Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik ITS

Arahan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang dengan Konsep Livable Settlement Ibrahim Aris; Ummi Fadlilah Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i2.97904

Abstract

Tingginya angka urbanisasi dan tidak adanya penataan permukiman yang baik, tentunya permukiman tersebut akan menjadi permukiman yang kumuh. Keterbatasan kemampuan masyarakat baik secara ekonomi maupun kemampuan untuk mengelola ruang juga menjadi penyebab terbentuknya permukiman kumuh. Permasalahan ini pun terjadi pada RW 01, RW 07, dan RW 09 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang. Dalam penataan permukiman kumuh harus memandang aspek lingkungan fisik, sosial budaya dan ekonomi. Dengan konsep livable settlement, penataan permukiman kumuh dapat membuat permukiman menjadi permukiman yang layak dan nyaman bagi penghuni untuk tinggal maupun bekerja di sekitar permukiman. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan arahan peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang dengan konsep livable settlement. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu adanya sasaran yang akan dicapai, yaitu: Pertama, menentukan variabel yang berpengaruh untuk peningkatan kualitas permukiman kumuh Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang menggunakan teknik analisis delphi. Kedua, menilai permukiman kumuh terhadap konsep livable settlement pada permukiman kumuh Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang berdasarkan preferensi penghuni menggunakan teknik Importance Performance Analysis (IPA). Ketiga, menentukan arahan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang yang berfokus pada kuadran I IPA sebagai prioritas utama menggunakan teknik analisis delphi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada lima sub variabel livable settlement yang berada pada kuadran I, artinya memiliki tingkat kinerja rendah namun tingkat harapan dari masyarakat sangat tinggi. Kelima sub variabel livable settlement tersebut antara lain Kondisi jalan lingkungan, perbaikan jalan yang berlubang dan jalan yang belum diperkeras aspal. Pendapatan per bulan, melakukan evaluasi program-program kesejahteraan sosial untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Jenis drainase, perbaikan jaringan drainase yang berwawasan lingkungan/ ecodrain. Penjaga keamanan, pembangunan pos satpam/hansip yang multifungsi beserta penjaganya. Sistem pengelolaan air limbah, pembuatan IPAL Komunal yang dapat mengolah air limbah kawasan permukiman.
Penilaian Implementasi Konsep Eco Settlement pada Permukiman Kumuh di Wilayah Pesisisr Kelurahan Sukolilo Baru Kota Surabaya Okta Viana Jionti Putri; Ummi Fadlilah Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.98210

Abstract

Kelurahan Sukolilo Baru merupakan kelurahan yang dalam program penangangan dan pencegahan permukiman kumuh pemerintah Kota Surabaya masuk kedalam prioritas pertama. Konsep eco settlement menjadi konsep penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Sukolilo Baru melalui indikator yang sudah ditentukan, pendekatan tersebut di dasari dengan kondisi eksisting yang ada pada wilayah tersebut berdekatan dengan laut serta adanya konsep penataan permukiman kumuh pada dokumen RP2KPKP. Metode yang digunakan yakni menggunakan analisis delphi pada sasaran yang pertama, analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan juga analisis GAP menjadi Teknik analisis pada sasaran yang kedua. Output dari penelitian ini yakni pada kuadran dua terdapat sembilan sub varibel yang mana artinya sub variabel tersebut memiliki nilai kinerja dan harapan yang tinggi sedangkan untuk keenam sub variabel lainnya masuk kuadran 3 yang artinya sub variabel tersebut memiliki nilai harapan dan kinerja yang rendah. Kemudian hasil perhitungan penilaian implementasi konsep eco settlement pada permukiman kumuh di wilayah pesisir Kelurahan Sukolilo Baru Kecamatan Bulak Kota Surabaya adalah sebesar 82,93 % yang mana memiliki arti bahwa penelitian ini memiliki nilai implementasi konsep eco settlement dalam kategori good atau baik.
Arahan Pemanfaatan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Lamongan Alfian Mahfudin; Ummi Fadlilah Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.99646

Abstract

Kabupaten Lamongan menyandang gelar “Lumbung Pangan Nasional” karena kekayaan akan hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan yang melimpah. Namun, pada tahun 2020 konversi lahan produktif yang terjadi sangat pesat dan merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan konsumsi membuat Kabupaten Lamongan memerlukan arahan pemanfaaan lahan melalui pendekatan telapak ekologis. Analisis dilakukan melalui perhitungan biokapasitas, telapak ekologis, keseimbangan daya dukung lingkungan, dan arahan pemanfaatan lahan. Arahan pemanfaatan lahan membandingkan kondisi biokapasitas eksisting 2020, rencana pola ruang 2040, telapak ekologis eksisting 2020 dan 2040. Hasil arahan pemanfaatan lahan diolah menggunakan analisis delphi untuk mendapatkan konsensus dari expert judgment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan secara agregat mengalami surplus pada level 1 dengan nilai defisit ekologis sebesar 12133297,4`1 Gha atau sebesar 9,0186 Gha/kapita. Biokapasitas lahan lebih besar 1359 % dari 150% dari telapak ekologisnya (BK>150% TE). Kondisi biokapasitas wilayah masih bisa memenuhi kebutuhan penduduk dan lahan surplus dapat mensuplai kebutuhan wilayah lain yang mengalami defisit. Penelitian ini menghasilkan arahan pemanfaatan lahan berupa integrasi, konservasi, normalisasi, rehabilitasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan.