Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KAJIAN FENOMENOLOGI TERHADAP INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN PADA ANAK-ANAK PARA MUALLAF Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v9i2.134

Abstract

Fenomena sosial kehidupan manusia selalu berubah kapan dan di mana saja sesuai dengan tujuan dan keyakinan hidup yang bermartabat dimata siapapun dan di mata allah. Namun Menjadi muallaf pun adalah sebuah pilihan hidup baik dalam keyakinan maupun dalam membangun kerukunan di tengah kehidupan sosialnya sehingga tentu tidak mudah bagi seseorang terutama bagi mereka yang tinggal dengan masyarakat bersosial tinggi dan membutuhkan proses pertimbangan yang amat mendalam. Namun fenomena yang menarik adalah seseorang rela meninggalkan keyakinannya pada agama sebelumnya dan memutuskan untuk berpindah keyakinan ke agama Islam karena pernikahan dan juga karana pemahaman Islam yang mereka tidak bisa menolak lagi kebenaran menurutnya,. Namun demikian juga betapa sulitnya mendidik anak-anaknya oleh muallaf kearah agama Islam sebagai agama baru yang di yakininya, yaitu, agama yang belum di pahami seutuhnya oleh orang tua bagi anak, sedangkan pergaulan sosialnya berada di awal globalisasi dan kecanduan budaya barat yangsemakin lama semakin menampilkan sosok yang menakutkan bagi para generasi muda kedepannya. Maka dalam hal ini menginternalisasikan nilai-nilai keislaman pada anak-anak muallaf merupakan hal sangat penting diperhatikan secara serius karena ini berkaitan dengan masa depan generasi muslim kedepannya, dengan bersungguh sungguh dalam menerapkan nilai-nilai serta mendalami ajaran agama Islam didalam lingkungan sosialnya. Sehingga orang maka akan terjadi sesuatu motivasi terdorong untuk mempelajari agama dengan membiasakan mengikuti ajakan anak-anaknya menuju masjid di saat waktu ibadah dan kegiatan yang bernilai-nilai islam lainnya
PENDIDIKAN ETIKA “MAJA LABO DAHU” DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 10 No 1 (2019)
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v10i1.172

Abstract

Budaya Maja Labo Dahu (malu dan takut). Malu, ialah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau kurang sopan. Malu merupkan ciri khas perangai manusia yang menyingkap nilai iman seseorang dan berpengaruh bagi tinggi rendahnya akhlak seseorang. Orang yang memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak patut baginya, maka di wajahnya nampak berubah menjadi pucat sebagai perwujudan penyesalannya terlanjur berbuat yang tidak wajar. Itu menunjukkan hati kecilnya hidup, batinnya suci dan bersih. Tetapi sebaliknya bagi seseorang yang sudah tidak memiliki rasa malunya, dia enak saja apabila melakukan perbuatan yang tidak patut, sekalipun banyak orang yang mengetahuinya. Orang yang demikian menunjukkan kasar perasaannya, selalu bersikap acuh tak acuh, tidak perduli dengan apa saja yang dia lakukan. Sehingga orang yang semacam ini tidak baik, tidak mempunyai rasa malu untuk menjaga kehormatan dirinya dari perbuatan dosa, dan menurunkan derajatnya. Maka Islam telah mengingatkan kepada umatnya, agar memperhatikan rasa malu, karena rasa malu ini, dapat meningkatkan akhlaknya menjadi tinggi
ETIKA GURU SEBAGAI PENDIDIKAN YANG MENDASAR BAGI SISWA Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v10i2.212

Abstract

Dalam pendidikan, transformasi pengetahuan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja disetiap pertemuan, tidak hanya di tempat pendidikan formal namun pada tempat non formal sering terjadi pertukaran pendidikan itu secara tidak langsung. Namun kadang kala ada banyak pendidik atau guru tidak pernah menyadari bahwasannya pendidikan pertama itu adalah etika keseharian guru yang selalu Nampak dan ditemuai oleh peserta didik dilingkuangan sekolah baik dalam tutur kata, teguran, hukuman dan bahkan perilaku berkomunikasi sesama pendidikpun akan diperhatikan oleh para peserta didiknya. Sebab etika merupakan Pedoman dalam bersikap dan Berperilaku yang di dalamnya berisi Garis Besar Nilai Moral dan Norma yang mencerminkan lingkungan Sekolah yang edukatif, kreatif, santun dan bermartabat, untuk kepentingan bersama warga sekolah terutama siswa dan masyarakat lingkungan sekolah pada umumnya. Mengacu pada persoalan ini berarti pelajaran atau pendidikan yang paling pendasar bagi para siswa adalah etika seorang guru sebagai pelajaran yang paling utama yang akan menjadi tauladan atau ditiru mulai dari tutur kata, sapa salam dan bahkan pada hukuman dan teguran semuanya menjadi factor nilai yang paling mendasar yang dapat merubah peserta moral peserta didik.
MANAJEMEN MADRASAH : (Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam) Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 11 No 1 (2020)
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v11i1.264

Abstract

bersangut paut pula dengan segala unsur yang membentuk madrasah, baik itu tata kelola administrasi maupun perannya sebagai pemimpin terhadap bawahannya. Ini melingkupi memperkuat keyakinan, dukungan, dorongan dan kerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama lembaga pendidikan yang berkualitas serta memiliki daya saing. Semua indikator tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan dan tanggung jawab kepala madrasah melalui analisis-analisis kelebihan dan kelemahannya. Kelemahan tersebut kemudian bisa diatasi dengan seminar, workshop ataupun pelatihan semacamnya yang degan tujuan peningkatan kapasitas SDM Madrasah. Adapun upaya-upaya tersebut seperti; 1) pengembangan kurikulum SDM, 2) Perbaikan sarana dan prasarana, 3) peran serta masyarakat. Faktor-faktor pendukungnya ialah sarana dan prasarana dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh guru. Disamping itu sebagai faktor penghambatnya adalah masalah guru, dana, kemampuan dan jiwa psikologis siswa yang berbeda-beda serta peran serta masyarakat yang masih rendah.
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH BERBASIS DIGITALISASI DI ERA COVID -19 Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v12i1.320

Abstract

Era digitalisasi merupakan upaya yang sangat nyata yang akan di hadapi oleh lembaga pendidikan sekarang ditandai dengan kemajuan teknologi pada sisi tuntutan perkembangan mutu yang telah berlangsung, sehingga ketercapaiannnya pada perubahan sosial dan budaya masyarakat sekolah secara signifikan. Sehingga dari persoalan ini pendidikan harus berada pada manajerial pendidikan yang mampu merespon arah perubahan tersebut. Sehingga manajemen pendidikan yang berbasis digitalisasi sebagai upaya penting yang harus di dorong sebagai kekuatan masa depan lembaga dan mutu SDM nya yang memadai. Sebab pandemi virus korona (covid-19) membuat dunia pendidikan harus beradaptasi dengan pemanfaatan teknologi. Dengan segera memoles manajemen pendidikan kearah digitalisasi. Kemajuan tekhnologi dan informasi sangatlah penting dalam aspek strategi digitalisasi pembelajaran, digitalisasi infrastruktur, admintrasi berbasis digital dan perubahan budaya lokal menuju budaya internasional based on digital yang bermanfaat. untuk menembus perubahan pendidikan ke arah yang lebih tepat diera revolusi indutri 4.0. Sebab hal ini merupakan tuntutan didunia pendidikan masa sekarang yang harus diperhatikan secara baik dan secara saksama.
SISTEM MANAJEMEN MUTU MADRASAH UNTUK TERTIP PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PANDEMIK COVID-19 TAHUN 2021 Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 12 No 2 (2021): Desember
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v12i2.332

Abstract

Kalau di kaji secara prinsip perkembangan teknologi dan pendidikan yang mumpuni, Indonesia adalah salah satu Negara yang masi dalam tahap perkembangan dalam menumbuh kembangkan sistem pendidikan secara teknologi digital, sehingga ketika pandemi terjadi indoneia terlihat kesulitan dalam mengkonstruksi sistem manajemen pendidikannya sehingga terlihat secara terpaksa untuk merubahnya dengan kondisi ada yang menerima ada juga yang tidak, namun hal ini pemangku pendidikan dan lembaga pendidikan seindonesia harus lapang dada menerima perubahan ini disebabkan oleh bencana yang terjadi. Salah satunya sekolah MA Nurul Ihsan Kota Bima mengambil langkah perubahan itu walau atauran yang di ambil hanya menggeser tekning dan tatacara yang ada. Penulis Ini menggunakan pendekatan Fenomenologi dan studi kasus dengan jenis penelitian kulitatif , dengan menggunakan kumpulan data, observasi, wawancara dan dokumentasi agar data tersebut bisa dianalisis secara falid. Adapun temuan dalam penelitian ini yaitu: MA Nurul Ihsan merupakan sekolah yang ada di kota yang memiliki siswa berada di pelosok pedesaan yang tidak mungkin untuk melaksanakan proses pembelajaran secara daring dan luring, di sebabkan oleh keterbatasan jarigan internet, hp android dan fasilitas guru lainnya yang tak memadai. Persoalan inilah MA Nurul Ihsan dengan adanya fasilitas asrama yang memadai melakukan isolasi mandiri terhadap siswanya, sehingga tetap melakukan proses pembejaran tatap muka dengan ketentuan protocol kesehatan yang ketat sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang di atur oleh mentri kesehatan Negara tersebut. Kata Kunci: Manajemen Mutu, Madrasah, Protokol Kesehatan, Pandemik Covid-19
Internalisasi Nilai-nilai Keislaman pada Anak-anak Para Muallaf Hermawansyah Hermawansyah; Suryani Suryani
PALAPA Vol 5 No 1 (2017): MEI
Publisher : LP2M STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.455 KB) | DOI: 10.36088/palapa.v5i1.34

Abstract

This research purpose to describe internalization of Islamic values to muallaf children The Research focus are internalization process, strategy, enabling and inhibiting factors internalization of Islamic values. The main problem is increasing religious conference in tolonggeru village, then more children are mualaf. But with the lack of understanding of Islam background their parents, so that the difficulties for parents provide an understanding of Islam for theirs. Presence The pondok pesantren Umar Bin Abdul Aziz, assist in the internalization of Islamic values to mualaf children. This research uses qualitative descriptive method. The research subject is headmaster of Islamic boarding school, teacher, people and religious figure. data collection techniques using methods of observation, interviews and documentation. data analysis using the phenomenology of interpretive approach, triangulation, and deductive. The results of this research include the first; introduction of tauhid, comprehension syaria’ah ahlaq, aqidah, and realizing value of ilahiah and insaniyah. The second; exemplary strategy, exercise and conditioning, and advisors. Generally, researcher concludes thatinternalization the values of Islamic by pondok pesantren Umar bin Abdul Azis, to give a positive value for mualaf and positive value for majority people, with socialization style of Islamic values do without claim of the people and always fostering harmony.
MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS INFORMASI DI ERA SOCIETY 5.0 Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 13 No 1 (2022): Juni
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v13i1.369

Abstract

In the era of information system development, it will be seen that the orientation of future education is so fast, so that education management is the most important in education and is also most needed, because the education management information system is a supporting factor for the progress of formal and informal educational institutions so that in an effort to implement an education management information system, it cannot be supported. by the employee's own performance manually. because in the era of the industrial revolution 4.0, there have been changes in the education management sports system, more so on the declaration of Society 5.0 as a wide door for the community to solve problems, so that improving the quality and public services related to the management of quality school education information in the service process to the school also needs to This needs to be considered so that it is necessary to apply an education management information system which is one of the important factors in the quality of education and of course also helps all levels of teachers, administrative staff in improving quality in schools, especially the community.
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SENI, ILMU DAN PROFESI DI ERA SOCIETY 5.0 Hermawansyah Hermawansyah
FiTUA: Jurnal Studi Islam Vol 3 No 2 (2022): DECEMBER
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitua.v3i2.400

Abstract

Management of Islamic education is a collaboration between "Management" as a governing procedure, Education is placed as a container that accommodates various treasures of knowledge. In this section, a causal law or causality effect is structured which becomes disciplined and rule-abiding children because the management process is managed effectively. And the success of this causal effect is also determined by professional and consistent workers who are progressing. Responding to science, art and profession in the world of Islamic education management. First, the purpose of management as a science is to implement programs and plans according to capacity and structured in a systematic and realistic-scientific manner. Second, the purpose of management as art is to manage and regulate a system that is built on the basis of awareness and common goals. Third, the purpose of management as a profession is to realize professional and wise human resources in managing a system and being precise in decisions.
PENGEMBANGAN MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN PADA ERA SOCETY 5.0 DI INDONESIA Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 14 No 1 (2023): JUNE
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v14i1.503

Abstract

Education is a container that provides direction for human intelligence as a whole, with the development of the times, education will also change by itself, but in this case it will certainly be closely related to management and the curriculum that will be applied to educational units. If you look back, there are several curricula that have been passed before, both the KBK, KTSP, and K.13 curricula, these curricula all apply well according to the times, the results of the previous curriculum make new curriculum benchmarks for improvement according to the times and the current industrial revolution. So with the results of a careful evaluation, the government issued a new curriculum, which is now known as the independent curriculum. This independent curriculum system provides a new meaning evenly on how forms of education have adequate innovation services to become a perception of knowledge from all regions, both the development of teaching human resources and the human resources of students later.