Wenny Aulia Sari
Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Ghaitsa: Islamic Education Journal

Toponimi Desa-Desa Di Kabupaten Bengkulu Tengah: Kaitannya Dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smp Negeri 22 Kota Bengkulu Aprilia Salsa Paulina; Irwan Satria; Wenny Aulia Sari
GHAITSA : Islamic Education Journal Vol. 2 No. 2 (2021): Juni
Publisher : Yayasan Darusssalam Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62159/ghaitsa.v2i2.933

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan toponimi 3 (tiga) desa di Kabupaten Bengkulu Tengah dan kaitannya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu. Penelitian pun dirancang sebagai studi kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis toponimi Desa Kembang Seri, Air Sebakul, dan Karang Tinggi dilakukan berdasarkan sudut pandang Muhyidin (2017) yang membahas asal usul penamaan dari 3 (tiga) aspek, yaitu perwujudan, kemasyarakatan, dan kebudayaan. Hasil analisis dihubungkan dengan pembelajaran di sekolah dengan mempertimbangkan intisari dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah tabel pedoman wawancara untuk setiap narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penamaaan Kembang Seri diambil dari tumbuhan rumput-rumputan, yaitu sereh yang memiliki bunga. Desa Air Sebakul didasari atas keberadaan genangan air dengan ukuran sebakul. Sementara itu, penamaan Desa Karang Tinggi dipengaruhi oleh adanya bentuk wilayah yang didominasi oleh bukit-bukit berkarang dengan ukuran tinggi. Toponimi ini tidak menjadi salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu karena pembelajaran tentang nama-nama tempat tidak dibahas hingga asal-usul atau bahkan sejarahnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah toponimi ketiga desa sangat dipengaruhi oleh aspek perwujudan. Meskipun toponimi tidak dipelajari di satuan pendidikan tingkat menengah pertama, namun adanya penelitian ini toponimi sangat direkomendasikan bagi para siswa untuk memperluas wawasan sejarah tentang asal-usul nama-nama tempat di dunia.