Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERENCANAAN PERKERASAN PARALEL TAXIWAY SELATAN DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL I GUSTI NGURAH RAI - BALI supriadi supriadi; abrian amirullah; nurani hartatik
Jurnal Penelitian 18-26
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46491/jp.v4i4.472

Abstract

I Gusti Ngurah Rai International Airport, as it is known, is taken from the name of national hero I Gusti Ngurah Rai who is a very influential figure for the people of Bali Island. I Gusti Ngurah Rai International Airport currently has 11 taxiways which are divided into 9 taxiways on the North runway / North (2 parallel taxiways, 2 rapid exit taxiways, and 5 exit taxiways) and 2 taxiways on the South runway. This writing uses primary and secondary data which will be analyzed by descriptive analysis method. Descriptive analysis method is research that is intended to collect information about the status - the status of a symptom that exists, namely the state of symptoms according to what they were when the study was conducted. The author also uses the pavement design application in the form of FAARFIELD and COMFAA to support the research method used. Therefore, to be able to receive loads from aircraft passing through taxiways, it is necessary to calculate the planing of the pavement on the taxiways that will be built so that they are able to withstand the loads that will be received for flight safety and fulfill the age of the plan itself. The new taxiway parallel to the south of the runway needs to be built to support the operational activities of the annual IMF (International Monetary Fund) activities and taxiway overlaying in all North taxiways. In addition, it is expected to reduce the number of aircraft carrying out cross runways from the southern apron to the northern apron or to the northern taxiway parallel.
PERENCANAAN PERKERASAN PADA PERLUASAN APRON DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO supriadi supriadi; Aditya Eka Abdi Susanto; Nurani Hartatik
Jurnal Penelitian 19-28
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46491/jp.v5i2.493

Abstract

Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi merupakan bandar udara yang namanya dipilih dari nama Pahlawan Nasional Indonesia asal Minahasa, Sulawesi Utara, yaitu Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Terletak 13 km dari pusat kota Manado, tepatnya di Jalan A.A. Maramis Kecamatan Mapanget, serta memiliki titik koordinat 01° 32’ 44” N, 124° 55’ 30” E. Apron sebagai unsur yang paling penting untuk tempat pemarkiran pesawat. Bandar Udara Sam Ratulangi Manado saat ini telah memiliki apron dengan 22 aircraft stand yang dapat menampung pesawat udara tipe B.737 all series, A.320, CRJ-1000, ATR 72. Namun, kondisi tersebut masih belum sesuai dengan rencana induk Bandar Udara Sam Ratulangi Manado yang menyebutkan bahwa terdapat 6 aircraft stand untuk pesawat udara yang lebih besar, yaitu Airbus tipe A330-300. Oleh karena itu penelitian ini disusun guna menyampaikan bagaimana merencanakan perluasan dan tebal perkerasan apron yang standar dengan mengacu pada Federal Aviation Administration (FAA). Dan sesuai hasil perhitungan maka pengembangan dimensi apron yang direncanakan adalah 421 x 149,3 m untuk penambahan 6 parking stand dan juga diperoleh tebal perkerasan keseluruhan apron adalah 66 cm. Terdiri dari tebal slab beton 38 cm, tebal stabilized base 13 cm yang menggunakan cement treated base (CTB) dan tebal subbase 15 cm untuk subgrade dengan CBR 5,07 % yang dalam perencanaan akan ditingkatkan.
PERENCANAAN TURN PAD AREA DENGAN FLEXIBLE PAVEMENT DI BANDAR UDARA SOA BAJAWA Betty Yuliana; Fahrur Rozi; Nurani Hartatik
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandar Udara Kelas III Soa – Bajawa terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ini memiliki diemensi runway 1600 x 30 m dengan perkerasan lentur. Kepadatan lalu lintas dengan pergerakan pesawat 6 kali sehari membuat semua fasilitas yang ada terutama fasilitas sisi udara, pesawat udara ATR 72 – 600 merupakan pesawat terkritis yang beroperasi di Bandar Udara Soa – Bajawa. Belum tersedianya Turn Pad Area di ujung runway 29 dapat mempersulit pilot saat maneuvering. Sehingga diperlukan adanya perencanaan pembuatan Turn Pad Area di ujung runway 29. Hasil perencanaan luas Turn Pad Area yaitu 388,62 m2 dengan ketebalan lapisan yang dihitung dengan FAA manual yaitu 50,8 cm dan PCN sebesar 19,9 yang dihitung menggunakan software COMFAA.
ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN FLEXIBLE PADA APRON DENGAN METODE PCI DI BANDAR UDARA RAHADI OESMAN KETAPANG Delvira Hasna Kharima; Nurani Hartatik; Linda Winiasri
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandar Udara Rahadi Oesman (kode IATA: KTG, kode ICAO: WIOK) adalah Bandar Udara Kelas II yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan menjadi UPBU tersibuk di Kalimantan Barat. Tingginya keperluan akan angkutan pesawat mengakibatkan kualitas perkerasan berkurang. Hasil survei awal lapangan terdapat kerusakan pada area apron. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan operasi penerbangan. Dalam menganalisis kerusakan pada perkerasan apron, penulis menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dengan berpedoman pada KP 94 Tahun 2015 Tentang Pemeliharaan Konstruksi Perkerasan Bandar Udara. Hasil dari analisa tersebut digunakan untuk menentukan metode perbaikan. Berdasarkan hasil analisis kondisi perkerasan menggunakan PCI, didapatkan bahwa nilai PCI rata-rata sebesar 74,8. Jenis kerusakan yang ada yaitu penurunan setempat, penurunan pada jalur roda, lepas terurai, serta kontaminasi minyak dan oli. Metode perbaikan yang dilakukan adalah patching.
PERBAIKAN SALURAN DRAINASE RUNWAY STRIP DI BANDAR UDARA SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Wildan Ali Syahbana; Nurani Hartatik; Setyo Hariyadi Suranto Putro
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima secara Administratif terletak pada wilayah Kecamatan Belo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Permasalahan utama pada Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima adalah rusaknya dinding saluran sisi runway yang disebabkan oleh tidak stabilnya kondisi tanah dan mengakibatkan longsor. Dengan terjadinya longsor mengakibatkan sedimentasi pada salruran sehingga terjadi perdangkalan saluran. Akibat terjadinya perdangkalan tersebut air tidak mengalir secara lancar dan apabila tidak ada tindakan lanjut dapat terjadi luapan yang akan mengganggu pergerakan pesawat saat beroperasi. Perencanaan perbaikan drainase menggunakan saluran tertutup di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima dimulai dengan pengumpulan data yang dibutuhkan seperti data curah hujan. Dari data tersebut dilakukan perhitungan curah hujan maksimum untuk 10 tahun kedepan dengan metode Log Pearson III dan Intensitas curah hujan. Selanjutnya menghitung debit limpasa maksimum untuk 10 tahun kedepan. Setelah itu menghitung dimensi yang diperlukan dengan menggunakan trial and error. Berdasarkan data curah hujan dan menggunakan metode Monobe diperoleh dimensi salauran dengan lebar 1,2 meter dan tinggi 1,2 meter. Perbaikan saluran yg semula mengguanakan saluran terbuka menjadi saluran tertutup menggunakan beton precast. Perbaikan saluaran ini untuk mendukung keselamatan penerbangan tertutama di area runway.