. Non-specific characteristics consisted of 8% moisture content, 6.51% ash content, acid insoluble ash content 0.246%. The results of phytochemical screening contain alkoloid, flavonoids, tannins, saponins and steroids.
BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN HAND SANITIZER DARI BAHAN SINTETIS DAN ALAMI DI KELURAHAN TELUK LERONG ILIR DAN SIDODADI KECAMATAN SAMARINDA ULU Fitri Handayani; Triswanto Sentat; Nurul Fatimah
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i1.241-245

Abstract

Melonjaknya penyebaran virus SARS-CoV-2 mengakibatkan harga hand sanitizer di Kalimantan Timur melonjak tinggi bahkan terjadi kekosongan stok hand sanitizer di pasaran baik pertokoan maupun fasilitas kesehatan. Tujuan Bimbingan Teknis (BimTek) pembuatan hand sanitizer dari bahan sintetis dan alami adalah peningkatan masyarakat mandiri yang inovatif dan kreatif di tengah masa pandemi Covid-19 hingga menuju kehidupan New Normal dalam menyikapi harga yang melonjak tinggi dan kekosongan stok hand sanitizer. Metode pelaksanaan bimbingan teknis ini dilakukan dengan penyampaian materi dan diskusi kepada peserta tentang definisi hand sanitizer, alat yang digunakan, komposisi bahan sintetis dan alami, cara pembuatan hand sanitizer berbahan sintetis dan alami, pengemasan dan  estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembuatannya. Hasil dari kegiatan BimTek ini menunjukkan bahwa peserta perwakilan dari Kelurahan Teluk Lerong dan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu dalam Kegiatan BimTek dapat membuat hand sanitizer dari bahan sintetis dan alami dengan baik dan benar sesuai standar WHO dan penelitian sebelumnya yang sudah terpublikasi dalam jurnal ilmiah.