Rosmawaty Peranginangin
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi kappa Karaginan Pada Es Krim Terhadap tingkat Kesukaan Panelis Ellya Sinurat; Rosmawaty Peranginangin; Singgih Wibowo
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i2.451

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap es krim yang dibuat dari : gula 20%, susu kental manis 13%, santan kelapa 13%, tepung maizena 2,5%, tepung tapioka 1%, air 50%, flavor, essence dan garam secukupnya serta karaginan sebagai stabilizer dengan variasi konsentrasi 0,04; 0,05; 0,06; 0,07 dan 0,08%. Hasil uji sensori dari 25 orang panelis dengan 3 kali ulangan menunjukkan bahwa konsentrasi karaginan 0,06% paling disukai oleh panelis dengan nilai rata‑rata penerimaan umum 7,15 dalam skala hedonik 1‑9. Hasil analisis dengan metode Kruskall Wallis menunjukkan bahwa penggunaan karaginan sebagai stabilizer pada konsentrasi 0,06% menghasilkan es krim dengan rasa, tekstur dan penerimaan umum lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi yang lain.
Optimasi Pembuatan Gelatin dari Tulang Ikan Kaci-Kaci (Plectorhynchus chaetodonoides Lac.) Menggunakan Berbagai Konsentrasi Asam dan Waktu Ekstraksi Tazwir Tazwir; Diah Lestari Ayudiarti; Rosmawaty Peranginangin
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i1.26

Abstract

ABSTRAKOptimasi pembuatan gelatin dari tulang ikan kaci-kaci (Plectorhynchus chaetodonoides Lac.) telah dilakukan. Tulang ikan didegreasing pada suhu 70OC selama 25 menit kemudian dibersihkan dari sisa-sisa daging. Tulang yang telah dibersihkan lalu dipotong-potong ukuran 1-1,5 cm dan dijemur di bawah sinar matahari sampai kering. Tulang kering direndam dalam HCl 4%, 5% dan 6% hingga terbentuk ossein. Setelah terbentuk ossein, diekstrak menggunakan aquadest dengan perbandingan osein dan aquades 1:3. Ekstraksi dilakukan pada suhu 70OC dengan menggunakan variasi waktu 5 dan 7 jam. Kemudian disaring dan selanjutnya dikeringkan menggunakan oven pada suhu 50-55OC. Berdasarkan hasil penelitian, gelatin yang terbaik diperoleh dari tulang yang menggunakan perendaman HCl 4% dengan waktu ekstraksi 5 jam dengan rendemen 9,48%,kadar air 7,72%, kadar abu 0,86%, pH 4,82, viskositas 6,20 cPs dan kekuatan gel 163,63 g bloom.
Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp) secara Asam Suryanti Suryanti; Susilo Hadi; Rosmawaty Peranginangin
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i1.228

Abstract

Studi tentang ekstraksi gelatin dari tulang ikan kakap merah dilakukan melalui perendamandalam asam klorida dengan konsentrasi 4, 5, dan 6% selama 48 jam. Tulang ikan kemudiandicuci dengan air mengalir sampai pH netral (6–7) dan diekstraksi dengan akuades pada suhu 80, 85, dan 90 oC selama 6 jam. Ekstrak gelatin yang dihasilkan disaring dengan kain saring, dan filtratnya dikeringkan dalam oven pada suhu 55 oC selama ± 48 jam sehingga diperoleh lembaran gelatin. Hasil ekstraksi gelatin ini kemudian diuji kadar rendemen, viskositas, pH, kekuatan gel dan karakternya secara organoleptik. Hasil analisis menunjukkan bahwa perendaman dalam larutan HCl 4% selama 48 jam dan ekstraksi pada suhu 80ºC selama 6 jam menghasilkan gelatin terbaik dengan rendemen 7,4%, viskositas 6,73 cPs, pH 5,05, kekuatan gel 226,8 g/bloom, dengan jumlah mikroba 2,5 x 10 3 koloni/g dan E. colinegatif. Hasil uji organoleptik terhadap warna gelatin yang dihasilkan tidak berbeda nyata dengan gelatin komersial, yaitu antara coklat kekuningan sampai kuning keputihan. Akan tetapi gelatin tulang ikan kakap merah sedikit berbau ikan sedangkan gelatin komersial tidak berbau (netral).
Studi Teknik Pengeringan Gelatin Ikan dengan Alat Pengering Kabinet Harianto harianto; Tazwir tazwir; Rosmawaty Peranginangin
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i1.13

Abstract

Pengeringan gelatin dari bahan baku kulit ikan telah dilakukan menggunakan alat pengering tipe kabinet (cabinet dryer) dengan pemanasan bertahap dan aliran udara yang telah didehumidifikasi. Bahan yang akan dikeringkan adalah larutan gelatin kental yang didinginkan kemudian diekstrusi sehingga terbentuk mie gelatin kemudian diletakkan di atas tray dan dimasukkan ke ruang pengering. Untuk menghindari resiko pelumeran (melting), mie gelatin diangin-anginkan selama 2 jam pada suhu 25oC dengan udara yang didehumidifikasi. Selanjutnya suhu ditingkatkan secara bertahap dengan tingkat kenaikan 2 – 4oC perjam hingga tercapai kadar air sekitar 10%. Performansi model alat pengering tipe kabinet atau cabinet dryer yang digunakan adalah dengan spesifikasi panjang kabin 190 cm, lebar 65, dan tinggi 97 cm. Dehumidifikasi udara pengering dengan AC 0,5 HP, sumber pemanas dari lampu infra merah 3 x 1.500 Watt dengan rata-rata kecepatan aliran udara 1,1 m/detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2.100 g mie gelatin dengan kadar air awal 75% dihasilkan 584 g gelatin kering dengan kadar air 10%. Dibandingkan dengan alat pengering gelatin komersial maka terlihat bahwa kemampuan dehumidifikasi dari alat pengering ini perlu diperbesar untuk dapatmempersingkat waktu pengeringan.