This Author published in this journals
All Journal Buletin Eboni
Suhartati Suhartati
Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Uji Jarak Tanam pada Tanaman Eucalyptus pellita F. Muel di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan Imam Muslimin; Suhartati Suhartati
Buletin Eboni Vol 13, No 2 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.236 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5085

Abstract

Eucalyptus pellita F. Muell., merupakan salah satu jenis tanaman yang dikembangkan pada HTI Pulp di Pulau Sumatera. Untuk meningkatkan produktivitas jenis tanaman tersebut, maka perlu menemukan klon yang terbaik dan teknik silvikultur melalui uji coba penanaman di lapangan. Penelitian terdahulu  dipilih salah satu  klon E. pellita yang terbaik asal dari Kebun Benih Semai (KBS) Pelaihari, Kalimantan Selatan.  Benih dari klon  merupakan  keturunan pertama (E. Pellita  F1),  untuk pengembangan klon ini perlu uji coba penanaman di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran jarak tanam yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman E. Pellita. Lokasi penelitian di Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Berblok dengan  perlakuan ukuran  jarak tanam  yaitu;  2 m x 3 m;  3 m x 3 m dan    3 m x 4 m.  Hasil penelitian menunjukkan ukuran jarak tanam  berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan  E. pellita   setelah mencapai umur  4 tahun.  Ukuran jarak tanam yang terbaik untuk  klon E. pellita  adalah 2 m x 3 m, pada umur 4 tahun dapat  mencapai pertumbuhan tinggi 16,9 m, diameter batang 14,1 cm, persen tumbuh  sebesar 69,9 %,  volume  245,6 m3/ha dan riap 53,9 m3/ha/tahun.
Benih dan Perkecambahan Kayu Kuku (Pericopsis mooniana THW) Didin Alfaizin; Suhartati Suhartati; Edi Kurniawan
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.074 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5070

Abstract

Kayu kuku mempunyai tipe benih ortodoks dengan lapisan lilin pada kulit bijinya. Kondisi ini membuat permudaan alami kayu kuku sangat lambat karena lapisan lilin tersebut sukar untuk ditembus oleh air (impermeable). Keberadaan di habitat aslinya yang semakin hari semakin jauh berkurang, mengakibatkan kayu kuku dalam kondisi rawan atau terancam punah (vulnerable tree species). Beranjak dari permasalahan tersebut, budidaya kayu kuku sangat penting untuk dilakukan. Budidaya kayu kuku dengan perbanyakan generatif mudah dilakukan karena pohonnya berbuah setiap tahun. Periode pembuahan kayu kuku pada salah satu habitatnya di Cagar Alam Lamedai, Kabupaten Kolaka berlangsung pada bulan Juni hingga September. Penggunaan perlakuan pendahuluan (skarifikasi) dengan metode perendaman menghasilkan daya kecambah kayu kuku sebesar 66%. Tipe perkecambahan kayu kuku yaitu tipe epigeal (epigous). Perkecambahan benih Pericopsis mooniana THW melewati delapan tahap. Waktu yang dibutuhkan dari proses imbibisi hingga terlepasnya kotiledon yaitu ±48 hari dan siap disapih ke polybag.
Secang (Caesalpinia sappan L.) : Tumbuhan Herbal Kaya Antioksidan Ramdana Sari; Suhartati Suhartati
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.443 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5077

Abstract

Secang merupakan jenis tumbuhan herbal yang digunakan oleh masyarakat sebagai campuran air minum sehari-hari. Serpihan batang secang dimasukkan ke dalam air minum menjadikan air berwarna kemerahan. Tumbuhan ini mengandung senyawa flavonoid dan terpenoid yang bermanfaat sebagai antioksidan. Indeks antioksidatif ekstrak kayu secang lebih tinggi daripada antioksidan komersial, dapat menangkal radikal bebas oksidatif. Radikal bebas dapat merusak sel-sel tubuh dengan menyerang lipid, protein, enzim, karbohidrat dan DNA. Secang juga bermanfaat sebagai ramuan obat tradisional untuk pengobatan berbagai penyakit kronis dan degeneratf. Pemanfaatan bahan alami dapat menghasilkan residu yang lebih mudah terdegradasi dibandingkan bahan sintetik, serta efek samping dapat diminimalisir. Oleh karena itu, secang berpotensi sebagai minuman herbal  untuk kesehatan dan pengobatan.