gracia victoria souisa
Univeristas Kristen Indonesia Maluku

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gambaran Kandungan Merkuri (Hg) pada Air Sumur Gali disekitar Wilayah Penambangan Ilegal Batu Cinnabar di Desa Iha dan Luhu Kabupaten Seram Bagian Barat gracia victoria souisa; Dona Christifans Sahetapy; Bellytra Talarima
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 2, No 1 (2020): Moluccas Health Journal Edisi April 2020
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.516 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v2i1.425

Abstract

Para Penambang ilegal batu cinnabar melakukan material batu tidak sesuai dengan SOP penambangan yang mengakibatkan degradasi lingkungan. Pencemaran merkuri yang lama akan menimbulkan kecacatan saraf dan fisik secara permanen. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran jarak sumber pencemar, kedalaman sumur gali dan kondisi fisik sumur gali dengan kandungan merkuri (Hg) pada air sumur gali disekitar wilayah penambangan illegal batu cinnabar Desa Iha dan Luhu Kabupaten Seram Bagian Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan uji laboratorium. Subjek penelitian ini adalah jumlah seluruh sumur gali Desa Iha dan Luhu sebanyak 4 sumur gali. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan uji laboratorium. Analisis laboratorium terhadap kandungan Merkuri pada air sumur gali menggunakan metode AAS. Hasil penelitian menunjukan dari 4 sampel 1sampel berada di atas baku mutu yaitu 0.0017 mg/l (tidak memenuhi syarat), sedangkan 3 sampel berada di bawah baku mutu yaitu <0.0005mg/l (memenuhi syarat). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jarak sumber pencemar berkisar 95 meter,kedalaman sumur gali berkisar 15 meter, Kondisi fisik sumur gali (Dinding, bibir dan lantai sumur gali) dan beberapa hal lain. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dari hasil observasi dan uji laboratorium pada 4 sampel sumur gali diketahui 1 sampel berada di atas baku mutu yaitu 0.0017 mg/l dan pada 3 sampel berada di bawah baku mutu yaitu <0.0005 mg/l, maka saran yang dapat diberikan diharapkan adanya pemantauan secara berkala terhadap kegiatan penambangan, pemeriksaan kualitas air bersih (air sumur) dan melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat.
Perilaku Hygiene Pedagang Makanan Kaki Lima di Area Pertokoan Batu Merah Kelurahan Rijali Kota Ambon gracia victoria souisa; gracesilya titahena; Wilma fransisca Mamuly; Helda de Jong
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 3 (2019): Moluccas Health Journal Edisi Desember 2019
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.15 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v1i3.260

Abstract

Hygiene penjamah makanan merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas makanan, dimana pedagang makanan kaki lima sebagai salah satu pelaku hygiene harus memperhatikan aspek hygiene penjamah makanan agar tidak menyebabkan timbulnya masalah kesehatan akibat kualitas makanan yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku hygiene pedagang makanan kaki lima di Area Pertokoan Batu Merah Kelurahan Rijali Kota Ambon, Tahun 2019. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 40 responden. Penelitian dilakukan dari 19 Agustus-19 September 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki praktik hygiene kategori tidak dengan tingkat pengetahuan baik yaitu, 21 responden (56.8%) dan responden yang memiliki praktik hygiene kategori ya dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu, 0 (0%). Sedangkan responden yang memiliki praktik hygiene kategori tidak dengan sikap positif yaitu, 21 responden (58.3%) dan responden yang memiliki praktik hygiene kategori ya dengan sikap negatif yaitu, 1 responden (25%), dan untuk responden yang memiliki praktik hygiene kategori tidak dengan tingkat ekonomi rendah yaitu, 22 responden (62.9%), sedangkan praktik hygiene kategori tidak dengan tingkat ekonomi tinggi yaitu, 2 responden (40%). Meskipun pengetahuan serta sikap responden terkait hygiene secara umum sudah baik, akan tetapi praktik hygiene yang dilakukan oleh responden masih buruk. Oleh karena itu pengetahuan serta kesadaran pedagang makanan perlu ditingkatkan dengan cara memberikan penyuluhan atau pengawasan yang memenuhi persyaratan hygiene penjamah makanan oleh para petugas kesehatan.
Gambaran Kandungan Merkuri (Hg) pada Air Sumur Gali disekitar Wilayah Penambangan Ilegal Batu Cinnabar di Desa Iha dan Luhu Kabupaten Seram Bagian Barat gracia victoria souisa; Dona Christifans Sahetapy; Bellytra Talarima
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v2i1.425

Abstract

Para Penambang ilegal batu cinnabar melakukan material batu tidak sesuai dengan SOP penambangan yang mengakibatkan degradasi lingkungan. Pencemaran merkuri yang lama akan menimbulkan kecacatan saraf dan fisik secara permanen. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran jarak sumber pencemar, kedalaman sumur gali dan kondisi fisik sumur gali dengan kandungan merkuri (Hg) pada air sumur gali disekitar wilayah penambangan illegal batu cinnabar Desa Iha dan Luhu Kabupaten Seram Bagian Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan uji laboratorium. Subjek penelitian ini adalah jumlah seluruh sumur gali Desa Iha dan Luhu sebanyak 4 sumur gali. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan uji laboratorium. Analisis laboratorium terhadap kandungan Merkuri pada air sumur gali menggunakan metode AAS. Hasil penelitian menunjukan dari 4 sampel 1sampel berada di atas baku mutu yaitu 0.0017 mg/l (tidak memenuhi syarat), sedangkan 3 sampel berada di bawah baku mutu yaitu 0.0005mg/l (memenuhi syarat). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jarak sumber pencemar berkisar 95 meter,kedalaman sumur gali berkisar 15 meter, Kondisi fisik sumur gali (Dinding, bibir dan lantai sumur gali) dan beberapa hal lain. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dari hasil observasi dan uji laboratorium pada 4 sampel sumur gali diketahui 1 sampel berada di atas baku mutu yaitu 0.0017 mg/l dan pada 3 sampel berada di bawah baku mutu yaitu 0.0005 mg/l, maka saran yang dapat diberikan diharapkan adanya pemantauan secara berkala terhadap kegiatan penambangan, pemeriksaan kualitas air bersih (air sumur) dan melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat.
Perilaku Hygiene Pedagang Makanan Kaki Lima di Area Pertokoan Batu Merah Kelurahan Rijali Kota Ambon gracia victoria souisa; gracesilya titahena; Wilma fransisca Mamuly; Helda de Jong
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 3 (2019): Desember
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v1i3.260

Abstract

Hygiene penjamah makanan merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas makanan, dimana pedagang makanan kaki lima sebagai salah satu pelaku hygiene harus memperhatikan aspek hygiene penjamah makanan agar tidak menyebabkan timbulnya masalah kesehatan akibat kualitas makanan yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku hygiene pedagang makanan kaki lima di Area Pertokoan Batu Merah Kelurahan Rijali Kota Ambon, Tahun 2019. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 40 responden. Penelitian dilakukan dari 19 Agustus-19 September 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki praktik hygiene kategori tidak dengan tingkat pengetahuan baik yaitu, 21 responden (56.8%) dan responden yang memiliki praktik hygiene kategori ya dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu, 0 (0%). Sedangkan responden yang memiliki praktik hygiene kategori tidak dengan sikap positif yaitu, 21 responden (58.3%) dan responden yang memiliki praktik hygiene kategori ya dengan sikap negatif yaitu, 1 responden (25%), dan untuk responden yang memiliki praktik hygiene kategori tidak dengan tingkat ekonomi rendah yaitu, 22 responden (62.9%), sedangkan praktik hygiene kategori tidak dengan tingkat ekonomi tinggi yaitu, 2 responden (40%). Meskipun pengetahuan serta sikap responden terkait hygiene secara umum sudah baik, akan tetapi praktik hygiene yang dilakukan oleh responden masih buruk. Oleh karena itu pengetahuan serta kesadaran pedagang makanan perlu ditingkatkan dengan cara memberikan penyuluhan atau pengawasan yang memenuhi persyaratan hygiene penjamah makanan oleh para petugas kesehatan.