Daud Alfons Pandie
Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konstruksi Sosial Masyarakat Desa Oelaba yang Beragama Kristen Terhadap Realitas Sosial Etnis Bajo (Manusia Perahu) yang Beragama Islam Dalam Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L Berger Daud Alfons Pandie; Liem Kok Han; Jeni Isak Lele
Matheteuo: Religious Studies Vol. 1 No. 2 (2021): December
Publisher : Institut Agama Kristen negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.757 KB)

Abstract

Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis konstruksi sosial Masyarakat Desa Oelaba terhadap realitas etnis Bajo di desa Oelaba Kabupaten Rote Ndao. Etnis Bajo sering disebut sebagai “manusia perahu” dan merupakan komunitas masyarakat yang hidup di atas perahu. Keberadaan etnis Bajo terdapat di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Penelitian tentang eksistensi dan realitas kehidupan etnis Bajo telah banyak dilakukan, namun penelitian ini berbeda dari berbagai penelitian tersebut karena secara khusus akan membahas realitas sosial etnis Bajo yang ada di desa Oelaba yang telah dimulai sekitar tahun 1800-an sampai dengan saat ini, di mana etnis Bajo telah hidup dalam situasi keterbukaan sehingga telah terjadi berbagai realitas perubahan sosial. Untuk menjelaskan persoalan ini, maka teori konstruksi sosial Peter Le Berger dan Thomas Lukkman sebagai kerangka berpikir. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pendekatan kosntruktivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan realitas etnis Bajo di desa Oelaba telah mempengaruhi konstruksi sosial masyarakat setempat. Interaksi sosial dengan etnis Rote yang beragama Kristen melalui perdagangan, pendidikan, perkawinan berpengaruh terhadap konstruksi sosial masyarakat (sistem kekerabatan, pola tempat tinggal, bahasa dan agama).
Urgensi dan Model Penginjilan di Masa Pandemi Covid-19 Daud Alfons Pandie; Liem Kok Han
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.46

Abstract

Penginjilan pada hakekatnya adalah pemberitaan kabar baik tentang keselamatan yang kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Penginjilan menjadi bagian esensial dari eksistensi gereja dan semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat PribadiNya. Dengan perkataan lain, eksistensi gereja dan semua orang percaya ditentukan oleh pelaksanaan tugas penginjilan. Meskipun demikian, dari masa ke masa, tugas penginjilan seringkali hanya sampai pada tataran percakapan. Ada berbagai faktor yang menjadi penghambat tugas penginjilan. Apalagi saat ini di mana gereja-gereja dan semua orang percaya sedang bergumul dengan pandemi Covid-19, tentunya tugas penginjilan jemaat menjadi suatu pergumulan bagi gereja dan semua orang percaya. Artikel ini bertujuan mengemukakan urgensi dan model penginjilan Jemaat dalam masa pandemi covid 19 saat ini. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa urgensi penginjilan tidak pernah berubah dari masa ke masa, meskipun pergumulan dan tantangan dalam melaksanakan tugas penginjilan semakin dinamis dan kompleks. Sedangkan model penginjilan dapat berubah dan perlu direlevansikan dengan kontes, dan saat ini yang menjadi konteks adalah pandemi. Dan dalam masa pandemik Covid-19 ini, model penginjilan yang dapat dilakukan oleh gereja adalah dengan membangun networking di antara gereja dan semua orang percaya dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk melaksanakan tugas penginjilan dan penginjilan melalui pelayanan sosial.