Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Isolasi Senyawa Sitotoksik dari Kapang Emericella nidulans Muhammad Nursid; Ekowati Chasanah; Murwantoko Murwantoko; Subagus Wahyuono
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v6i2.404

Abstract

Kapang laut dikenal sebagai sumber penting metabolit farmakologi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa sitotoksik dari kapang laut Emericella nidulansyang diisolasi dari ascidia Aplidium longithoraxdari Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kapang dikultivasi pada labu 3 L sebanyak 20 labu, masing-masing mengandung 1 L media SWS (mengandung 1% pati dapat larut, 0,2% pepton soya, dan 1 L air laut) dan diinkubasi dalam kondisi statis pada suhu 27–28oC selama 5 minggu. Miselium kapang diekstraksi dengan campuran pelarut diklorometan–metanol (1 :1 v/v) sebanyak 3 kali. Fraksinas i dilakukan dengan menggunakan kolom vakum SiO2 2 x 12 cm dan isolasi dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif. Uji sitotoksik dengan metode MTT (3-(4,4-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl-tetrazolium bromide) terhadap pertumbuhan sel T47D, digunakan sebagai panduan dalam proses isolasi. Senyawa sitotoksik berhasil diisolasi dari ekstrak miselium, terelusi pada menit ke-15 pada kromatogram kromatografi cair kinerja tinggi. Senyawa ini memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 sebesar 6,3 µg/mL.
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KEBERADAAN ALKALOID DALAM SIRUP FRAKSI ALKALOID Mimiek Murrukmihadi; Subagus Wahyuono; Marchaban Marchaban; Sudibyo Martono
Majalah Farmaseutik Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1938.429 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v7i1.24027

Abstract

Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai peluruh dahak secara tradisional. Telah diisolasi alkaloid dalam kembang sepatu sebagai senyawa penanda (marker) dan telah diduat sebagai sediaan sirup. Oleh karena itu perlu diteliti pengaruh suhu penyimpanan terhadap keberadaan alkaloid dalam sirup fraksi alkaloid. Fraksi alkaloid hasil fraksinasi ekstrak alkaloid dari bunga kembang sepatu dibuat sediaan sirup kemudian disimpan dalam suhu kamar, suhu 40, 55, dan 70 0C selama 4 minggu. Keberadaan alkaloid dalam sirup setelah penyimpanan ditentukan dengan KLT-Densitometri dengan menggunakan kurva baku isolat (alkaloid) hubungan antara kadar dan AUC. Hasilnya menunjukkan bahwa senyawa alkaloid dalam sediaan sirup fraksi tidak dapat ditentukan secara KLT-densitometri. Harga hRf senyawa penanda pada fraksi yang telah diformulasikan dalam sediaan sirup mengalami perubahan. Dilihat dari nilai hRf yang nampak, maka senyawa penanda mengalami peningkatan polaritas.
PENGARUH KONSENTRASI MAHKOTA DEWA TERHADAP STABILITAS LOTION – KRIM SERTA UJI TABIR SURYA SECARA SPEKTROFOTOMETRI Abdul Karim Zulkarnain; Marchaban Marchaban; Subagus Wahyuono; Ratna Asmah Susidarti
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.362 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i3.24124

Abstract

Ekstrak daun mahkota dewa mengandung senyawa turunan benzofenon yang memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik dan kimia lotion dan krim o/w serta aktivitasnya sebagai tabir surya dengan spektrofotometer. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi metanol lalu diformulasi menjadi Lotion dan krim o/w serta diuji stabilitas fisik dan kimianya serta diuji SPF nya secara in vitro dengan spektrofotometer. Hasil studi menunjukkan bahwa formula lotion dan krim o/w ekstrak mahkota dewa stabil selama penyimpanan 6 minggu. Kenaikan konsentrasi mahkota dewa akan menaikkan viskositas Lotion dan krim o/w secara signifikan. Krim selama penyimpanan lebih stabil homogenitasnya dibanding dengan lotion yaitu pada minggu ke enam minyak dari sediaan lotion mulai terlihat warna coklat dipermukaannya sedangkan krim lebih viskes dibanding dengan lotion. Sediaan selama penyimpanan 6 minggu memiliki kandungan phalerin yang relatif stabil. Aktivitas sediaan secara in vitro menunjukkan bahwa nilai SPF pada kadar ekstrak mahkota dewa 6 %, 8 % dan 10 % berturut turut untuk krim adalah 8,60, 11,51, 16,04 sedangkan SPF untuk lotion adalah 7,45, 10,83 dan 15,01 %. Sediaan lotion dan krim mahkota dewa stabil selama penyimpanan dan memiliki aktivitas sebagai tabir surya.
PIPER BETLE EXTRACT PATCH (Piper betle L): THE INFLUENCE IN ADDING REALESE ENHANCER SUBSTANCES TOWARDS PHYSIOCHEMICAL AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY Mufrod Mufrod; Suwaldi Suwaldi; Subagus Wahyuono
Majalah Farmaseutik Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.324 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v12i2.26452

Abstract

Piper betle extract has an antibactery activity with eugenol as a major active substance its sparingly soluble in water. Piper betle extract mucoadhesive patch was a suitable form used in oral cavity for inhibiting Streptococcus mutans a bactery that caused plaque. Physicochemical properties and the release of active substance affect the acceptability of patch as well as antibacterial activity. Glycerin, propilen glycol and tween 80 are the substances(release enhancer substances/RES) that affect the flexibilty and release the active substance from patc. The aim of the research was to investigate the influance of the concentration of extract and addition of RES to the physicochemical and antibacterial activity of the patchs. Extract obtained by infusion method. Extract piper betle made based on variation concentration of extract 0,5%, 1%,2%,3% ,4% and adding release enhancer subtances glycerin, propilen glycol and tween 80. Patches produced tested for physicochemical properties including uniformity of weight, surface pH, folding endurance, swelling index and antibactery activity. Data obtained were descriptiv and statisticaly analize. The result showed that release enhancer substances affect the physicochemical properties and antibactery activity of the patches. The adding release enhancer substances increasing the value of folding endurance and swelling index and antibactery activity of patch.
SITOTOXICITY OF COMPOUND ISOLATED FROM THE LEAVES OF TITHONIA DIVERSIFOLIA (HEMSLEY) A.GRAY) AGAINST T47D, MCF-7 AND EVSA-T CELLS Arfian Bela Mahardika; Subagus Wahyuono; Mae Sri Hartanti Wahyuningsih
Majalah Farmaseutik Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.272 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v12i2.26455

Abstract

Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) is one of the plants that are traditionally used to treat various diseases. The previous studies using Bioassay Guided Isolation methods has obtained the active compound (MTT, HeLa cells; IC50 9.776 g / mL). The cytotoxic effects of active compounds against breast cancer cells is unknown. This study aims to determine the cytotoxicity of theactive compound isolated from the leaves of T. diversifolia on breast cancer cells (T47D; MCF-7 and EVSA-T). The isolated compounds from T. diversifolia tested their cytotoxicity against breast cancer cells (T47D, MCF-7 and EVSA-T), using MTT method with a series of concentration of 0.39 to 50 ug/mL. Each concentration of the group performed triplicate and calculated the percentage of cell growth inhibition with probit analysis to calculate the IC50 value. The test results showed that the active compound have a cytotoxic effect on T47D, MCF-7 and EVSA-T cells with IC50 values are respectively (2.44; 4.697; 3.522) ug/mL, so this compound potential to be developed as an anticancer agent, especially breastcancer