Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Teori Integral dalam Efektivitas Transformasi Kesadaran Lingkungan pada Bangunan Berkelanjutan Subkiman, Anwar
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.342 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1632

Abstract

ABSTRAKPenerapan Prinsip Bangunan Hijau dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, terutama di kemudian hari. Lingkungan binaan yang diciptakannya mendorong kesejahteraan masyarakat yang dilingkupinya. Namun, perilaku desainnya baru semata penyelesaian teknis terhadap permasalahan krisis lingkungan yang tengah kita hadapi. Di sini, diperlukan juga peran perilaku manusianya yang juga berkesadaran lingkungan[1]. Perilaku desain, karena sifat teknisnya, cenderung akan mengalami kegagalan dalam masa penggunaannya. Untuk itu diperlukan kemantapan kesadaran lingkungan masyarakat untuk menjaga Perilaku Desain Hijau tetap berlangsung. Peran desainer tidak hanya selesai pada solusi teknis tetapi juga hendaknya mempertimbangkan faktor manusianya untuk mencapai kesadaran terhadap lingkungan. Untuk mewujudkan tujuan ini, desainer dapat melakukan pendekatan dari empat perspektif Kuadran AQAL Teori Integral dengan Dinamika Spiral manusia sebagai aspek psikologisnya. Kuadran AQAL memetakan permasalah penerapan Desain Hijau dan menguraikan proses interaksi antara perilaku desain dengan perilaku kesadaran manusianya sebagai model stimulus – respon. Diharapkan proses argumentatif perilaku desain dalam mengintervensi kesadaran lingkungan masyarakat dapat tercapai secara efektif.Kata kunci: Bangunan Hijau, Teori Integral, Dinamika Spiral, kesadaran lingkungan. ABSTRACTGreen Building Principles was applied to make we have a better life, especially in the future. Built enviroment that it created encourages well-being of its people. Design Behavior just solved the problem of enviroment crisis with the technical aspect. Also, we need role of human behavior with environmental consciousness. As technical aspect, Design Behavior has tend to failure operation. Therefore, the environmental consciousness people can be able to preserve Green Design Behavior. The designer should be not only solve the problems with technical aspects but also consider human factors to achieve they environmental consciousness. To get this goal, designer can make approach with four perspectives of AQAL and Spiral Dynamics integral. AQAL maps the problems of Green Design applied then analyze the proses of interaction between Design Behavior and people consciousness behavior as stimulus – response model. We hope that Design Behavior can take a role to make argumentative proses to intervent people reach they environmental consciousness effectively.Keywords: green building, Integral Theory, Spiral Dinamic, environmental consciousness. 
Tinjauan Pencahayaan pada Restoran Sambara Bandung Alatas, Nabeela; Subkiman, Anwar
REKA JIVA Vol 2, No 01 (2014)
Publisher : REKA JIVA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.712 KB)

Abstract

ABSTRACTLighting is one of the interior elements serve for vision as well as aesthetic that can shape a suitable interior design concept desired direction. The lighting in a restaurant, especially the traditional ethnic nuances, express a highly influential role, supporting other interior elements are applied to create the feel of ethnicity. This study uses a literature study method of lighting theory, the planning of a restaurant, and the theory of perception. Field course in the form of interviews with the Sambara restaurant and observation artificial lighting used in the restaurant. The purpose of this study was to find correlations between lighting with interior atmosphere. Observations are conducted to find the data associated with the parameters of light properties that can be used by interior design. Lighting is not easy in the interior planning, not simply put a point of lighting regardless light effects are produced. Especially for a restaurant, a function of light will collide with warm atmosphere to be achieved. This study is expected to provide an overview of how lighting requires careful consideration.Keywords: lighting types, lighting functions, lighting works, interior atmosphere.ABSTRAKPencahayaan adalah salah satu elemen interior yang berfungsi untuk tujuan penglihatan (vision) maupun estetis yang dapat membentuk suasana interior sesuai arah konsep desain yang diinginkan. Pencahayaan pada sebuah restoran, terutama yang mengekspresikan nuansa etnik tradisional mempunyai peran yang sangat berpengaruh, mendukung elemen interior lainnya yang diterapkan untuk menciptakan nuansa etnik. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur teori pencahayaan, perencanaan sebuah restoran, dan teori persepsi. Studi lapangan berupa wawancara dengan pihak restoran Sambara serta observasi pencahayaan buatan yang digunakan dalam restoran tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mencari korelasi tata cahaya dengan suasana interior yang dihasilkannya. Observasi lapangan dilakukan untuk mencari data yang berkaitan dengan parameter properti cahaya yang dapat dimanfaatkan oleh desain interior. Tata cahaya adalah tahap yang tidak mudah dalam perencanaan interior, tidak sekedar menempatkan titik lampu tanpa memperhitungkan efek cahaya yang dihasilkan. Apalagi untuk sebuah restoran, fungsi cahaya akan berbenturan dengan suasana hangat yang ingin dicapai. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagaimana tata cahaya memerlukan pertimbangan yang cermat.Kata kunci: jenis pencahayaan, fungsi pencahayaan, efek cahaya, suasana interior.
THE AESTHETICS OF MISERY: AN INTERPRETATION AND COMPARATION IN CONTEMPORARY INTERIOR DESIGN Jamaludin Jamaludin; Anwar Subkiman
Jurnal Sosioteknologi Vol. 17 No. 3 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2018.17.3.10

Abstract

This paper discusses symbolic interior design and contemporary which are relevant to the experimental work called Aesthetics of Misery presented at the Milan Furniture Fair in April 2015. The exhibition presented sixteen works by students of the Interior Design Postgraduate Program at Politechnico di Milano Italia. This new approach to design was launched by Andrea Branzi and Michele de Lucchi, the two main designers at Milan. Viewed from aesthetics, the works on display have symbolic aesthetic elements. The works display a "social environment" based on the concept of suffering. Descriptive analysis method is used to explain the background and aesthetic goals of suffering. Observation in contemporary interior design is used as an interpretation of this concept as well as a comparative study. The aim is to find an implementation that what Andre Branzi and Michele de Lucchi call an aesthetic of suffering in various approaches and design styles, already in contemporary interior design work. The results showed that in an indirect form, the concept of misery in various approaches and design styles is existed or represented in industrial-style interior design work which in addition to using old factory-nuanced materials, symbolically showed the element of suffering. Keywords:  ABSTRAK Paper ini membahas karya eksperimental yang disebut Aesthetics of Misery (Estetika Penderitaan) yang dipresentasikan di Milan Furniture Fair pada bulan April 2015. Pameran ini menampilkan enam belas karya mahasiswa Program Pascasarjana Desain Interior Politechnico di Milano Italia yang digagas oleh Andrea Branzi dan Michele de Lucchi, dua desainer utama di Milan. Selain membahas konsep dan interpretasi Aestethics of Misery, dalam paper ini juga dilakukan studi banding dengan fenomena dalam desain interior kontemporer. Metode analisis deskriptif dipakai untuk menjelaskan latar belakang dan tujuan. Observasi dalam desain interior dipakai sebagai interpretasi konsep ini sekaligus sebagai studi banding dengan konsep the Aesthetic of Misery. Tujuannya untuk menemukan implementasi bahwa sesuatu yang Andre Branzi dan Michele de Lucchi sebut sebagai Estetika Penderitaan dalam berbagai pendekatan dan gaya desain, telah ada dalam karya desain interior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bentuk tidak langsung, konsep penderitaan dalam berbagai pendekatan dan gaya desain ada atau direpresentasikan dalam karya desain interior gaya industrial yang selain menggunakan material bernuansa pabrik tua, secara simbolik menunjukkan unsur penderitaan. Kata Kunci: estetika, estetika penderitaan, lingkungan sosial, desain interior
Fungsi dan Makna Warna Pada Desain Interior Toko Bertema Anak Novrizal Primayudha; Anwar Subkiman; Bambang Arief RRZ
Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial Vol 2, No 1 (2020): Desain Sebagai Strategi Pendorong Inovasi Sosial? Mungkin!
Publisher : School of Design Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/jsdis.v2i1.2346

Abstract

Fenomena rancangan interior toko bertema anak umumnya dibuat sangat tematis, penuh dengan komposisi warna pada elemen interior dan furniturnya. Atmosfer ruang tematis ini dapat merepresentasikan lingkungan visual yang familiar dengan dunia keseharian anak. Penelitian ini dibuat untuk menemukan pengayaan baru dalam menafsirkan fungsi warna dan makna tanda yang ada di sekelilingnya. Upaya penemuan hasil dan bahasan dilakukan dengan menggunakan metoda observasi partisipatif yang melibatkan peneliti sebagai partisipan dalam menganalisis data secara deskriptif. Rangkaian upaya yang dilakukan ini akan menghasilkan sebuah format pencarian makna yang diharapkan dapat membantu memudahkan perancangan interior yang tematis. Hasil temuan akan dipresentasikan dalam bentuk bagan yang memuat relasi antara fungsi warna dan makna tanda. Argumentasi kedua variabel ini menjadi analisis penerapan warna dari objek desain interior yang diambil. Kesimpulan dari penelitian ini akan menunjukkan frekwensi pemakaian warna serta fungsi dari penerapannya pada objek rancangan interior. Pada akhirnya komposisi setiap warna tersebut merupakan populasi tanda yang dapat dieksplorasi fungsi dan pemaknaannya, sebagai sebuah signal yang berinteraksi dengan pengamatnya.
ORIENTASI DESAIN BUNGALOW SEHAT DENGAN PENDEKATAN PEMANFAATAN SINAR MATAHARI Studi Kasus: di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang Evananda Nadhira Rahma Pertiwi; Karenina Martha Arafah; Anwar Subkiman
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v11i3.003

Abstract

Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang memiliki luas daratan 1.919.440 km² . Daratan tinggi Indonesia banyak dimanfaatkan menjadi lokasi rekreasi hingga dibutuhkan rancangan bungalow yang tidak hanya nyaman dan mempunyai daya tarik dengan memanfaatkan pemandangan alam sekitarnya yang indah, tetapi juga bungalow harus sehat. Sebuah bungalow dirancangan dengan bukaan yang lebar untuk mendapatkan view yang terbaik sekaligus memanfaatkan sinar matahari yang dapat menghasilkan ruangan yang sehat dengan energi yang dimilikinya. Bungalow sebagai fasitas publik harus senantiasa terjaga kebersihannya dengan memenuhi kriteria bangunan/rumah sehat. Sinar matahari memiliki potensi berupa energi iradiasi yang ternyata dapat membunuh kuman dan patogen lain di udara maupun permukaan benda. Potensi sinar matahari ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan desain bungalow yang sehat. Penelitian ini mengambil studi kasus di Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Penelitian diawali dengan dengan mendapatkan data geografis; sun path, site, dan iklim yang menjadi parameter simulasi orientasi bungalow yang sehat. Simulasi menggunakan software development andrewmash.com, yaitu dengan 2D Sun Path untuk mendapatkan orientasi bungalow yang tepat sinar matahari mampu menjangkau bagian dalam bungalow secara optimal, sebagai tujuan penelitian ini. Penelitian ini juga menggambarkan bahwa betapa pentingnya penelitian yang intensif untuk mendapatkan konsep desain di tahap awal perancangan, atau disebut design by research. Secar umum, dengan data parameter sun path, site, dan iklim serta analisis simulasi komputer, maka akan didapatkan orientasi bangunan yang tepat sesuai dengan kriteria bangunan yang ramah-lingkungan.
Kajian Teori Integral dalam Efektivitas Transformasi Kesadaran Lingkungan pada Bangunan Berkelanjutan Anwar Subkiman
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1632

Abstract

ABSTRAKPenerapan Prinsip Bangunan Hijau dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, terutama di kemudian hari. Lingkungan binaan yang diciptakannya mendorong kesejahteraan masyarakat yang dilingkupinya. Namun, perilaku desainnya baru semata penyelesaian teknis terhadap permasalahan krisis lingkungan yang tengah kita hadapi. Di sini, diperlukan juga peran perilaku manusianya yang juga berkesadaran lingkungan[1]. Perilaku desain, karena sifat teknisnya, cenderung akan mengalami kegagalan dalam masa penggunaannya. Untuk itu diperlukan kemantapan kesadaran lingkungan masyarakat untuk menjaga Perilaku Desain Hijau tetap berlangsung. Peran desainer tidak hanya selesai pada solusi teknis tetapi juga hendaknya mempertimbangkan faktor manusianya untuk mencapai kesadaran terhadap lingkungan. Untuk mewujudkan tujuan ini, desainer dapat melakukan pendekatan dari empat perspektif Kuadran AQAL Teori Integral dengan Dinamika Spiral manusia sebagai aspek psikologisnya. Kuadran AQAL memetakan permasalah penerapan Desain Hijau dan menguraikan proses interaksi antara perilaku desain dengan perilaku kesadaran manusianya sebagai model stimulus – respon. Diharapkan proses argumentatif perilaku desain dalam mengintervensi kesadaran lingkungan masyarakat dapat tercapai secara efektif.Kata kunci: Bangunan Hijau, Teori Integral, Dinamika Spiral, kesadaran lingkungan. ABSTRACTGreen Building Principles was applied to make we have a better life, especially in the future. Built enviroment that it created encourages well-being of its people. Design Behavior just solved the problem of enviroment crisis with the technical aspect. Also, we need role of human behavior with environmental consciousness. As technical aspect, Design Behavior has tend to failure operation. Therefore, the environmental consciousness people can be able to preserve Green Design Behavior. The designer should be not only solve the problems with technical aspects but also consider human factors to achieve they environmental consciousness. To get this goal, designer can make approach with four perspectives of AQAL and Spiral Dynamics integral. AQAL maps the problems of Green Design applied then analyze the proses of interaction between Design Behavior and people consciousness behavior as stimulus – response model. We hope that Design Behavior can take a role to make argumentative proses to intervent people reach they environmental consciousness effectively.Keywords: green building, Integral Theory, Spiral Dinamic, environmental consciousness. 
Penerapaan Lima Budaya Kerja BRI pada Perancangan Interior Kantor Pusat Bank BRI Azzam Billady; Anwar Subkiman
REKAJIVA Jurnal Desain Interior Vol 1, No 2 (2022): REKAJIVA Jurnal Desain Interior
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BankRakyat Indonesia (BRI) merupakansebuahperusahaanmilikpemerintahyangbergerakdibidangperbankanyang melayani masyarakat Indonesia dalam menghimpun dana dan menyalurkannya dalamrangka meningkakan taraf masyarakat. Dalam sebuah perencanaan interior kantor, yangdalamhaliniadalahkantorBRI,penerapannilai–nilaiyangmenjadibudayakerjapadaBankBRI menjadi peran penting agar desain interior yang tercipta dapat merefleksikan citra dariBank BRI. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis penerpan lima nilai budaya kerja BRI padakantor pusat Bank BRI, sehingga pada akhir kajian dapat disimpulkan mengenai lima nilaibudayakerjaBRIyangterimplementasikanpada kantorpusatBankBRI.Kata kunci: BRI, budaya kerja, penerapan.