Meti Sulastri
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

RELATIONSHIPS WITH EATING EVENTS IN HYPERTENSION IN WOMEN MENOPAUSE POSBINDU "M" SUKARAME KECAMATAN VILLAGE DISTRICT TASIKMALAYA Eneng Daryanti; Iis Sopiah Suryani; Meti Sulastri; Nani Purnama Fajriani
Journal of Midwifery Vol 4, No 2 (2019): Published on December 2019
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.682 KB) | DOI: 10.25077/jom.4.2.15-20.2019

Abstract

Abstract-Objective: In women, blood pressure generally increases after menopause. Those who have menopause have a higher risk of hypertension compared to premenopausal. One of the risk factors that can lead to hypertension is diet. Diet in the form of lots of fatty foods, sodium, and cholesterol. Prevention of hypertension can be done by arranging a balanced diet. The purpose of this study to determine the relationship of diet with the incidence of Hypertension in Women. Method: This research uses a correlation analytic method with a cross-sectional approach. The population in this study are all women with menopause as much as 114 people, with the number of respondents in this study were 114 postmenopausal women using total sampling. Retrieving data using the chi-square formula. Result and discussion: It was found that 60.6% of respondents have no good diet also has hypertension, with 0,559 value ρ (> 0.05), the Ha rejected the conclusion shows no relationship between diet respondents with hypertension in menopausal women. Advice for respondents for blood pressure checked regularly and adjust your diet appropriately so that the amount of food consumed by the recommended dietary allowance figures
Prolanis Terhadap Tingkat Penurunan Tekanan Darah dan Diabetes Mellitus di Bungursari, Tasikmalaya Eneng Daryanti; Rikky Gita H; Lina Marlina; Meti Sulastri
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2020): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.473 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v3i2.851

Abstract

The government through BPJS Health has launched a chronic disease management program (PROLANIS) aimed at patients with hypertension cases to overcome the patient's hypertension condition. Activities in PROLANIS include medical or educational consultation activities, home visits, reminders, club activities, in fact there are still many people especially families who do not know about PROLANIS, so that many community members or families who have hypertension do not routinely control health facilities. The purpose of this activity is to run a chronic disease management program (prolanis) to reduce blood pressure and diabetes mellitus. The method used is lectures, discussions, home visits. Material or types of activities provided include health education about PROLANIS, hypertension and diabetes mellitus, attending elderly gymnastics, health consultations, checking blood pressure and blood sugar levels, and visiting home activities of PROLANIS members. Media used in the form of power points, blood pressure meters, blood sugar check devices, stethoscopes. The results of the assessment of this activity indicate the effectiveness of prolanis activities can affect the state of the patient, both blood pressure or physical activity. This is because there are activities that can improve patient understanding of the importance of managing hypertension and diabetes mellitus. Management of hypertension and diabetes mellitus is obtained through educational activities towards patients and reminders.
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN DAN SATURASI OKSIGEN PADA REMAJA DI SMK B Iis Sopiah Suryani; Meti Sulastri
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 3, No 2 (2019): JURNAL MITRA KENCANA
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v3i2.83

Abstract

ABSTRAK Background: Masa era globalisasi terjadi persaingan yang ketat diberbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. SDM yang berkualitas dapat terhambat karena kesehatan dan status gizi. Terutama pada wanita, remaja cenderung mengalami anemia karena sedang dalam masa transisi dan juga karena menstruasi. Penyebab anemia ada beberapa factor diantaranya kurangnya asupangizi, selain itu pola menstruasi, pengetahuan tentang anemia, zat besi bias dipenuhi dengan mengkonsumsi zat fe, akan tetapi mengkonsumsi suplemen yang mengandung zat besi dalam jumlah banyak dapat merusak lapisan usus. Cara agar dapat memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi misalnya kacang hijau dan kacang kedelai. Kacang hijau dan kacang kedelai dapat diolah menjadi makanan serta minuman segar. Jugabanyak terdapat dipasaran sehingga lebih gampang diperoleh. Aim: Untuk mengetahui gambaran kadar Hemoglobin dan Saturasi Oksigenpada remaja di SMK B.Method: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purpossive sampling yang memenuhi criteria inklusi dan ekslusi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan Hemoglobin Testing System Quick Check set dan Oxymetri. Sample pada penelitian ini terdiri dari 32siswi di SMK B. Result: Hasil penelitian pada pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah remaja putri di SMK B menunjukan nilai minimum sebesar 9,30 gr/dl dan kadar Hb maksimum sebesar 16,90 gr/dl dengan rerata 12,7676 dan standar deviasi sebesar 1,66200. Dan hasil penelitian pemeriksaan saturasi oksigen dalam darah remaja di SMKB memiliki nilai minimum saturasi oksigen sebesar 93% dan nilai maksimum sebesar 99% dengan rerata97,6176 dan standar deviasi sebesar 1,39294. Conclusion: Gambaran kadar hemoglobin dalam darah dan saturasi oksigen dalam darah pada remaja siswi di SMK B dalam kategori normal.hanya ada beberapa siswa yang kadar hemoglobin nya kurang. Kata Kunci: Remaja, Hemoglobin, Saturasi Oksigen
HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN STATUS GIZI Iis Sopiah Suryani; Meti Sulastri; Hasrinurhidayat Hasrinurhidayat
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Mitra Kencana
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i1.101

Abstract

ABSTRAK Remaja pada usia 10-18 tahun mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan pesat dalam hal fisiologis, psikologis, dan sosial. Periode yang rentan gizi karena berbagai sebab ada di masa remaja . Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Gaya hidup modern cenderung menyebabkan status gizi anak di atas normal, sehingga anak menjadi gemuk atau obesitas. Junk food dideskripsikan sebagai makanan yang tidak sehat atau memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Untuk mengetahui hubungan konsumsi junk food dengan status gizi dengan gizi lebih Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimen dengan desain penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII, VIII, dan IX di Sekolah Menengah Pertama S yang berjumlah 90 siswa dengan tenik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah Uji Chi-square. Penelitian memperlihatkan hubungan antara konsumsi junk food dengan status gizi dapat dijabarkan bahwa dengan menggunakan hasil p value sebesar 0,867. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi junk food dengan status gizi di Sekolah Menengah Pertama S. Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi junk food dengan status gizi pada siswa di Sekolah Menengah Pertama S.Kata Kunci : Junk food, Status gizi
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SULIT MAKAN PADA BALITA DI POSYANDU SALAKOSA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA Lina Marlina; Meti Sulastri; Iis Sopiah Suryani
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 2 (2020): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i2.108

Abstract

Gangguan pola makan pada balita jika tidak segera diatasi dapat menjadi masalah kesulitan makan, sehingga berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak. Faktor yang mempengaruhi sulit makan pada anak diantaranya pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil survei pendahuluan pada bulan Maret tahun 2020 di Posyandu Salakaso Kecamatan Tamansari diperoleh jumlah balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 22 orang, yang mengalami gizi kurang sebanyak 32 orang pada bulan Pebruari 2020. Selain diperoleh data, masih banyak orang tua/ibu yang mengeluh anaknya sulit makan. Dari 10 orang yang diwawancarai sebanyak 8 orang ibu mengeluh anaknya sulit makan, sedangkan sebanyak 2 orang mengatakan anaknya makan sesuai dengan keinginannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi sulit makan pada balita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita sulit makan di Posyandu Salakaso sebanyak 87 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Total sampling sebanyak 87 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang cara dan variasi makanan pada anak ada pada kategori kurang yaitu sebanyak 43 orang (49,4%), sikap ibu dalam memberikan makan pada anak terbesar ada pada kategori positif yaitu sebanyak 49 orang (56,3%), dan perilaku ibu ada pada kategori kurang yaitu sebanyak 45 orang (51,8%). Hendaknya ibu dan keluarga yang memiliki anak usia balita mampu memperbaiki pola makan, kebiasaan makan anak, meningkatkan pengetahuannya mengenai gizi pada anak balita, dan ibu bisa memperbaiki pola asuh pada anak usia balita.Kata Kunci : Sulit makan, balita, pengetahuan, sikap, perilaku
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SUKAJAYA KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA Rikky Gita Hilmawan; Meti Sulastri; Reni Nurdianti
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Mitra Kencana
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i1.94

Abstract

ABSTRAKISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernafasan dan dapat ditemui pada balita, hal ini disebabkan karena perilaku keluarga yang masih kurang baik, salah satunya adalah kebiasaan merokok di dalam rumah, paparan asap rokok dapat menyebabkan balita terganggu pada pernapasan. Data dari Puskesmas Purbaratu kejadian ISPA terdapat 1.905 kasus baru, Kelurahan Sukajaya merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Purbaratu yang mempunyai kasus tertinggi kejadian ISPA pada balita sebanyak 423 orang. Hasil Studi pendahuluan dilakukan observasi pada 15 rumah balita yang terkena penyakit maupun yang mempunyai riwayat penyakit ISPA, 4 rumah dengan ventilasi yang kurang baik, 3 rumah dengan penghuni yang padat, 4 rumah dengan kurangnya cahaya yang masuk, dan 4 rumah dengan prilaku keluarga merokok, dan sebagian besar kepala keluarga merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA pada balita. Rencana pentilian ini menggunakan desain analitik korelasional yaitu penelitian yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lain. Menggunakan pendekatan Cross Sectional ,pengambilan sampel menggunakan Porvosive sampling sebanyak 49 orang Balita yang mengalami ISPA. Alat pengumpulkan data menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui kebiasaan merokok, lembar observasi digunakan untuk melihat kejadian ISPA. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga merokok sebanyak 37 orang (75,5%), sebagian besar kejadian ISPA balita pada kategori sedang sebanyak 25 orang (51,0%) dan keluarga yang merokok sebanyak 22 orang (59,5%) pada balita kategori sedang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,02, jika dibandingkan dengan nilai a (0,05) maka nilai p lebih kecil daripada nilai a (0,02 < 0,05), maka H0 ditolak artinya ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Sukajaya Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.Kata Kunci : Kebiasaan merokok, kejadian ISPA pada balita
GAMBARAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG VITAMIN A DAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU S Meti Sulastri; Iis Sopiah Suryani; Baharudin Lutfi
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Mitra Kencana
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i1.95

Abstract

ABSTRAKGenerasi yang sehat, cerdas, dan produktif berawal dari kesehatan masa pertumbuhan saat masih bayi dan balita. Oleh karena itu, setiap tahunnya pemerintah melalui Departemen Kesehatan meluncurkan Program Pemberian Kapsul Vitamin A untuk bayi dan balita. Upaya pencapaian target pemberian Vitamin A, tentunya akan berhasil apabila melibatkan seluruh unsur yang berkepentingan baik unsur pemerintahan maupun unsur masyarakat dalam hal ini adalah kader. Wilayah Kerja Puskesmas S terdiri dari tiga kelurahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader posyandu tentang Vitamin A dan cakupan pemberian Vitamin A pada balita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu sebanyak 191 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik quota Sampling sebanyak 38 orang. Analisa data yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan kader posyandu tentang vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas S ada pada kategori kurang baik (60,5%), dan cakupan pemberian vitamin A sebesar 86,1%. Puskesmas dalam hal ini adalah petugas kesehatan, agar lebih dapat memberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat tentang pentingan vitamin A, sehingga setiap balita mendapatkan vitamin A dan cakupan pemberian vitamin A akan tercapai sesuai dengan target.Kata Kunci : Pengetahuan dan Vitamin A
PELAKSANAAN PENJARINGAN DETEKSI DINI KASUS KANKER LEHER RAHIM DENGAN TES INSPECTION VISUAL ASAM ACETAT (IVA) DI MASA PANDEMIC COVID-19 Eneng Daryanti; Meti Sulastri
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 5, No 2 (2021): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v5i2.127

Abstract

Sekitar 80% kasus kanker leher rahim terjadi pada wanita usia subur yang hidup di negara berkembang. Di Indonesia terdapat sekitar 90 – 100 kasus kanker leher rahim per 1.000 penduduk. Kanker leher rahim adalah kematian nomor satu yang sering terjadi pada wanita di Indonesia. Pada umumnya rentang umur penderita kanker leher rahim adalah 30-60 tahun, namun insiden tertinggi pada rentang umur 35 – 55 tahun. Saat ini usia remaja juga berisiko terkena kanker leher rahim, ini disebabkan karena remaja mulai berhubungan seksual pada usia di bawah 18 tahun serta sering berganti-ganti pasangan, ini akan berisiko tinggi terkena infeksi virus HPV. Semua wanita yang berusia 18 tahun atau lebih dan telah aktif secara seksual harus melakukan papsmear. Semakin dini sel-sel abnormal dideteksi semakin rendah risiko wanita menderita kanker leher rahim. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan analisa univariat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dapat menjaring kasus kanker leher rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Rancah Kota Banjar tahun 2020. Disarankan bagi petugas kesehatan untuk lebih proaktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya kanker leher rahim, sehingga masyarakat awam dapat mengetahuinya. 
Penatalaksanaan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Metode Kinesio Tapping Berdasarkan Standar Profesi Bidan Meti Sulastri; Heni Nurakilah; Lina Marlina; Ida Nurfikah
Media Informasi Vol. 18 No. 2 (2022): MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.147 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v18i2.81

Abstract

Latar Belakang Nyeri punggung pada ibu hamil trimester III disebabkan karena perubahan hormonal yang mengakibatkan perubahan dan perlunakan pada jaringan ikat tulang lumbal sehingga membuat punggung menjadi lordosis. Kejadian nyeri punggung pada ibu hamil trimester III mencapai 70%. Penatalaksanaan nyeri punggung pada ibu hamil trimester 3 bisa dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologis salah satunya yaitu dengan Kinesio Tapping, yang dapat meredakan nyeri dengan cara kerjanya memberikan tekanan pada kulit sehingga merangsang mechanoreceptors kulit, kemudian transmisi nyeri akan terhambat sesuai teori gerbang kontrol dan bermanfaat menopang jaringan otot dan sendi yang nyeri sehingga aliran darah limfatik tetap lancar dan proses penyembuhan bisa lebih cepat. Tujuan dari asuhan ini adalah untuk mengetahui efektivitas kinesio tapping dalam meredakan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III. Metode asuhan yang digunakan adalah kualitatif dengan studi case research (CSR) dengan sampel ibu hamil trimester 3 yang datang ke KIA di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar dan mengalami nyeri punggung dengan jumlah responden 2 orang dengan memberikan asuhan selama 4 hari pemakaian Kinesio Tapping, dengan pengambilan data pretes dan postes dengan observasi skala nyeri dengan pengukuran Numeric Rating Skale (NRS). Hasil asuhan menunjukan bahwa ada pengaruh kinesio tapping dalam menurunkan nyeri punggung dengan penggunaan Kinesio Tapping selama 4 hari dengan penurunan skala nyeri masing – masing responden 2 dan 4 poin. Simpulan Kinesio Tapping efektif menurunkan skala nyeri punggung ibu hamil trimester III.
Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Nifas Melalui Terapi Pemberian Buah Naga di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Meti Sulastri; Heni Nurakilah; Lina Marlina; Deni Candra Ramadhan
Media Informasi Vol. 19 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.072 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v19i1.173

Abstract

Latar Belakang: Masa Nifas merupakan satu bagian penting dari proses kelahiran karena masa nifas ini merupakan proses memasuki peran baru bagi seorang wanita, yaitu sebagai seorang ibu. Ibu akan mengalami banyak perubahan fisik maupun psikologis. Mengingat pentingnya masa nifas, maka diperlukan asuhan kebidanan yang optimal. Masa nifas ini masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksaanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, mengingat setiap persalinan tidak pernah terlepas dari pendarahan sehingga dapat menimbulkan anemia, maka penanganan nya pun harus lebih diperhatikan. Tujuan: Dari penelitian ini adalah untuk menangani kasus anemia pada ibu nifas dengan pemberian buah naga dapat membuat ibu mengerti dan meningkatkan kadar HB pada ibu nifas. Metode: Metode yang digunakan pada studi eksperimen ini menggunakan strategi dan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus (case study) yang terdiri dari dua orang ibu yang dimaksud berarti dua orang ibu yang diberikan asuhan pada masa nifas menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, Penatalaksanaan). Hasil: Hasil yang didapatkan dari asuhan yang telah dilakukan pada Ny. S dengan anemia menunjukan peningkatan kadar HB dari 10,6 gr/dl menjadi 12,1 gr/dl dan pada Ny. R dengan anemia menunjukkan peningkatan kadar HB dari 10,1 menjadi 12,5 mg/dl setelah di berikan buah naga selama 7 hari sebanyak 100 gram/ hari sehingga keluhan yang dialami ibu teratasi dan masa nifas ibu dapat berjalan dengan lancar. Kesimpulan: Dengan melakukan KIE penanganan anemia pada ibu nifas dengan pemberian buah naga dapat membuat ibu mengerti dan meningkatkan kadar HB pada ibu nifas.