Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MAKNA PENERAPAN ELEMEN INTERIOR PADA BANGUNAN VIHARA SATYA BUDHI-BANDUNG Primayudha, Novrizal; Purnomo, Hubertus Harridy; Setiyati, Gita Yulia
REKA JIVA Vol 2, No 01 (2014)
Publisher : REKA JIVA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.962 KB)

Abstract

ABSTRAKSejarah perkembangan Arsitektur di Jawa Barat, khususnya kota Bandung sangat banyakdipengaruhi beberapa kebudayaan negara lain. Selain Arab dan Melayu, KebudayaanTionghoa pun mewariskan heterogenitas ragam hias Arsitektural oriental yang unik danfilosofis. Gaya desain ini dapat ditemukan pada rancangan bangunan hunian maupunperibadatan, salah satunya adalah ruang pada bangunan Vihara Satya Budhi yangdipenuhi oleh komposisi ragam hias oriental yang memiliki nilai filosofi dan religi yangsangat sakral. Penelitian pada objek bangunan ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilaiestetika yang muncul melalui tinjauan terhadap komposisi fungsi, bentuk, dan maknapada setiap elemen-elemen interiornya agar diperoleh sebuah makna mengenai konseppenerapan elemen interior rancangan Arsitektur oriental.Kata kunci : Arsitektur Oriental, Vihara Satya Budhi, Tinjauan Makna ElemenInteriorABSTRACTThe diachronic period of Architecture history in west java had been acculturated by manyvariant cultures of the world, not exceptionally the City of Bandung. Furthermore, besideof influenced by Arabian and Malayan cultural accent, the Chinese cultural accent wasalso apply on Bandung heritage dwelling as an applied oriental and philosophicalarchitectural ornament.This discourses might be found on Satya Budhi Temple Bandung as one of a residentialand religious building, which filled many composition of oriental ornament that give asacred philosophical & religious meanings. The main vocal of this building research arereview and revealing an interior ornament through analyzing the composition of function,form, and meaning that obtain a sense interpretation from oriental architecture anddesign interior elements on building.Keywords: Oriental Architecture, Satya Budhi Temple, Meaning of InteriorElement Reviewer
Tinjauan Pembentukan Kawasan Heritage Budaya Kampung Glam di Singapura dengan Pendekatan Analisis Morfologi dan Tipologi Bangunan Primayudha, Novrizal
Jurnal Rekarupa Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1367.275 KB)

Abstract

Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kawasan heritage multikultural, melalui eksistensi situs kawasan-kawasan cagar budaya China, Melayu, India serta beberapa etnik lain yang juga menetap di sana. Upaya pembentukkan kawasan ini dapat dieksplorasi melalui kajian morfologi kawasan dan tipologi bangunan untuk mengungkap nilai-nilai budaya dan perilaku masyarakat pada awal pembentukkan kawasan hingga dapat terus  eksis  saat ini. Kampong Glam merupakan  salah satu kawasan heritage kebudayaan yang merupakan sebuah bukti eksistensi kebudayaan Melayu dan Arab yang telah menjadi bagian dari keragaman budaya yang ada di negara ini. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk memahami upaya pelestarian kebudayaan lokal di Singapura dengan  mengungkap temuan-temuan  terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembentukkan kawasan serta klasifikasi elemen arsitektural dengan pendekatan metode morfologi dan tipologi bangunannya. Kata Kunci : Kawasan Heritage Budaya, Morfologi dan Tipologi, Kampong Glam Abstract Singapore is a country that has a lot of areas of multicultural heritage, through the existence of sites of cultural heritage areas of China, Indonesia, India and some other ethnic groups are also settled there. Efforts to form the region can be explored through the study of the morphology of the area and typology of the building to reveal the cultural values ​​and behavior of people in the early formation of the region to be able to continue to exist today. Kampong Glam is one of ​​cultural heritage area, which is a proof of the existence of the Malay and Arab culture that has become part of the diversity of cultures that exist in this country. Therefore, this study was made to understand local cultural preservation efforts in Singapore to unveil the findings of the factors that influence the formation of the pattern of the region as well as the classification of architectural elements with the approach of morphological method and typology of the building. Keywords: Cultural Heritage Region, Morphology and Typology, Kampong Glam
TINJAUAN DESAIN INTERIOR KORIDOR HALL MALL BOEMI KEDATON DI LAMPUNG Primayudha, Novrizal
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The interior design objects are manifestation of sign interactions as a communication system between designers who send their messages in interior architect and the observers or common people who interpret or perceive the interior architect by their own cultural background and interpretation. The focus of this research is to reveal interior elements implementation on the interior design of food court and department store at Boemi Kedaton Mall in Lampung. This observation explored all of interior signs through signs analysis and interior elements classification. Finally, the interpretation of those signs is needed  to gain a corresponding interpretation, which can be regarded as an alternative of design concept that gives a new meaning to their observers.Keywords: Semiotics, Interior Architecture, Sign Analysis of Interior Architecture, Sign Meaning of Boemi Kedaton Mall Interior________________________________________________________________Objek rancangan interior merupakan manifestasi dari interaksi tanda-tanda sebagai sistem komunikasi antara desainer yang membuat pesan dalam rancangan interior bangunan dan  pengamat/ masyarakat awam untuk menginterpretasi atau mempersepsikannya sesuai  dengan  latar belakang budaya dan tingkat pemahamannya. Fokus dari penelitian ini bertujuan untuk mengungkap penerapan elemen interior sebagai tanda pada rancangan interior food court dan department store di Mall Boemi Kedaton Lampung melalui analisa tanda dan klasifikasi elemen rancangan interiornya. Interpretasi  terhadap makna tanda diperlukan untuk memperoleh sebuah kesepakatan penafsiran, sebagai sebuah usulan untuk memperoleh konsep desain yang memberikan makna baru bagi pengamatnya.Kata Kunci: Semiotika Arsitektural Interior, Analisa Tanda Arsitektural Interior, Makna Tanda pada Rancangan Interior Mall Boemi Kedaton
Implementasi Nilai Kultural Jawa Sebagai Representasi Lokalitas Pada Interior Hotel Grand Tjokro Bandung Zaky Bachtiar Achnaf; Iyus Kusnaedi; Novrizal Primayudha
LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 10, No 1 (2022): Lintas Ruang
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/lintas.v10i1.6976

Abstract

Rancangan interior hotel bertema lokal merupakan salah satu peluang yang bisa dieksplorasi desainer dalam merancang hotel di Indonesia. Apakah yang dapat dieksplorasi dalam mengkaji desain dan lokalitas? Apakah motif hias lokal merupakan salah satu trend yang dipakai hotel guna menghasilkan citra dan identitas hotel? Dua pertanyaan ini merupakan permasalahan utama yang ingin dieksplorasi dalam jurnal ini. Salah satu hotel yang sangat konsisten dengan tema kelokalannya adalah hotel Grand tjokro di Bandung, dirancang dengan konsep interior modern dan implementasi motif hias budaya Jawa. Konsep ini selain menjadi representasi brand hotel juga merupakan sebuah upaya pelestarian kekayaan budaya jawa. Namun, penerapan konsep lokal ini diharapkan bukan hanya sebuah trend musiman saja, karena sangat disayangkan apabila tanda budaya ini hanya sekedar tempelan dekoratif yang tidak mendasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah pengayaan dalam melakukan pemilihan dan penerapan motif hias pada rancangan interior. Hal ini akan dipaparkan dalam pembahasan tanda yang dapat menghasilkan sebuah argumentasi yang komprehensif yang dapat dieksplorasi satu dan lainnya. Dengan demikian, implementasi motif hias ini akan menghasilkan sebuah makna tanda yang dapat ditelusuri dengan menggunakan metode observasi tanda dan analisa tanda Peircean. Melalui diskusi ini, akan dilakukan upaya pengeksplorasian tanda dengan memetakan bahasan ruang yang terdiri dari objek tanda berupa nama ruang, implementasi penerapan, jenis motif, makna motif, dan interpretasi visual. Kesimpulan yang diperoleh ini dapat digunakan sebagai variasi dalam membaca dan menganalisa pesan desainer terhadap ide rancangannya
Tinjauan Pembentukan Kawasan Heritage Budaya Kampung Glam di Singapura dengan Pendekatan Analisis Morfologi dan Tipologi Bangunan Novrizal Primayudha
Jurnal Rekarupa Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kawasan heritage multikultural, melalui eksistensi situs kawasan-kawasan cagar budaya China, Melayu, India serta beberapa etnik lain yang juga menetap di sana. Upaya pembentukkan kawasan ini dapat dieksplorasi melalui kajian morfologi kawasan dan tipologi bangunan untuk mengungkap nilai-nilai budaya dan perilaku masyarakat pada awal pembentukkan kawasan hingga dapat terus  eksis  saat ini. Kampong Glam merupakan  salah satu kawasan heritage kebudayaan yang merupakan sebuah bukti eksistensi kebudayaan Melayu dan Arab yang telah menjadi bagian dari keragaman budaya yang ada di negara ini. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk memahami upaya pelestarian kebudayaan lokal di Singapura dengan  mengungkap temuan-temuan  terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembentukkan kawasan serta klasifikasi elemen arsitektural dengan pendekatan metode morfologi dan tipologi bangunannya. Kata Kunci : Kawasan Heritage Budaya, Morfologi dan Tipologi, Kampong Glam Abstract Singapore is a country that has a lot of areas of multicultural heritage, through the existence of sites of cultural heritage areas of China, Indonesia, India and some other ethnic groups are also settled there. Efforts to form the region can be explored through the study of the morphology of the area and typology of the building to reveal the cultural values ​​and behavior of people in the early formation of the region to be able to continue to exist today. Kampong Glam is one of ​​cultural heritage area, which is a proof of the existence of the Malay and Arab culture that has become part of the diversity of cultures that exist in this country. Therefore, this study was made to understand local cultural preservation efforts in Singapore to unveil the findings of the factors that influence the formation of the pattern of the region as well as the classification of architectural elements with the approach of morphological method and typology of the building. Keywords: Cultural Heritage Region, Morphology and Typology, Kampong Glam
Fungsi dan Makna Warna Pada Desain Interior Toko Bertema Anak Novrizal Primayudha; Anwar Subkiman; Bambang Arief RRZ
Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial Vol 2, No 1 (2020): Desain Sebagai Strategi Pendorong Inovasi Sosial? Mungkin!
Publisher : School of Design Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/jsdis.v2i1.2346

Abstract

Fenomena rancangan interior toko bertema anak umumnya dibuat sangat tematis, penuh dengan komposisi warna pada elemen interior dan furniturnya. Atmosfer ruang tematis ini dapat merepresentasikan lingkungan visual yang familiar dengan dunia keseharian anak. Penelitian ini dibuat untuk menemukan pengayaan baru dalam menafsirkan fungsi warna dan makna tanda yang ada di sekelilingnya. Upaya penemuan hasil dan bahasan dilakukan dengan menggunakan metoda observasi partisipatif yang melibatkan peneliti sebagai partisipan dalam menganalisis data secara deskriptif. Rangkaian upaya yang dilakukan ini akan menghasilkan sebuah format pencarian makna yang diharapkan dapat membantu memudahkan perancangan interior yang tematis. Hasil temuan akan dipresentasikan dalam bentuk bagan yang memuat relasi antara fungsi warna dan makna tanda. Argumentasi kedua variabel ini menjadi analisis penerapan warna dari objek desain interior yang diambil. Kesimpulan dari penelitian ini akan menunjukkan frekwensi pemakaian warna serta fungsi dari penerapannya pada objek rancangan interior. Pada akhirnya komposisi setiap warna tersebut merupakan populasi tanda yang dapat dieksplorasi fungsi dan pemaknaannya, sebagai sebuah signal yang berinteraksi dengan pengamatnya.
Model penerapan elemen Siger pada fasade dan lingkungan arsitektural di Bandar Lampung Novrizal Primayudha; Detty Fitriany
PRODUCTUM Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol 3, No 5 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.616 KB) | DOI: 10.24821/productum.v3i5.2427

Abstract

The Indonesian architectural city growth and development are strongly influenced by their heterogenity of sociocultural lives. each region produces various cultural artifacts that traditionally accommodate cultural concepts and noble values in every social activity and environmental arrangement around it. . This existence makes all provinces and regions of Indonesia have a distinctive building typology as a regional symbol that will be found at the region. The Bandar Lampung City Government has a special policy in managing city architecture by applying its cultural artifacts to every architectural environment and fostering it as a concept of regional cultural signs and symbols. Siger is one of the various regional sign concepts that emerge as an architectural sign on public buildings and their built environment in Bandar Lampung City. The implementation this concept is done with a variety of shapes and sizes that greatly affect the architectural form of the building. This inequality needs to be systematically facilitated through the search of scientific design and architecture to produce an ideal application model. This research was conducted using qualitative ethnographic research methods with analysis based on participant descriptive and argumentative observation. The study aims to identify siger as a sign of culture and reveal the relationship of application to the facade of public building architecture, through the classification of buildings. Furthermore, the design concept and the application model of Siger will be used as a proposal for the city government in managing the order of the architecture facade of public buildings and their environment in a sustainable manner.  Key words: architecture of Bandar Lampung City, Siger, model of architectural facade management
Kajian Elemen-Elemen Pendukung Interior CIP Lounge Pada Terminal A Bandara Adisutjipto Yogyakarta Riza Septriani Dewi; Novrizal Primayudha; Annisa Salsabila
LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 10, No 2 (2022): Lintas Ruang
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/lintas.v10i2.7442

Abstract

Terminal A Bandara Adisutjipto Yogyakarta kembali dioperasikan. Walaupun menurut data BRS Provinsi D.I.Yogyakarta mengalami penurunan jumlah penumpang pada bulan April 2022 sebesar 47,65 persen, tetapi terdapat tren pertumbuhan jumlah penumpang dan pesawat udara di bandara ini. Tingginya kembali lalu lintas penerbangan membuat Bandara Adisutjipto Yogyakarta harus mengoptimalisasikan layanan kepada pengguna jasa bandara dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan optimalisasi fasilitas ruang tunggu Bandara seperti CIP Lounge Concordia. Ruang tunggu khusus dibawah naungan PT Angkasa Pura Hotel ini merupakan fasilitas untuk tamu VIP yang akan melakukan perjalanan udara, sehingga perlu perhatian mengenai kondisi interiornya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung ke Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Kajian ini menunjukan perlunya pembaharuan pada interior CIP Lounge Concordia dengan mempertahankan unsur budaya yang dapat merepresentasikan karakteristik D.I.Yogyakarta kepada para pengunjung bandara. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi perkembangan ilmu desain dan sebagai salah satu referensi bagi professional desainer dan pengembang dalam merancang CIP Lounge di Bandara.
APPROACHING LOCAL ELEMENT AND SUSTAINABILITY PRINCIPLES IN THE DESIGN PROCESS OF LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT WITH SENSE OF LOMBOK THEME Andika Dwicahyo Aribowo; novrizal primayudha
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Idealog Vol 7 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v7i1.4796

Abstract

Lombok International Airport has been expanded due to the increasing demand for peak hours for domestic and international passengers. The expansion is carried out by adding the east andwest sides by considering the concept of unity with the old building as well as local principles. Therefore, the design at this airport applies the principles and characteristics of Lombok which are considered as the basis for the "Sense of Lombok" theme, including the face of Indonesia, strongbuilding characters, local, sustainable, and iconic characters. The purpose of this research is toproduce a building and interior design for the expansion of Lombok Airport that applies the Sense of Lombok theme through architectural forms that elevate the shape of the facade and roof, as well as from the interior side with a sustainability approach and a more modern local character. The methodin this research consists of 3 main processes, namely Identification, Design Analysis, and DesignImplementation. The design process is carried out with a design awareness approach based on the theory developed by Mark Decay. Keywords : Airport, Lombok, Architecture, Interior, Sustainability