Yasraf A. Piliang
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Uang dan Hiper-realitas: Sirkulasi Modal dan Jagad Raya Moneter Piliang, Yasraf A.
Extension Course Filsafat ( ECF ) No 1 (2015): ECF Filsafat Uang
Publisher : Extension Course Filsafat ( ECF )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baudrillard melihat ‘hiper-realitas uang’ hanya dalam konteks sirkulasi uang, di mana uangsebagai sebuah ‘satelit’ beredar melalui model sirkulasi murni di dalam orbit moneter,sehingga terputus sama sekali dari sektor riil ekonomi, yaitu investasi dalam sektor produksi.Di dalam orbit sirkulasi murni ini, uang tidak lagi berfungsi sebagai alat tukar dalampertukaran komoditas, melainkan ‘komoditas murni’, yaitu komoditas yang dipertukarkandari dan untuk dirinya sendiri. Dalam kondisi inilah uang menjadi semacam ‘hiperkomoditas’,yaitu komoditas yang melampaui baik fungsi sebagai alat tukar maupun nilaitukar, akan tetapi meleburkan keduanya.Meskipun demikian, pada kenyataannya, tidak saja ada hiper-realitas dalamfungsi uang, akan tetapi ‘hiper-realitas uang’ dalam pengertian uang telah ‘melampaui’ wujudmaterial-fisiknya sendiri. Bila sebelumnya uang ‘nyata’ dalam pengertian ia memiliki wujudfisik-material (benda, logam, kertas, plastik), sehingga mampu memberikan efek psikologisberupa rasa ‘memiliki uang’ dan efek fenomenologis berupa kesadaran ‘memegang uang’atau berhadapan dengan realitas uang (menyimpan, membawa, mengirim, mencuri,memalsukan, merobek, menghancurkan, membakar), kini baik efek psikologis maupunfenomenologis itu tak lagi bekerja, karena ‘uang’ kini tak lebih dari bit-bit komputer berupagrafis angka-angka yang ada di layar komputer atau wujud holografisnya.Dengan demikian, ‘hiper-realitas uang’ dapat dipahami sebagai kondisi dimana uang telah ‘melampaui’ baik wujud maupun fungsinya, yang keduanya telah berubahdari ‘nyata’ (real) menjadi ‘virtual’. ‘Bentuk uang virtual’ adalah uang dalam berbagai wujuduang elektronik (cybercash, bitcoin, cek digital), yang tak lagi memberikan sensasi‘memegang uang’. Fungsi uang virtual’ adalah fungsi uang yang tak lagi sebagai alat tukardalam sistem pertukaran komoditas, akan tetapi fungsi ‘tanda mengapung’ di mana uangdipertukarkan dengan uang itu sendiri dalam skema hiper-komoditas. ‘Hiper-realitas uang’adalah kondisi di mana uang yang ‘tak-nyata’ disirkulasikan dan dipertukarkan di dalamsebuah sistem ‘ekonomi tak-nyata’, yaitu gerak-gerik uang dalam orbit moneter, yangterputus sama sekali dari sektor ekonomi riil [ ]
Perbandingan Kode Visual Pertunjukan Golek Sunda Tradisional dan Pertunjukan Golek Sunda dalam Media TV -, Irfansyah; Piliang, Yasraf A.
PANGGUNG Vol 23, No 2 (2013): Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v23i2.97

Abstract

ABSTRACT Wayang Golek is a Sundanese typical performing art that has grown on generations by the grip. The grip becomes a kind of rule or code in Wayang Golek show which govern all the constituent elements. Since the presence of Television, Wayang Golek is then performed through this media. However, since Wayang Golek is performed through Television, it represents significant differences with Wayang Golek traditional show. The differences are shown by the creation of stage design com- bined with digital technology and its various effects, such as zoom in/out, opening title, and even the broadcast interactive model. To understand the differences between Wayang Golek traditional show and on Television, the method which is used is the study of cause and effect or comparison (caus- al-comparative studies). The purpose of the study is to determine the changes of the visual elements in Wayang Golek show on Television. The result of the research shows that there are significant differences between Wayang Golek traditional show and on Television. Keywords: Visual Code, Sundanese Golek Show  ABSTRAK Kesenian Wayang Golek merupakan pertunjukan khas masyarakat Sunda yang telah ter­ bangun secara turun temurun berdasarkan pakem. Pakem menjadi semacam aturan main (kode) yang mengatur pertunjukan dan pembuatan Golek. Sejak munculnya media televisi, pertunjukan Wayang Golek pun kemudian dipentaskan melalui media ini. Akan tetapi, semenjak pertunjukan Wayang Golek dipentaskan dalam media televisi nyatanya mere­ presentasikan perbedaan yang signifikan dengan pertunjukan Wayang Golek tradisional. Perbedaan itu ditunjukkan dengan kreasi tata panggung yang dipadu dengan teknologi digital dan berbagai efeknya, seperti efek zoom in/out, munculnya opening title, hingga model interaktif siaran. Untuk memahami perbedaan antara pertunjukan Wayang Golek tradisional dengan pertunjukan Wayang Golek dalam media televisi, maka metode yang digunakan adalah metode studi perbandingan (comparative studies). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman terkait adanya perubahan unsur yang muncul pada pertunjukan Wayang Golek dalam media televisi. Hasil penelitian menun­ jukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pertunjukan Wayang Golek tradisional dengan pertunjukan Wayang Golek dalam media Televisi. Kata Kunci: Kode Visual, Pertunjukan Golek Sunda