Perubahan yang terjadi selama kehamilan meliputi perubahan fisik, emosi dan hasrat seksual.Dampak dari perubahan tersebut masih cukup banyak pasangan suami istri yang takut, atau ragu-ragu untuk memutuskan melakukan hubungan seksual selama hamil. Berdasarkan studi pendahuluan pada penelitian Nunung Yuliyati yang dilakukan Tahun 2011 terdapat sekitar 64,7% ibu hamil trimester III mengeluh cemas ketika melakukan hubungan seksual dan diantara yang mengalami kecemasan dalam hubungan seksual mengatakan tidak bergairah dalam melakukan hubungan seksual, frekuensi hubungan seksual juga tidak mesti rata-rata 1kali seminggu. Tujuan  untuk mengetahui hubungan antara frekuensi senggama, orgasme ,posisi hubungan seksual dan durasi hubungan seksual dengan kejadian kontraksi selama hamil. Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Rawa Buntu, Serpong 1, Serpong 2. Sampel pada penelitian ini sebanyak 67 ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di Puskesmas Rawa Buntu,Serpong 1, Serpong 2 yang ditentukan dengan proporsi cluster dari setiap puskesmas yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan buku kunjungan ANC. Analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian didapatkan hasil primipara 23,9%, multipara 41,8 % , grandemultipara 34,3% ibu hamil TM 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi senggama dengan ibu hamil beresiko kontaksi dengan p value 1.000.  Terdapat hubungan yang signifikan antara posisi hubungan seksual dengan ibu hamil dengan p value 0.034.  terdapat hubungan yang signifikan antara durasi senggama dengan ibu hamil dengan p value 0,034. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara orgasme dengan ibu hamil yang beresiko dengan p value 1,000.