Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN HUTAN KOTA DESA KUWIL KABUPATEN MINAHASA UTARA Saibi, Rio Priyanto; Saroyo, Saroyo; Pontororing, Hanny Hesky
PHARMACON Vol 8, No 4 (2019)
Publisher : PHARMACON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Birds are one of the forest's ecosystem components which able to help in the forest's natural regeneration, with one of the bird's natural habitats being urban forests. This study aims to analyze the diversity and describe the bird's species in the Urban Forest habitat of the Kuwil Village of North Minahasa Regency. Data collection used survey methods with plots in form of 2 rectangular line transects with a length of 2000 m each and 20 m wide. Data collection is done 5 times. Based on the research, there were 10 species of birds with a diversity index of bird species as 1.98 which was in the medium category. The species found were Halcyon chloris, Corvus enca, Pycnonotus aurigaster, Oriolus chinensis, Gerygone sulphurea, Galliralus torquatus, Phaenicophaeus calyorhynchus, Eudynamys melanorhyncus, Geopelia striata, and Ducula aenea. Key words: Species Diversity, Urban Forest, Bird ABSTRAK Burung merupakan salah satu komponen ekosistem hutan dengan fungsinya membantu regenerasi  hutan secara alami, dengan salah satu habitat alami burung adalah hutan kota. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis burung pada habitat Hutan Kota Desa Kuwil Kabupaten Minahasa Utara dan mendeskripsikan jenis-jenisnya. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan plot berbentuk 2 garis transek (line transect) persegi panjang dengan panjang masing-masing transek 2000 m dan lebar 20 m. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali. Berdasarkan penelitian didapatkan 10 jenis burung dengan nilai indeks keanekaragaman jenis burung sebesar 1,98 yang termasuk kategori sedang. Adapun jenis-jenis burung yang ditemukan adalah sebagai berikut  Halcyon chloris, Corvus enca, Pycnonotus aurigaster, Oriolus chinensis, Gerygone sulphurea, Galliralus torquatus, Phaenicophaeus calyorhynchus, Eudynamys melanorhyncus, Geopelia striata dan Ducula aenea. Kata kunci: Keanekaragaman Jenis, Hutan Kota, Burung
STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN HUTAN KOTA DESA KUWIL KABUPATEN MINAHASA UTARA Saibi, Rio P.; Saroyo, Saroyo; Pontororing, Hanny H.
PHARMACON Vol 8, No 3 (2019): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.8.2019.29398

Abstract

ABSTRACT Birds are one of the forest's ecosystem components which able to help in the forest's natural regeneration, with one of the bird's natural habitats being urban forests. This study aims to analyze the diversity and describe the bird's species in the Urban Forest habitat of the Kuwil Village of North Minahasa Regency. Data collection used survey methods with plots in form of 2 rectangular line transects with a length of 2000 m each and 20 m wide. Data collection is done 5 times. Based on the research, there were 10 species of birds with a diversity index of bird species as 1.98 which was in the medium category. The species found were Halcyon chloris, Corvus enca, Pycnonotus aurigaster, Oriolus chinensis, Gerygone sulphurea, Galliralus torquatus, Phaenicophaeus calyorhynchus, Eudynamys melanorhyncus, Geopelia striata, and Ducula aenea. Key words: Species Diversity, Urban Forest, Bird ABSTRAK Burung merupakan salah satu komponen ekosistem hutan dengan fungsinya membantu regenerasi  hutan secara alami, dengan salah satu habitat alami burung adalah hutan kota. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis burung pada habitat Hutan Kota Desa Kuwil Kabupaten Minahasa Utara dan mendeskripsikan jenis-jenisnya. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan plot berbentuk 2 garis transek (line transect) persegi panjang dengan panjang masing-masing transek 2000 m dan lebar 20 m. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali. Berdasarkan penelitian didapatkan 10 jenis burung dengan nilai indeks keanekaragaman jenis burung sebesar 1,98 yang termasuk kategori sedang. Adapun jenis-jenis burung yang ditemukan adalah sebagai berikut  Halcyon chloris, Corvus enca, Pycnonotus aurigaster, Oriolus chinensis, Gerygone sulphurea, Galliralus torquatus, Phaenicophaeus calyorhynchus, Eudynamys melanorhyncus, Geopelia striata dan Ducula aenea. Kata kunci: Keanekaragaman Jenis, Hutan Kota, Burung
Uji Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Jamur Kayu (Ganoderma lucidum) dengan Daun Sirsak (Annona muricata) terhadap Tikus Putih Galur WIstar (Rattus norvegicus) Hiperglikemia Naibaho, Jesica Christy; Rumende, Rooije R.H.; Pontororing, Hanny
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 1 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.10.1.2020.30001

Abstract

Uji Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Jamur Kayu (Ganoderma lucidum) dengan Daun Sirsak (Annona muricata) terhadap Tikus Putih Galur WIstar (Rattus norvegicus) Hiperglikemia(Effectivity Test of Wood Mushroom (Ganoderma lucidum) with Soursop Leaves (Annona muricata) Ethanol Extract Combination to Hyperglicemic Wistar Strain White Mouse (Rattus norvegicus) Jesica Christy Naibaho*, Rooije R.H. Rumende, Hanny PontororingProgram Studi Biologi FMIPA Universitas Sam RatulangiJl. Kampus Unsrat, Manado 95115*Email korespondensi: jesicachristynaibaho27@gmail.com, (Article History: Received 31-12-2019; Revised 15-01-2020; Accepted 24-01-2020) Abstrak Diabetes merupakan penyakit dengan indikasi pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin dalam jumlah cukup ataupun ketidakmampuan tubuh mempergunakan produksi insulin dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas dua konsentrasi ekstrak kombinasi jamur kayu (G. lucidum) dengan daun sirsak (A. muricata) dibandingkan dengan obat diabetes jenis glibenklamid.  Penelitian menggunakan metode eksperimental toksisitas akut dengan lima kelompok perlakuan dan lima ulangan. Analisis data yang digunakan adalah uji Friedman dengan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan jumlah konsentrasi ideal kombinasi ekstrak jamur kayu (G. lucidum) dengan daun sirsak (A. muricata) yang dapat diinduksi terhadap tikus galur wistar hiperglikemia adalah 150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB tikus. Kombinasi ekstrak berpengaruh terhadap kontrol gula darah tikus galur wistar. Konsentrasi optimum kombinasi ekstrak di antara kedua dosis uji ekstrak adalah 300 mg/kgBB. Dosis 300 mg/kgBB kombinasi ekstrak dibandingkan dengan glibenklamid.Kata Kunci: Diabetes, pankreas, hormon insulin, glibenklamid   Abstract Diabetes is a pancreatic disease that can not produce enough insulin hormone or body’s inability to employ insulin hormones properly.The purpose of this study was to tested the effectiveness of two concentrations of wood mushrooms (G. lucidum) with soursop leaves (A. muricata) extract compared to glibenclamide as one of diabetes remedy. Research used acute toxicity experimental methods with five treatment groups and five repetitions. Data were analyzed using Friedman’s test and Mann-Whitney’s test. The results showed that the ideal number of wood mushrooms (G. lucidum) with soursop leaves (A. muricata) extract which can induced to wistar hyperglycemic mouse were 150 mg/kgBM and 300 mg/kgBM. Extract combination has an effect on mice glucose control. Optimum concentration of Extract Combination between the two extract test doses was 300 mg/kgBM. 300 mg/kgBM dose of wood mushrooms (G. lucidum) and soursop leaves (A. muricata)  extract avowed more effective than glibenclamide.Key words: Diabetes, pancreas, insulin hormone, glibenklamide
Ibm Masyarakat Duasudara Kecamatan Ranowulu Bitung Dalam Melestarikan Kupu-Kupu Dilindungi, Endemik dan Terancam Punah Pontororing, Hanny Hesky; Lengkong, Hanri Jefry
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 3, No 1 (2021): VIVABIO:Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.3.1.2021.31486

Abstract

Kekayaan hayati di CA DuaSudara sangat tinggi, bahkan beberapa di antaranya bersifat endemik atau distribusinya terbatas di sebagian Kawasan Sulawesi saja. Beberapa contohnya adalah Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra), Tangkasi (Tarsius spectrum), dan Burung Rangkong (Rhyticeros cassidix), Selain satwa khas Sulawesi yang telah banyak dikenal, terdapat juga kupu-kupu yang endemik Sulawesi seperti spesies Troides  yang di Sulawesi terdapat dua supspesies yaitu supspesies Troides helena celularis dan Troides hipolitus. Salah satu kelemahan Masyarakat Kelurahan Duasudara adalah kurang menguasai tentang pengetahuan konservasi, manfaat kupu-kupu serta teknik identifikasi flora dan fauna, serta metode konservasi dilapangan.  Kegiatan Ibtek bagi Masyarakat  ini dilaksanakan di Kelurahan Dua Sudara Keamatan Ranowulu Bitung Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam Kegiatan PKM ini  metode ceramah dan diskusi. Peserta kegiatan ini adalak Lurah Kelurahan Dua Sudara, Aparat Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan Karang Taruna Kelurahan Dua Sudara. Bedasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan terhadap Masyarakat Kelurahan Dua Sudara, dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keberadaan Spesies Troides yang merupakan kupu-kupu yang dilindungi dan terancam punah.
Pendidikan, Pelestarian dan Potensi Ekowisata Terhadap Satwa Endemik Sulawesi Utara Pada SMA Kristen YPKM Manado Lengkong, Hanry Jefry; Pontororing, Hanny Hesky
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 1, No 1 (2019): VIVABIO Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.1.1.2019.24748

Abstract

Biodiversitas fauna sangatlah penting, mengingat tingginya keanekaragaman hayati yang ada di Sulawesi Utara. Hal ini karena terdapatnya beberapa satwa yang endemik di Sulawesi Utara, seperti: tangkasi (Tarsius spectrum), yaki (Macaca nigra), babirusa (Babyrousa babyrusa celebensis), anoa (Bubalus depresicornis), kalong sulawesi (Acerodon celebensis) dan kupu-kupu Troides. Akan tetapi, akibat perburuan dan perusakan hutan menyebabkan penurunan populasi satwa semakin menurun dan menjadi langka. Berbagai upaya konservasi telah dilakukan dengan menindak tegas serta hukuman terhadap pemburu belumlah cukup. Untuk itu perlu adanya upaya lewat penyadaran terhadap masyarakat lewat pendidikan terhadap anak-anak sekolah sebagai masa depan bangsa untuk turut serta melindungi dan melestarikan satwa. Tujuan dilaksanakan pengabdian kepada masyarakat bagi anak-anak siswa SMA YPKM untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman agar supaya dapat berperan aktif dalam pelestarian lingkungan hidup khususnya satwa endemik yang berpotensi ekowisata di Sulawesi Utara. Metode yang digunakan adalah metode pendidikan lingkungan pada usia dini. Metode ini dilakukan secara langsung lewat tatap muka, melalui beberapa cara, yaitu: Pemberian penjelasan atau paparan dengan membagikan materi tentang lingkungan hidup, jenis-jenis satwa yang dilindungi, dan kegiatan konservasi. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa dapat menyerap materi yang disampaikan melalui bahasa lisan maupun tulisan dengan menggunakan alat bantu pengajaran lewat power point dan alat peraga berupa boneka tangan dan papan tebak gambar jenis-jenis satwa khususnya yang endemik dan dilindungi; Diskusi interaktif dengan siswa dan pengemukaan pendapat. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa dapat bertukar pikiran, pandangan, ketrampilan dan pengetahuan, menghargai pikiran dan pendapat orang lain, dan kerjasama dalam menyebarluaskan informasi; Menuangkan kondisi lingkungan secara visualisasi dalam bentuk gambar. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa dapat melihat kondisi lingkungan disekitarnya dan menjelaskannya dalam bentuk visual; Reward (pemberian penghargaan atau hadiah) kepada para siswa yang dapat menyelesaikan permainan dengan baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti pendidikan lingkungan. Pertumbuhan karakter pelestarian lingkungan ini perlu ditanamkan pada usia dini melalui berbagai metode yang dapat menarik perhatian sehingga secara efektif diingatnya, sehingga kegiatan ini perlu dilakukan secara rutin dan berkelanjutan.   Kata kunci: Siswa SMA YPKM, Pendidikan Lingkungan, Satwa endemik, Ekowisata
Keanekaragaman Makrozoobentos Di aliran Sungai Talawaan Minahasa Utara, Sulawesi Utara Saudarah, Adiawan; Rondonuwu, Sendy Beatrix; Pontororing, Hanny Hesky
Jurnal MIPA Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.8.1.2019.22645

Abstract

Makrozoobentos memiliki peranan penting dalam ekosistem perairan. Ciri makrozoobentos dengan pergerakan yang relatif terbatas menyebabkan makrozoobentos dapat menjadi bioindikator kualitas air sungai. Sungai Talawaan merupakan salah satu habitat makrozoobentos yang terletak di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis-jenis makrozoobentos yang terdapat di Sungai Talawaan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara dan menganalisis tingkat keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Talawaan. Pengambilan sampel makrozoobentos menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan makrozoobentos yang ditemukan di Sungai Talawaan sebanyak 297 individu yang terdiri  dari 3 filum, 3 kelas, 9 bangsa, 17 suku dan 21 marga. Indeks keanekaragaman makrozoobentos tertinggi pada Stasiun 1 (2,50), kemudian diikuti oleh Stasiun 2 (2,40) dan terendah pada Stasiun 3 (2,07)Macrozoobenthos has important roles in the aquatic ecosystem. The macrozoobenthos characteristic with relatively limited movement enables this organism to be the bioindicator of water quality in the river. Talawaan River is one of the macrozoobenthos habitat in the North Minahasa, North Sulawesi Province. This study aimed to identify the macrozoobenthos and to analyze the level diversity of macrozoobenthos in the Talawaan River, North Minahasa, North Sulawesi. The macrozoobenthos was sampled using purposive sampling method. The results showed that there were 3 phyla, 3 classes, 9 nations, 17 tribes and 21 clans of macrozoobenthos found in the Talawaan River. The highest diversity index of macrozoobenthos was observed in the station 1 (2.50), then followed by station 2 (2.40) and the lowest was in the station 3 (2.07)
UJI EKSTRAK BIJI MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAP LARVA Aedes aegypti VEKTOR PENYAKIT DEMAN BERDARAH Roni Koneri; Hanny Hesky Pontororing
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 12 No. 4: DESEMBER 2016
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.182 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v12i4.1541

Abstract

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit di daerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penggunaan biji mahoni sebagai larvasida Aedes aegypty karena biji tumbuhan tersebut mudah didapatkan dan ramah lingkungan jika dibandingkan larvasida yang mengandung bahan kimia. Penelitian ini bertujuan menguji daya larvasida ekstrak biji mahoni (Swietenia macrophylla) terhadap larva nyamuk Aedes aegypty sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue. Metode yang digunakan adalah biji mahoni diekstrak secara maserasiperkolasi dengan menggunakan pelarut etanol 95%. Uji toksisitas terhadap larva dilakukan dengan cara mencampurkan lima konsentrasi (0 ppm, 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan 800 ppm) ekstrak etanol pekat biji mahoni kedalam wadah larva. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentarasi yang diberikan, maka mortalitas larva akan meningkat. Uji Anova didapatkan nilai signifikasi <0,05, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata jumlah kematian larva antar perlakuan. Nilai LC 50 pada 6, 12, 18 dan 24 jam setelah aplikasi masing-masing sebesar 921,55 ppm, 358,09 ppm, 221,60 ppm dan 142,14 ppm. Hal ini berarti nilai LC 50 di bawah 1000 ppm, sehingga dapat dinyatakan bahwa senyawa allelokimia yang terkandung dalam ekstrak etanol biji mahoni bersifat bioaktif. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni positif mengandung flavanoid, alkoloid, saponin, steroid dan terpenoid.
POLA SEBARAN HORIZONTAL DAN KERAPATAN PLANKTON Di PERAIRAN BAWEAN Djumanto Djumanto; Tumpak Sidabutar; Hanny Pontororing; Reinhard Leipary
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 11, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1174.22 KB) | DOI: 10.22146/jfs.3028

Abstract

The objectives of this research were to find out the horizontal distribution patterns, the density and species dominancy of plankton in Bawean waters, Gresik regency. Sampling was done using RV Baruna Jaya VIII on 29-30 April 2009. There were 12 stations for sampling, which arranged latitude 3 stations to the north and longitude 4 stations to the east with the distance of 8 and 12 miles, respectively. Water samples were collected using Kitahara net for phytoplankton and Norpac net for zooplankton by filtering from bottom to surface. The density of plankton for each station was measured base on their biovolume bases, namely settlement for phytoplankton whereas water replacement for zooplankton. Genus of plankton was identified for each station.The results showed that the highest density of phytoplankton was found in the northern part and was decreased towards the south, while the highest zooplankton was found in the middle area. The density of phytoplankton was distributed homogeneously, while zooplankton was distributed randomly. The density of biomass phytoplankton ranged from 0.294-3.985 ml/rn3 and an average wasl.598 ml/m3. The density of biomass zooplankton ranged from 0.05-0.24 ml/m3, and an average was 0.122 ml/m3. The ratio of biovolume between phytoplankton and zooplankton ranged from 3:1-31:1 with an average was 13:1. The individual density of phytoplankton ranged from 15,843 - 1,755,694 individual/m3, while zooplankton was between 861-29,362 individual/m3. In the phytoplankton was found as much as 34 genus, and there were 5 genus which their populations were abundantly, namely Caetoceros, Skeletonema, Rizosolenia, Pleurosigma and bacteriostratum with percentage of 25,34%, 24,45%, 13,84%, 10,68% and 8,10%, respectively. The biology index of phytoplankton, namely diversity (H) ranged from 1.11-2.22, uniformities (E) ranged from 0.50- 1.00, and dominancy (D) ranged from 0.16 - 0.50. in the zooplankton was found 65 genus, and there were 5 genus of their populations was abundantly, that was Ceratium, Calanus, Cetocerelia, Agalma and Fritillaria with percentage 22.26%, 17.10%, 6.96%, 6.92% and 5.21%, respectively. The diversity index of zooplankton ranged from 1.83 - 2.56, uniformities ranged from 0.791.00, and dominancy ranged from 0.12-0.23. The population forming of phytoplankton and zooplankton were very assorted and dynamic.
Pelatihan Identifikasi dan Pengamatan Burung bagi Pemandu Wisata Alam Tangkoko di Kota Bitung Saroyo Saroyo; Hanny H Pontororing
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 12 Nomor 1, April 2012
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.619 KB) | DOI: 10.35799/jis.12.1.2012.395

Abstract

PELATIHAN IDENTIFIKASI DAN PENGAMATAN BURUNG BAGI PEMANDU WISATA ALAM TANGKOKO DI KOTA BITUNG ABSTRAK Telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan identifikasi dan pengamatan burung bagi pemandu wisata alam Tangkoko Kota Bitung dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengamatan dan identifikasi burung. Kegiatan dilaksanakan di Cagar Alam Tangkoko-Batuangus dan Taman Wisata Alam Batuputih Kota Bitung. Kegiatan dilaksanakan selama 10 bulan dari Januari sampai dengan Oktober 2010. Peserta kegiatan berjumlah 52 orang yang terdiri dari pemandu wisata alam dan calon pemandu yang berdomisili di sekitar kawasan konservasi di Kota Bitung. Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi Kegiatan yang telah dilakukan adalah  pelatihan tentang birdwatching yang meliputi kegiatan-kegiatan: pemberian teori tentang metode pengenalan dan identifikasi burung dan praktek lapangan dalam penggunaan alat-alat birdwatching dan pengenalan serta identifikasi burung. Evaluasi dilaksanakan dengan metode pre-test dan pos-test untuk mengukur pengetahuan dasar tentang birdwatching dan uji keterampilan dengan parameter: kemampuan mengunakan binoluler, pembuatan sketsa burung, dan ketepatan identifikasi. Hasil kegiatan menunjukkan: pre-tes rata-rata dari seluruh peserta adalah 4,8 dan hasil post-test rata-rata adalah 7,4; dan pengamatan penggunaan binoluler, pembuatan sketsa burung, dan ketepatan identifikasi rata-rata dari seluruh peserta adalah 90% kategori cukup dan 10% kategori baik. Dengan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengamatan dan identifikasi burung. Kata kunci: Cagar Alam Tangkoko-Batuangus, pemandu wisata alam, pengamatan burung.   IDENTIFICATION AND OBSERVATION OF BIRDS FOR TANGKOKO ECOTOURISM GUIDES AT BITUNG CITY ABSTRACT A public service about training in identification and observation of birds for Tangkoko ecotourism guides at Bitung City. The aims of this activity were to improve their knowledge and skill in bird identification and observation. The activity was taken place at Tangkoko-Batuangus Nature Reserve and Batuputih Ecotourism Park, Bitung city during 10 months from January to october 2010.paricipants consisted of 52 members of ecotourism guides and candidates surrounding the conservation areas. asi di Kota Bitung. Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi training activities consisted of teaching in method on introduction and identification of birds, field practicing on bird-watching equipments, observation and identification of birds. Evaluation was done using pre-test and post-test method, and skills in bird-watching skill in using binocular, drawing bird morphology, and identification precisely. Results showed that: average of pre-test was 4.8 while the post-test was 7.4, the score of using binocular, drawing bird morphology, and identification precisely was 90% in moderate category and 10% in good category. From those above results, it can be concluded that this program has improved knowledge and skill in bird identification and observation Keywords: Tangkoko-Batuangus Nature Reserve,  Ecotourism guide, bird-watching
KEPADATAN POPULASI KUPU-KUPU Troides helena L. DI AIR TERJUN TUNAN DESA TALAWAAN, MINAHASA UTARA DAN TAMANHUTANRAYAGUNUNG TUMPA, MANADO Yuri E.M. Diang; Rooije R.H. Rumende; Hanny H. Pontororing
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 19 Nomor 1, April 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.83 KB) | DOI: 10.35799/jis.19.1.2019.21775

Abstract

 KEPADATAN POPULASI KUPU-KUPU Troides helena  L. DI AIR TERJUN TUNAN DESA TALAWAAN, MINAHASA UTARA DAN TAMANHUTANRAYAGUNUNG TUMPA, MANADOABSTRAKKepadatan populasi menunjukan besarnya populasi dalam satuan ruang.Umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu atau biomasa persatuan luas atau volume.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan populasi kupu-kupu  Troides helena. Penelitian ini menggunakan metode survey berupa transek garis  Penelitian ini dilakukan di dua  tempat  di Air Terjun Tunan Desa Talawaan Minahasa Utara dan Taman Hutan Raya Gunung Tumpa Manado. penelitian ini hanya dilakukan pada hutan sekunder yang sebagian besar lahannya telah dijadikan lahan pertanian. Kepadatan populasi tertinggi di daerah Air Terjun Tunan Desa Talawaan Minahasa Utara  terdapat pada Transek 2 (8 ekor/km2). Kepadatan populasi terendah terdapat pada Transek 3 (3 ekor/km2).Pada daerah Taman Hutan Raya Gunung Tumpa Manado kepadatan populasi tertinggi terdapat pada Transek 2 (74 ekor/km2).Kepadatan populasi terendah terdapat Transek 3 (14 ekor/km2).Kata kunci :Kepadatan Populasi, Troides helena, Air Terjun Tunan, TAHURA Gunung Tumpa, Sulawesi Utara POPULATION DENSITY OFTroides helenaL. ON TUNAN WATERFALL IN TALAWAAN VILLAGE, NORTH MINAHASA AND FOREST PARK OF MOUNT TUMPA, MANADO. ABSTRACTPopulation density shows the size of the population in units of space. Generally expressed as the number of individuals or biomass in area or volume. This research aims to analyze the population density of Troides helena on Tunan Waterfall in Talawaan Village, North Minahasa and Forest Park of Mount Tumpa, manado. This study used a survey method in the form of the transect line.This research only in secondary forests  is done on most of its land was made of agricultural land. The highest population density in the area Waterfall North Minahasa Talawaan Village Tunan found on Transect 2 (8 tails/km2). The low population density found in Transect 3 (3 tail/km2). In the area Forest Park of Mount Tumpa, manado.  Highest population density is found in the Transect 2 (74 tail/km2). The low population density there are Transect 3 (14 tail/km2).Keywords :Population Density, Troides helena, Tunan Waterfall, Forest Park of Mount Tumpa, North Sulawesi