Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Konstruksi Sosial Masyarakat Desa Oelaba yang Beragama Kristen Terhadap Realitas Sosial Etnis Bajo (Manusia Perahu) yang Beragama Islam Dalam Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L Berger Daud Alfons Pandie; Liem Kok Han; Jeni Isak Lele
Matheteuo: Religious Studies Vol. 1 No. 2 (2021): December
Publisher : Institut Agama Kristen negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.757 KB)

Abstract

Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis konstruksi sosial Masyarakat Desa Oelaba terhadap realitas etnis Bajo di desa Oelaba Kabupaten Rote Ndao. Etnis Bajo sering disebut sebagai “manusia perahu” dan merupakan komunitas masyarakat yang hidup di atas perahu. Keberadaan etnis Bajo terdapat di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Penelitian tentang eksistensi dan realitas kehidupan etnis Bajo telah banyak dilakukan, namun penelitian ini berbeda dari berbagai penelitian tersebut karena secara khusus akan membahas realitas sosial etnis Bajo yang ada di desa Oelaba yang telah dimulai sekitar tahun 1800-an sampai dengan saat ini, di mana etnis Bajo telah hidup dalam situasi keterbukaan sehingga telah terjadi berbagai realitas perubahan sosial. Untuk menjelaskan persoalan ini, maka teori konstruksi sosial Peter Le Berger dan Thomas Lukkman sebagai kerangka berpikir. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pendekatan kosntruktivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan realitas etnis Bajo di desa Oelaba telah mempengaruhi konstruksi sosial masyarakat setempat. Interaksi sosial dengan etnis Rote yang beragama Kristen melalui perdagangan, pendidikan, perkawinan berpengaruh terhadap konstruksi sosial masyarakat (sistem kekerabatan, pola tempat tinggal, bahasa dan agama).
Gereja dalam Realitas Sosial Indonesia Masa Kini Ezra Tari; Jeni Isak Lele
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 1 (2020): Agustus 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i1.53

Abstract

This study aims to discover the function of the church in present-day reality. The church is confronted with self-actualization in today's complex context. The writer wants to show off the principle of the church which is constantly being renewed. The church as an organism is willing and able to transform social conditions. The method used in this research is qualitative research with a literature review approach. The approach emphasizes the research for theoretical studies and values that develop based on scientific studies. The writer concluded that the church must be involved in nation-building; renewal in all aspects of human life; the church contributes to upholding the law, human rights, and the role of women; the church becomes a place to uphold honesty, justice, and truth. Abstrak Kajian tulisan ini bertujuan menemukan fungsi gereja dalam realitas masa kini. Gereja diperhadapkan kepada reaktualisasi diri dalam konteks masa kini yang kompleks. Penulis hendak menyuarakan lagi prinsip gereja yakni terus-menerus diperbaharui. Gereja sebagai organisme mau dan mampu mentransformasi kondisi sosial. Cara yang digunakan dalam penelitian adalah prinsip kualitatif dengan pendekatan telaah literatur. Pendekatan menekankan penelusuran kajian teoritis dan nilai yang berkembang berdasarkan kajian ilmiah. Penulis memberi kesimpulan bahwa, gereja harus terlibat dalam pembangunan bangsa; pembaruan dalam seluruh aspek kehidupan manusia; gereja turut andil dalam menegakkan hukum, Hak Asasi Manusia, dan peran perempuan; gereja menjadi wadah menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, dan kebenaran.
Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa Saat Pembelajaran Daring dan Tatap Muka Ditinjau dari Prokrastinasi Akademik Junaity Soften Sine; Jeni Isak Lele; Adriana I. S. Sole; Yonatan Foeh
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 2 No 1 (2022): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.473 KB) | DOI: 10.54170/harati.v2i1.81

Abstract

During Pandemic Covid-19 which has started from March 2020 in Indonesia, learning from home is conducted. Online learning, therefore, has been the only choice for schools and universities to maintain learning process during this troubled time. Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang has also applied online learning. Consequently, academic procrastination became one of the problems to tackle. To answer this problem, this study was conducted to investigate whether there was effect of online and face-to-face learning toward learning achievements of the second and sixth semester students from Christian Religious Education Study Program when seen from their academic procrastination. A quantitative approach was used in this study by an ex-post facto design. There were two analysis techniques applied namely descriptive statistics and two way (ANAVA) varians analysis involving a sample of 122 students out of the population of 770 students. The findings showed first, there was no difference in learning achievements of students who learned online and face to face. Secondly, there was no interaction between online learning or academic procrastination and students’ learning achievements. Thirdly, there was diference in learning achievements of students with high and low academic procrastination. Selama pandemi Covid-19 pada Maret 2020, diberlakukan belajar dari rumah. Akibatnya pembelajaran daring menjadi satu-satunya pilihan bagi sekolah dan universitas untuk tetap melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar demikian juga Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang. Sebagai akibat, prokrastinasi akademik menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Penelitian ini mencari tahu pengaruh proses pembelajaran daring dan tatap muka terhadap prestasi belajar ditinjau dari kebiasaan menunda-nunda mengerjakan tugas akademik atau prokrastinasi akademik mahasiswa semester dua dan enam Program Studi Pendidikan Agama Kristen. Metode penelitian ini adalah Kuantitatif dan jenis penelitian Ex-Post Facto. Teknik Analisis yang dilakukan yakni melalui analisis statistik deskriptif dan analisis varians (ANAVA) dua jalan dengan melibatkan 122 mahasiswa sebagai sampel dari total populasi sebesar 770 mahasiswa. Dari metode dan analisis uji hipotesis ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa yang belajar dengan pembelajaran daring dan mereka yang belajar secara tatap muka, tidak terdapat interaksi antara pembelajaran daring dengan prokrastinasi akademik terhadap prestasi belajar mahasiswa dan terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki prokrastinasi akademik tinggi dan rendah.
Partisipasi Orangtua Sebagai Agen Misi Dalam Keluarga: Mixed Method Sance Mariana Tameon; Irene Sondang Ully; Jeni Isak Lele; Debby Yunita Mada
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 4 No 1 (2022): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v4i1.89

Abstract

The mission of God in this world is accomplished through the presence of families. However, ignoring their role as God’s mission agents, many parents do not understand their duties and responsibility to participate as God’s mission agents for their family. To add, maturity level of parents in terms of spiritual, individual, and knowledge is still low because they prioritize money, prestige, and carrier instead of being a role model to their children. To investigate such issues, this research applied a mixed methods approach Sequential Exploratory (quantitative and qualitative). The quantitative research sample was 135 parents and qualitatively from each church, one parent was taken from three (3) different church denominations, namely GMIT, GMII, and the Indonesian Morning Star Church. The result shows more than 75% parents got involved in being mission agents to their families as evangelist, disciple maker, and example of faith. The responsibility is shown through actively shape the spirituality of each family member by practicing praying together, developing good communication to nurture spiritual maturity, supporting family members to get involved in church services, and above all being a role model to family members. Misi Allah dalam dunia ini dikerjakan melalui keluarga. Sebagai agen misi Allah, orangtua harus dapat menjalankan tanggungjawabnya, namum ada banyak orangtua yang belum paham mengenai tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen misi bagi keluarganya sendiri. Di samping itu, tingkat kedewasaan orangtua dalam kerohanian, kepribadian, dan wawasan pun masih minim, di mana orangtua tidak menjadi teladan iman bagi anggota keluarganya dan sibuk mengejar materi, prestise dan karier. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dengan metode kombinasi Sequential Eksplanatory (kuantitatif dan kualitatif). Sampel penelitian kuantitatif berjumlah 135 orangtua dan secara kualitatif masing-masih gereja diambil 1 orangtua dari tiga (3) denominasi gereja yang berbeda yakni GMIT, GMII dan Gereja Morning Star Indonesia. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 75% orangtua telah menjalankan perannya sebagai agen misi dalam keluarga sebagai penginjil, desciple maker, dan teladan iman. Tanggungjawab tersebut ditunjukkan dengan cara aktif membangun kerohanian anggota keluarga melalui pemberlakukan ibadah keluarga, membangun komunikasi yang dinamis demi pendewasaan kerohanian anggota keluarga, mendorong anggota keluarga untuk terlibat dalam pelayanan gerejawi, dan yang paling penting adalah menjadi teladan bagi anggota keluarga.
Analisis Tingkat Kesiapan Organisasi untuk Berubah (Transformasi Menuju IAKN Kupang) Junaity Soften Sine; Jeni Isak Lele; Novreadi Ari Mangngi
BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.042 KB) | DOI: 10.34307/b.v3i1.137

Abstract

Higher Education Transformation has become a trend among colleges under the Ministry of Religious Affairs. The organizational readiness for change in status and function is not merely about an individual readiness, but the readiness of all of the organization. This research aimed at finding how high the readiness level in the transformation of STAKN Kupang to IAKN Kupang was. A quantitative approach was used by using a survey method. The questionnaire used was the Organizational Readiness for Implementing Change (ORIC) by Weiner which measures two dimensions of readiness named change efficacy and change commitment to face an organizational change. A sample of 50 people was taken out of the population of 200. The result of One Sample T-test shows tcount= 5,738, which compared to the value of ttable=0,67964. Since the t-count > t-table, H0 is accepted which means the readiness level in the institution transformation becoming IAKN Kupang is greater than or equals to 75% as expected (H0:m ≥ 75 %). Even though, STAKN Kupang is categorized into a high readiness level group, there are five factors to be considered in the future for the sake of its continuity and sustainability: organizational climate and culture, interpersonal relationship, leadership, past habit and mindset, and techonolgy implementation.  AbstrakTransformasi pendidikan tinggi di Indonesia telah menjadi tren di lingkup per-guruan tinggi di bawah Kementerian Agama. Kesiapan organisasi untuk beralih status dan fungsi tidak semata-mata berbicara mengenai kesiapan individu dalam organisasi melainkan kesiapan organisasi secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan seberapa tinggi tingkat kesiapan dalam transformasi pendidikan tinggi dari STAKN Kupang menjadi IAKN Kupang. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode survey digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Organizational Readiness for Implementing Change (ORIC) oleh Weiner yang mengukur dua dimensi kesiapan yakni keyakinan dan komitmen untuk berubah. Sampel penelitian yang digunakan adalah 50 orang dari total populasi 200 orang. Dari hasil uji One Sample t-test ditemukan harga t= 5,738, harga t tersebut selanjutnya dibandingkan dengan har-ga t-tabel =0,67964. Karena t-hitung lebih besar dari t-table atau jatuh pada penerimaan H0 (5,734>0,67964) maka H0 diterima sebagaimana dikatakan bahwa tingkat kesiapan transformasi Pendidikan Tinggi menuju IAKN Kupang adalah lebih besar atau sama dengan 75 % dari yang diharapkan (H0:m ≥ 75 %). Meskipun STAKN Kupang masuk dalam kategori siap bahkan sangat siap, namun terdapat lima faktor yang perlu diperhatikan untuk menjamin keberhasilan dan keberlangsungan transformasi di masa yang akan datang: iklim dan budaya organisasi, dinamika hubungan interpersonal dalam organisasi, kepemimpinan, kebiasaan dan pola pikir lama, dan penguasaan teknologi.   Kata kunci: kesiapan; organizational readiness for implementing change; transformasi
PEMBERDAYAAN KAUM PEREMPUAN DALAM BETERNAK AYAM DI GMIT GETSEMANI OEBATU Sance Mariana Tameon; Irene Sondang Ully; Jeni Isak Lele; Semri A. Tampani
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal PkM Setiadharma
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1202.933 KB) | DOI: 10.47457/jps.v3i2.285

Abstract

The limited supply of broiler chickens in Rote has become a business opportunity for the people.  Therefore, the community service of the Missiology study program focused on the women of GMIT Getsemani Oebatu to breed the chicken and increase their income. The purpose is to empower the women in economic and spiritual aspects to help them understand their role as agents of God's mission. The action research method was applied with a focus on participatory action research in the mentoring process. It runs in four stages: diagnosing (initial survey using observation and interview), planning the action, taking action (training and mentoring), and evaluating by paying attention to the development process until harvest. The result of the mentoring showed that the women of GMIT Getsemani Oebatu were very enthusiastic about raising chickens and wanted to increase income for the family because of its relatively short period of rearing (one month).
KRISTOLOGI OA MATA MUSAN: Kajian Kristologi dalam Budaya Tetun Jeni Isak Lele; Santriana A. Luruk; Yanti E. Sole; Ezra Tari
Misioner Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.233 KB) | DOI: 10.51770/jm.v1i1.4

Abstract

The understanding of Christ in local customs and culture is still very minimal. Christ has been known only from the western face. Discussions around the nature of Jesus as God or man. There are several writings on Christology in culture, for example, wayang in Javanese culture. Papuan also knew Jesus is known as the Reconciler. In Toraja, Jesus is known as Pangala Tondok. So the author wants to offer one of the Christologies in the Tetun culture. This research explores the Belu people's lives, especially in performing the oa mata musan ritual. This paper does not address the theological debate about the nature of Jesus. However, this study discusses how local people can understand Jesus in their existence. The research method used by the author is phenomenology. Phenomenology is used as a tool to understand facts in the field. This paper contains an offer to the Belu people regarding how they know Christology through their custom. They can realise Christ incarnate in the form of Oa Mata Musan. Oa Mata Musan as a mediator or mediator for conflicting families. Thus Jesus is present as a peacemaker.
PENDAMPINGAN BUDIDAYA BUAH NAGA SEBAGAI SARANA MISI TRANSFORMATIF Sance Mariana Tameon; Friandry Windisany Thoomaszen; Irene Sondang Ully; Jeni Isak Lele
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v5i2.37337

Abstract

Budidaya buah naga merupakan hal yang baru dan potensial bagi masyarakat di Kelurahan Naioni, karena selama ini petani hanya mengelola lahan untuk menanam tanaman musiman untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Petani belum mampu mengelola tanah dengan efektif, karena mereka masih menggunakan pola tradisional dan peralatan yang dipakai juga sangat sederhana. Lahan yang ada selama ini kurang produktif karena hanya dikerjakan secara musiman. Tujuan diadakannya PKM agar membantu masyarakat dari segi ekonomi dan juga menolong mereka secara rohani. Kegiatan PKM ini berjalan dengan mengikuti tahap diagnosing (survei awal dengan teknik observasi partisipan dan wawacara mendalam), planning action, taking action (pelatihan dan pendampingan), dan evaluating action (FGD). Pemahaman mengenai buah naga yang awalnya tidak tahu sama sekali melalui pendampingan ini, masyarakat mulai mengenal dan belajar untuk membudidayakan guna peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Pendampingan fasilitator dilakukan sampai masa panen sehingga masyarakat akan terus dikawal hingga membuahkan hasil untuk diperjualbelikan. Selain itu, masyarakat juga dibekali untuk terus berdoa dan percaya bahwa Tuhan yang akan memberikan pertumbuhan bagi stek buah naga yang ditanam sambil berupaya  untuk menerapkan teknik-teknik yang sudah diajarkan oleh fasilitator. Masyarakat optimis dan antusias dengan pembudidayaan buah naga ini serta bersukacita karena ada berkat yang Tuhan kirim lewat kegiatan PKM ini.