Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STUDI EVALUASI PENGADAAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI DENGAN PROGRAM SPSE 4 (STUDI KASUS: EVALUASI RENOVASI SD SURYODININGRATAN I TAHUN 2017) Erlina Erlina
CivETech Vol 1 No 2 (2019): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.465 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v14i2.705

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi menuntut adanya efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, seperti pada pengadaan jasa konstruksi di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang didasarkan pada Peraturan Kepala LKPP Nomor 9 Tahun 2015 sekarang beralih ke Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) versi 4. Sehingga dari uraian tersebut, penulis mengambil langkah penelitian bagaimana sistem SPSE 4 ini bekerja dengan mengambil evaluasi pada pelelangan Renovasi SD Suryodiningratan I Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelelangan dengan SPSE 4 yaitu: kelebihan dan kekurangan proses pelelangan menggunakan SPSE 4, dan alasan sehingga dinas atau instansi menggunakan sistem SPSE 4 ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan tentang penyelenggaraan lelang berdasarkan informasi, gejala, dan fakta yang terjadi di lapangan. Hasil akhir yang didapatkan dari penelitian ini adalah program SPSE 4 dari Pokja BLP dan Penyedia Jasa bekerja pada sistem yang sudah disediakan ploting/tempatnya secara otomatis sehingga dalam pembuatan dokumen penawaran sampai penunjukan penyedia jasa lebih mudah, cepat, transparan dan akuntabel.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP KEKUATAN MORTAR BETON PAVING BLOCK Erlina Erlina
CivETech Vol 2 No 1 (2020): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.387 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v15i1.712

Abstract

Pembuatan perkerasan jalan pada lingkungan perumahan dengan Paving Block salah satu cara konservasi air tanah dan pemanfaataan serat ijuk yangmerupakan upaya memberdayakan potensi lokal untuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan, kuat lentur, dan daya serap air pada Paving Block sebagai lapisan perkerasan dengan penggunaan Serat Ijuk sebagai bahan tambah. Dengan benda uji berupa Paving Block dan bahan tambah berupa Serat Ijuk. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan UCY, melalui beberapa proses pencampuran, pengadukan, penuangan, dan pemadatan, serta curing (Perawatan), lalu dilakukan pengujian mortar segar maupun mortar keras. Hasil penelitian yang dilakukan secara visual Pada Paving Block dengan penambahan serat ijuk terhadap semen berpengaruh pada kuat tekan yang berakibat mengalami kenaikan dan penurunan kuat tekan rata-rata untuk umur 7 hari PB1 = 0,99%, PB1,5 = 0,87%, PB2 = 0,87% terhadap paving block normal sebesar 0,98%. Untuk umur 28 hari PB1 = 1,41%, PB1,5 = 1,25%, PB2 = 1,25% terhadap paving block normal sebesar 1,40%. Sedangkan pada kuat lentur yang berakibat mengalami penurunan rata-rata terhadap kuat lentur untuk umur 7 hari PB1 = 0,54%, PB1,5 = 0,55%, PB2 = 0,50% terhadap paving block normal sebesar 0,60%. untuk umur 28 hari PB1 = 0,77%, PB1,5 = 0,79% PB2 = 0,72% terhadap paving block normal sebesar 0,86%. Sedangkan untuk penambahan serat ijuk terhadap paving block, mengalami penurunan pada daya serap air PB1 = 9,521 %, PB1,5 = 11,806 %, PB2 = 11,886 % terhadap paving block normal sebesar 7,629 %. Dari hasil penelitian secara umum dengan penambahan serat ijuk terhadap semen paving block tidak memenuhi syarat kekuatan baik kuat tekan, kuat lentur maupun untuk daya serap airnya. Dengan demikian dari hasil penelitian ini belum memberikan nilai yang bermanfaat secara ekonomis pada masyarakat luas.
VALIDASI KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON NORMAL TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON DENGAN PENAMBAHAN SERBUK KAYU JATI DAN SERBUK KAYU KELAPA Erlina Erlina
CivETech Vol 2 No 2 (2020): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.594 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v15i2.718

Abstract

Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan wacana baru yang harus dikembangkan baik dalam penyelenggaraan maupun pengelolaannya. Pengembangan bahan bangunan dari limbah selain dapat menunjang kebutuhan pembangunan juga dapat memecahkan masalah lingkungan yang selanjutnya produk ini dapat dikategorikan sebagai bahan bangunan ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah serbuk kayu jati dan serbuk kayu kelapa terhadap kuat tekan beton dan kuat lentur beton. Penelitian dilakukan dengan membuat benda uji berupa silinder beton untuk uji kuat tekan dan balok beton untuk uji kuat lentur dengan variasi penambahan serbuk kayu mulai dari 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Untuk persiapan dan pembuatan benda uji dilakukan di Laboratorium Bahan FT UCY, pengujian kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan FT Universitas Atma Jaya Yogyakarta sedangkan pengujian kuat lenturnya dilakukan di Laboratorium Bahan FT UCY. Pembuatan benda uji dengan menggunakan metode campuran beton pada ”Road Note No. 4”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasir mempunyai modulus halus butir 2,835, berat jenis (SSD) sebesar 2,642, kadar serapan air sebesar 4,95% dan kandungan lumpur sebesar 2,95%. Agregat kasar mempunyai modulus halus butiran 7,02, berat jenis (SSD) 2,623 dan serapan air sebesar 2,674%. Kayu jati mempunyai berat jenis sebesar 0,67 dan kayu kelapa mempunyai berat jenis sebesar 0,71. Beton dengan penambahan serbuk kayu jati mempunyai serapan air yang lebih besar dibandingkan dengan beton dengan penambahan serbuk kayu kelapa dimana serapan air pada beton dengan penambahan serbuk kayu jati berkisar antara 12,45-41,65% dan pada penambahan serbuk kayu kelapa sebesar 9,41-36,28%. Beton dengan penambahan serbuk kayu jati mempunyai berat jenis, kuat tekan, modulus elastisitas dan kuat lentur yang lebih kecil dibandingkan dengan beton dengan penambahan serbuk kayu kelapa. Berat jenis beton dengan penambahan serbuk kayu jati 25-100% berkisar antara 1837,092-1225,839 kg/m3 dan pada kayu kelapa antara 2047,439-1237,370 kg/m3. Kuat tekan beton dengan penambahan serbuk kayu jati 25-100% berkisar antara 8,479-0,110 MPa dan pada kayu kelapa antara 13,670-0,145 MPa. Kuat lentur beton dengan penambahan serbuk kayu jati 25-100% berkisar antara 1,797-0,470 MPa dan pada kayu kelapa antara 1,948-0,489 MPaPergerakan yang berasal dari Perumnas Condongcatur Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dipengaruhi oleh Ukuran Rumah Tangga, Pemilkan Kendaraan, dan Pendapatan.
ANALISIS HUBUNGAN METODE KERJA TERHADAP KUALITAS PRODUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Erlina Erlina
CivETech Vol 3 No 1 (2021): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.808 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v3i1.723

Abstract

Suatu organisasi atau perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut seorang pimpinan perusahaan harus dapat mengkoordinasikan setiap sumber daya yang mendukung tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Permasalahan yang sering timbul adalah kualitas pekerja serta metode kerja dalam penyelesaian pekerjaan dalam menciptakan kualitas produk, dimana kurangnya sikap profesionalisme bak itu dari pimpinan atau para pengelolanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode kerja terhadap kualitas produk rumah, pengaruh faktor kualitas kerja terhadap kualitas produk rumah, pengaruh kedua factor metode kerja dan kualitas kerja secara bersama-sama terhadap kualitas produk rumah. Penelitian ini dilakukan pada proyek Perumahan Nandan Griya Idaman Yogyakarta yang teletak di Jl. A.M. Sangaji, Monjali, Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan tiga variabel, yaitu variabel metode kerja, variabel kualitas kerja dan variabel kualitas produk rumah. Teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi product moment pearson, uji reabilitas, uji t-test, uji determinasi dan uji kendall’s. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan data kuisioner. Pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan bahwa:(1) Pengaruh metode kerja terhadap kualitas produk rumah sebesar 57,8%, terdapat hubungan yang kuat dan positif sebesar 0,760, dan tingkat signifikansi sebesar 6,719, t-test sehingga koefisien korelasi yang diperoleh tersebut bisa digeneralisasikan pada populasinya. (2) Pengaruh kualitas kerja terhadap kualitas produk rumah sebesar 72,4%, terdapat hubungan yang kuat dan positif sebesar 0,851, dan tingkat signifikansi sebesar 9,313 sehingga koefisien korelasi yang diperoleh tersebut bisa digeneralisasikan pada populasinya. (3) Pengaruh metode kerja dan kualitas produk secara bersama – sama terhadap kualitas produk rumah sebesar 78,6%, terhadap hubungan kuat dan positif sebesar 0,887 dan tingkat signifikansi sebesar 58,733 sehingga koefisien korelasi yang diperoleh tersebut bisa digeneralisasikan pada populasinya ).
Analisa Optimalisasi Waktu Dan Biaya Pada Pembangunan Rusunawa Gemawang Yogyakarta Dengan Program Microsoft Project Erlina Erlina; Muhammad Ryan Iskandar
CivETech Vol 4 No 1 (2022): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v4i1.1102

Abstract

Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui, dari waktu dan biaya yang optimal maka pelaksana proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal, untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka dibuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (resources).Proses ini dimulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan Microsoft Project 2016 kemudian dilakukan crashing untuk memperoleh crash cost dan cost slope kegiatan yang berada pada lintasan kritis. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk menentukan jaringan kerja atau network pelaksanaan pembangunan dengan progam Microsoft Project dan menyelesaikan proyek tepat waktu sehingga penggunaan anggaran menjadi efisien dan tidak terjadi pemborosan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu metode untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengumpulkan data, disusun, diolah dan dianalisis sehingga diperoleh hasil akhir Hasil analisa diperoleh dari total biaya proyek dengan penambahan jam kerja (lembur) 2 jam adalah Rp. 6,814,182,104.06 dengan durasi 216 hari kerja. Total biaya proyek dengan penambahan jam kerja (lembur) 3 jam adalah Rp. 6,835,759,507.23 dengan durasi 206 hari kerja. Sedangkan total biaya proyek dengan penambahan jam kerja (lembur) 4 jam adalah Rp. 6,858,324,979.84 dengan durasi 198 hari kerja diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 201 hari dengan lembur 3.5 jam dan biaya total proyek sebesar Rp. 6,989,725,336.54. Sedangkan, waktu penyelesaian normal 240 hari kerja dengan biaya total proyek Rp. 6,993,539,609.56. terjadi pengurangan durasi selama 38 hari, efisiensi waktu 16 %. Penghematan biaya sebesar Rp. 3,814,273.02. efisiensi biaya 0.05 %.
PENGARUH PENGGUNAAN MATERIAL DARI KULON PROGO UNTUK CAMPURAN LADTON (AC) DAN LATASTON (HRS B) Erlina Erlina
CivETech Vol 1 No 1 (2019): CivEtech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.381 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v1i1.842

Abstract

Untuk membangun sarana transportasi jalan, kestabilan suatu lapisan perkerasan penting karena berkaitan erat dengan keamanan serta kenyamanan para pengguna jalan. Untuk mendapat performa terbaik dari lapis perkerasan jalan ini tentu di perlukan perencanaan yang tepat. Dengan perencanaan yang tepat maka dapat ditentukan lapisan perkerasan yang tepat. Banyak ragam jenis perkarasan jalan yang di gunakan di Indonesia diantaranya adalah Laston (AC), Lataston (HRS B) keduanya merupakan komponen lapis keras yang terbuat dari campuran antara agregat bergradasi menerus dan agregat bergradasi senjang dengan aspal keras dengan perbandingan tertentu. Berdasarkan uraian diatas maka kami mencoba untuk meneliti perbandingan jenis lapis perkerasan LASTON dan LATASTON HRS (Hot Rolled Shet) dengan menggunakan material dari Kali Progo. Penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan material dari Kali Progo sebagai mineral pengisi baik untuk agregat kasar, agregat halus maupun untuk filler, terhadap spesifikasi yang disyaratkan untuk campuran Laston dan Lataston (HRS B) serta mencari nilai-nilai dari stabilitas, flow/kelelahan, VTM, VFWA dan Marshall Quotient (MQ) dari Laston dan Lataston. Metode penelitian telah dilaksanakan dilaboratorium diperoleh hasil pengujian Marshall dan perhitungan – perhitungannya berupa nilai : Density, VITM, VFWA, Stabilitas, Flow, Marshall Quotient. Hasil penelitian menunjukkan nilai flow dari kedua jenis campuran keduanya memenuhi syarat spesifikasi dari Bina Marga. Nilai stabilitas dari kedua campuran hanya Laston yang memenuhi syarat untuk lalulintas padat, dan pada campuran Lataston tidak memenuhi syarat. Nilai Marshall Quotient dari kedua jenis campuran dapat memenuhi syarat untuk lalulintas berat. Dari uji Marshall diperoleh nilai kadar aspal optimum, untuk campuran Laston kadar aspal optimum didapat sebesar 6,17 %, sedangkan pada campuran Lataston didapat kadar aspal optimum sebesar 7,61 %. Hasil penelitian keausan agregat (abrasi) dari Kali Progo di dapat sebesar 34 %, sedangkan persyaratan unutk abrasi maksimum sebasar 40, jadi agregat dari Kali Progo memenuhi syarat untuk bahan penyusun beton aspal.
ANALISIS KUALITAS PAVING HASIL HOME INDUSTRY DI BERBAGAI DAERAH (STUDI KASUS : SLEMAN, BANTUL DAN KOTA YOGYAKARTA) Erlina Erlina; Suryanto Suryanto
CivETech Vol 3 No 2 (2021): CivEtech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v3i2.1054

Abstract

Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia terhitung sejak tahun 1977/1978. Paving block sendiri mempunyai berbagai variasi bentuk untuk memenuhi selera pemakai. Bahan penyusun paving block yaitu semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat halus dengan atau tanpa tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Untuk saat ini kebutuhan paving block sebagai penutup permukaan tanah sangatlah melonjak, khususnya di Kota Yogyakarta. Banyak perusahaan besar paving block di Yogyakarta yang masih belum bisa memenuhi permintaan konsumen, para konsumen harus memesan paving block jauh hari terlebih dahulu. Dari banyaknya tempat produksi paving block tersebut belum semuanya terjamin kualitas paving block nya, dan belum semua paving block dari industri rumahan tersebut memenuhi syarat dan ketentuan SNI yang berlaku. Tujuan penelitian ini meliputi Untuk mengetahui kualitas paving block home industry di 3 tempat di Yogyakarta dan untuk mengetahui kuat tekan dan daya serap air masing-masing sample paving block home industry. Penelitian ini dilakukan secara ekperimental, proses eksperimental dilakukan di Laboratorium Balai Pengujian, Informasi Pemukiman dan Bangunan, Pengembangan Jasa Konstruksi (PIPBPJK). Hasil pengujian kuat tekan rata-rata dari Marga Jaya (Sleman) adalah 16,94 Mpa memenuhi standar SNI 03-0691-1996 sehingga masuk ke dalam Bata Beton Mutu C atau bisa digunakan untuk pejalan kaki. Sedangkan kuat tekan rata-rata dari UD. Dwi (Yogya Kota) yaitu 9,17 Mpa juga sudah memenuhi standar SNI 03-0691-1996 dan masuk ke dalam Bata Beton Mutu D yang bisa digunakan untuk taman dan penggunaan lain. Dan untuk paving block dari TB. Dika Jaya (Bantul) memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 2,04 Mpa sehingga tidak memenuhi standar SNI 03-0691-1996. Hasil pengujian daya serap air rata-rata dari Marga Jaya (Sleman) yaitu 5,82 % dan UD. Dwi (Yogya Kota) yaitu 7,94 % sudah memenuhi standar SNI 03-0691-1996. Sedangkan daya serap air rata-rata dari TB. Dika jaya yaitu 10,07 % melebihi syarat penyerapan air rata-rata maksimal SNI 03-0691-1996.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BUBUT BESI TERHADAP KUAT TEKAN BETON Erlina Erlina; Muhammad Ryan Iskandar; Nazira Aulia Pohan
CivETech Vol 4 No 2 (2022): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v4i2.1293

Abstract

Beton digunakan sebagai bahan baku kontruksi dalam proyek bangunan. Karakteristik yang dimiliki beton sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang terkandung didalam campuran dan cara pengolahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dengan memanfaatkan limbah bubut besi sebagai bahan tambahan sebesar 0% , 5% , 10%. Penelitian dilakukan dengan membandingkan pengaruh kuat tekan, kuat lentur beton dengan serat limbah bubut besi. Pengujian yang dilaksanakan di laboratorium selanjutnya dihitung dengan formula dan prosedur yang telah ditentukan untuk menentukan besarnya kuat tekan beton dan kuat lentur. hasil pengujian dan perhitungan diperoleh nilai daya serap air berkisar 2,909% sampai 3,787% dan nilai berat jenis beton sebesar 2,29 gr/cm³ sampai 2,32 gr/cm³. Hasil penelitian menunjukkan pengujian kuat tekan beton diketahui nilai kuat tekan beton normal sebesar 22,64 MPa, kuat tekan beton dengan 5% limbah bubut besi sebesar 23,39 MPa dan kuat tekan beton dengan tambahan 10% limbah bubut besi sebesar 26,41 MPa. Semakin besar persentase penambahan limbah bubut besi, semakin besar juga kuat tekan beton tersebut.
PERBANDINGAN MUTU BETON K-250 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR PUTIH DARI DARAT DAN PASIR BEKAS GALIAN BAUKSIT Erlina Erlina; Hery Kristiyanto; Muhamad Defan Zulfikar
CivETech Vol 5 No 1 (2023): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v5i1.1551

Abstract

Pasir merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk campuran beton, adapun fungsi dari pasir dalam adukan beton adalah sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Pasir putih dari daratan bintan ini merupakan pasir yang diambil di daerah daratan di bintan dan pasir bekas galian bauksit ini merupakan pasir hasil bekas pertambangan bauksit di wilayah kepri. Akan tetapi sayangnya pasir ini tidak di manfaatkan oleh masyarakat setempat dalam pembuatan bangunan gedung. Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan antara pasir putih dari daratan bintan dan pasir bekas galian bauksit manakah yang lebih baik untuk digunakan. Penelitian ini menggunakan beton dengan mutu k-250, yang diuji pada umur 3,7,14,21 dan 28 hari. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang diuji langsung pada Laboratorium PUPRP serta PT. Seraya Beton Perkasa. Dari perbandingan hasil pengujian kuat tekan beton pada umur 3,7,14,21 dan 28 hari, pasir putih daratan bintan menghasilkan kuat tekan dengan nilai yang tinggi yaitu 345.66 kg/cm² sedangkan pasir bekas galian bauksit menghasilkan nilai kauat tekan 317.24 kg/cm². Yang dimana dapat diketahui bahwa pasir putih daratan bintan lebih baik dibandingkan pasir bekas galian bauksit. dan juga, kedua pasir ini dapat digunakan untuk bangunan gedung karena sudah memenuhi persyaratan.
ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE TERHADAP PONDASI SUMURAN (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN KOST 3 LANTAI DI POTRONANGGAN TAMANAN BANGUNTAPAN BANTUL) Erlina Erlina; Singgih Subagyo; Muhammad Ryan Iskandar; Ganang Eko Setiawan
CivETech Vol 5 No 2 (2023): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v5i2.1894

Abstract

Struktur pertama yang dibangun dalam membuat sebuah bangunan adalah pondasi. Pemilihan jenis pondasi yang efisien dalam hal biaya dan effektif dalam hal waktu akan sangat menguntungkan pemilik secara ekonomi, namun tetap memenuhi syarat keamanan bangunan. Berdasarkan data pada pembangunan kos 3 (tiga) lantai di Potronanggan, penulis berupaya memberikan pilihan jenis pondasi yaitu pondasi bored pile atau strauss pile dan pondasi sumuran (Caisson). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan dan perbedaan waktu pengerjaan antara pondasi bored pile dengan pondasi sumuran (caisson) pada pembangunan Kos 3 (tiga) lantai. Aspek yang diamati berupa hasil perhitungan biaya dan waktu pengerjaan pondasi bored pile dengan pondasi sumuran. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu desain pondasi yang efisien dalam hal biaya dan mendapatkan suatu desain pondasi yang efektif dalam hal waktu. Metode yang digunakan studi literatur. Selanjutnya diperoleh data primer berupa gambar perencanaan pondasi serta rencana anggaran biaya pekerjaan pondasi bored pile dan sumuran. Data Sekunder pada penelitian ini diantaranya; data uji tanah sondir dan boring, harga satuan pekerjaan, serta harga satuan bahan dan upah berdasarkan SNI. Tahap selanjutnya berupa analisis data menggunakan perhitungan. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: Metode pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile membutuhkan waktu pelaksanaan 13 hari dengan biaya sebesar Rp. 103.006.952,62. Sedangkan metode pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran membutuhkan waktu pelaksanaan 24 hari dengan biaya sebesar Rp. 170.738.486,58. Metode pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile pada pembangunan kos tiga lantai lebih efisien, praktis, dan modern dari pada metode pondasi sumuran, karena metode pondasi bored pile jauh lebih murah dan cepat dari pada metode pondasi sumuran dengan perbedaan harga Rp. 67.731.533,96 dengan selisih waktu 11 hari.