Welly Welly
Sekolah TInggi Ilmu Kesehatan Alifah PAdang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JIK- JURNAL ILMU KESEHATAN

Teknik Relaksasi Emotional Freedom Technique (EFT) Terhadap Tingkat Kecemasan Tahanan Welly Welly; Edo Gusdiansyah; Mifta Rahmah
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 5, No 1 (2021): JIK-April Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v5i1.367

Abstract

Periode awal penahan dalam Rutan, merupakan masa transisi kehidupan bagi seorang tahanan, transisi dari kehidupan bebas di masyarakat kepada kehidupan sebagai terhukum/terpenjara dalam Rutan dengan segala perubahan pada aspek fisik lingkungan, sosial, dan psikologisnya. Perilaku kecemasan yang dialami tahanan, pada umumnya terjadi pada awal mereka menjalani penahanan dalam Rutan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan pasien harus dilakukan secara terintegrasi yaitu meliputi farmakologi dan non-farmakologi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi EFT terhadap tingkat kecemasan tahanan baru. Jenis penelitian ini adalah desain penelitian quasy experiment dengan rancangan non-equivalent control group design. Sampel penelitian adalah 34 responden yang dibagi menjadi 17 responden kelompok eksperimen dan 17 responden kelompok kontrol yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan purposive sampling. Kelompok eksperimen diberikan terapi EFT selama 10-15 menit pada saat baru masuk ke Rutan. Alat ukur yang di gunakan adalah STAI (State Trait-Anxiety Inventory) bagian State (STAI-State). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kecemasan tahanan baru setelah diberikan terapi EFT pada kelompok eksperimen adalah 50.35 dan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi EFT adalah 58.88. Hasil statistik diperoleh p value (0.000) < alpha (0.05). Dapat disimpulkan bahwa terapi EFT memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan tahanan baru.Kata Kunci: Emotional Freedom Technique, Kecemasan, Tahanan Baru
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan APD Dalam Melakukan Tindakan Keperawatan Di RSU Aisyiah Padang Revi Neini Ikbal; Rebbi Permata Sari; Welly Welly
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2021): JIK-Oktober Volume 5 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v5i2.435

Abstract

Perawat mempunyai faktor resiko paling tinggi sebagai media terjadinya penyebaran infeksi kepada pasien, faktor ini disebabkan karena perawat selama 24 jam berhubungan dengan pasien untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Banyak perawat yang tidak menggunakan APD dalam memberikan layanan kesehatan. Salah satu dampak tidak memakai APD adalah terjadinya infeksi nosokomial. Menurut data yang diperoleh di RSUD dr. Rasidin Padang diketahui angka prevalensi infeksi nosokomial yaitu 3,09%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan tindakan keperawatan. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Rasidin Padang pada bulan Februari s/d September 2017. Pengumpulan data tanggal  7 – 23 Agustus 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang ada diruang rawat inap bedah, interne dan anak dan kebidanan dengan total 85 orang, dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square.  Hasil penelitian didapatkan 51,8% responden tidak lengkap menggunakan APD, 62,4% tingkat pendidikan tinggi, 50,6% sikap positif, 55,3% motivasi kurang baik, 57,6%  APD tersedia. Terdapat hubungan tingkat pendidikan ( p = 0,000), sikap ( p = 0,003), motivasi ( p = 0,007) dan tidak ada hubungan ketersediaan APD ( p = 0,165) dengan penggunaan APD. Disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan, sikap, motivasi dan ketersediaan APD dengan penggunaan APD. Untuk itu disarankan bagi manajemen rumah sakit agar dapat memberikan tindakan kepada perawat (punisment) yang tidak memakai APD yang dapat menimbulkan infeksi nosokomial dan membuat SOP penggunaan APD. Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang yang berhubungan dengan penggunaan APD seperti jenis pekerjaan, kondisi lingkungan pekerjaan.