Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN KELIDANG (Artocarpus lanceifolius Roxb.) OLEH MASYARAKAT DI PULAU NANGKA BESAR, KABUPATEN BANGKA TENGAH Sari Sari; Yulian Fakhrurrozi; Ade Yusni Franata
EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi, dan Mikrobiologi Vol 2 No 1 (2017): EKOTONIA: Jurnal Penelitian Botani, Zoologi dan Mikrobiologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Agriculture, Fisheries and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.891 KB) | DOI: 10.33019/ekotonia.v2i1.466

Abstract

Kelidang is a species belongs to family Moraceae (the jackfruits). Kelidang grow naturally without the cultivation of human beings. Kelidang in Nangka Besar Island is one of the plants which has tree habitus. Kelidang generally used as furniture, making of boat, households and coffin. The purpose of this research was to explore knowledge of Nangka Besar people about kelidang and its use. The research was carried out by using the method of exploratory that included interviews and observations, which was conducted in the hamlet of Nangka Besar Island Tanjung Pura Village District Sungaiselan Central Bangka Regency Province of Bangka Belitung Islands. The results showed that kelidang is one of the plants which has tree habitus and grow naturally without the cultivation of human beings. Kelidang people in Nangka Besar Island take advantage of kelidang stem as the wall of house, board/lath, firewood, making of boat, frames, the furniture and wood/bench, even used as a coffin by Chinese people. The fruit can be eaten. Seeds boiled and roasted peanuts (fried without oil)
STUDI ETNOZOOLOGI IKAN CEMPEDIK DI SUNGAI LENGGANG, GANTUNG, KABUPATEN BELITUNG TIMUR ARDIANSYAH KURNIAWAN; YULIAN FAKHRURROZI; ANDRI KURNIAWAN
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 10 No 1 (2016): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1027.849 KB)

Abstract

Ikan Cempedik menjadi salah satu entitas perikanan air tawar di Kabupaten Belitung Timur. Masyarakat banyak memanfaatkan kelimpahan ikan ini pada musim penghujan melalui aktivitas penangkapan di Bendungan Pice. Namun hal ini tidak terjadi pada musim kemarau dikarenakan Ikan Cempedik sangat sulit ditemukan di bendungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Ikan Cempedik melalui pendekatan etnozoologi sebagai upaya untuk mengembangkan potensi ikan air tawar di Kabupaten Belitung Timur, khususnya Ikan Cempedik serta mempertahankan keberadaan Ikan Cempedik dari eksploitasi berlebihan. Cara penangkapan Ikan Cempedik masih menggunakan peralatan tradisional dengan sistem menjebak yang dimodifikasi yaitu bubu dan sero yang sebelumnya berbahan bambu digantikan dengan waring sebagai penutup rangka. Mulut sero ditempatkan berlawanan arah dengan arus sungai. Sementara penangkapan di Bendungan Pice menggunakan jaring pengumpul untuk mengambil Ikan Cempedik yang terbawa arus dan berloncatan. Masyarakat memiliki pemahaman terhadap Ikan Cempedik dengan menempatkan posisi dan lokasi yang sesuai dengan kebiasaan Ikan Cempedik bermigrasi pada awal musim penghujan. Waktu penangkapan Ikan Cempedik terbanyak pada 7 sampai 10 hari pertama musim penghujan karena munculnya arus sungai pada waktu tersebut. Ikan Cempedik dipasarkan pada pasar lokal dengan harga Rp.10.000 per calong (Rp. 40.000/kg). Penangkapan Ikan Cempedik dengan sero waring menjadikan tangkapan ikan tidak selektif terutama pada ukuran ikan, sehingga berpotensi mengganggu populasi pada habitat asli jika terjadi penangkapan pada ikan berukuran kecil. Potensi pasar lokal dan habitat alamiah Sungai Lenggang perlu dikembangkan budidaya Ikan Cempedik agar berkelanjutan dan tidak mengandalkan tangkapan alam di masa mendatang.