Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SOSIALISASI MANFAAT KONSUMSI AIR DALAM MEMACU FUNGSI KOGNITIF ANAK DI KELURAHAN DASAN CERMEN, SANDUBAYA, KOTA MATARAM Ari Khusuma
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 2, No 1 (2020): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.635 KB) | DOI: 10.32807/jpms.v2i1.606

Abstract

Dehidrasi diketahui memiliki efek negatif terhadap fungsi kognitif, termasuk memori, perhatian, kemampuan motorik. Kasus dehidrasi memang tidak terpetakan dengan baik karena berkaitan dengan berbagai faktor. ). Pada anak, dehidrasi ringan dapat memengaruhi performa kognitif dalam keseharian. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan pentingnya asupan air dalam jumlah yang cukup pada anak dalam keseharian sehingga anak tidak mengalami kondisi “dehidrasi periodic” akibat kurangnya konsumsi air putih. Kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Dasan Cermen ini berupa sosialisasi manfaat konsumsi air putih pada anak dan tes kognitif sederhana pada khalayak sasaran. Dari 30 orang anak yang mengikuti kegiatan tes kognitif sederhana ini didapatkan 17 anak dengan kemampuan kognitif yang sangat responsif, 9 orang cukup responsif, dan 4 orang kurang responsif. Orangtua dari khalayak sasaran diberikan sosialisasi tentang manfaat air putih dalam memacu kemampuan kognitif anak. Faktor yang mempengaruhi kognitif anak dalam kegiatan tes kognitif ini bermacam-macam seperti pengaruh karakteristik anak, karakteristik keluarga, kualitas lingkungan pengasuhan, dan kualitas pendidikan prasekolah dan sekolah, lingkungan anak dalam bermain dan belajar terhadap perkembangan kognitif anak. Masyarakat sudah menerapkan minum air putih yang cukup tetapi tidak terukur, belum memberikan bekal air minum dalam tumblr, dan sebagian mengaku kesulitan karena anak-anak lebih menyukai minum minuman yang manis. Secara umum, sosialisasi minum air putih untuk memacu funsgsi kognitif dapat diterima dengan baik.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN SABUN CAIR FILTRAT LIDAH BUAYA & DAUN MINT SEBAGAI SABUN ANTISEPTIK PENCEGAHAN COVID-19 PADA KADER & IBU PKK KELURAHAN DASAN CERMEN Lale Budi Kusumadewi; Ari Khusuma; Agrijanti Agrijanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 5 No 1 (2021): Oktober
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jpm.v5i1.2046

Abstract

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, yang dapat berlanjut pada sakit parah dan radang paru (pneumonia), sehingga menyebabkan kesulitan bernafas. Salah satu langkah perlindungan dasar individu dalam menghadapi COVID 19 adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Sabun merupakan pembersih yang terbuat dari minyak atau lemak dengan basa kuat. Pada pembuatan akhir sabun umumnya ditambahkan bahan pewarna, pewangi dan bahan alami untuk meningkatkan karakteristik sabun. Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan kulit. Keistimewaan lidah buaya terletak pada gelnya yang mampu untuk meresap di dalam jaringan kulit, sehingga banyak menahan kehilangan cairan yang terlalu banyak dari dalam kulit. Penggunaan antibakteri dari bahan sintetik dapat mencegah terjadinya infeksi, namun tidak sedikit yang memberikan efek samping seperti iritasi. Untuk memecahkan masalah masyarakat terkait dengan persebaran dan pengendalian kasus persebaran COVID 19, maka pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan sabun cair filtrat lidah buaya dan daun mint sebagai sabun antiseptik untuk pencegahan COVID 19 pada kader dan remaja masjid di Lingkungan Dasan Cermen Asri, Kelurahan Dasan Cermen Kota Mataram. Hasil kegiatan ini berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra dalam membuat sabun dan memasarkan sabun hasil produksi secara online.
Efek Protektif Jus Buah Nanas (Ananas Comosus (l.) Merr.) Terhadap Kadar Enzim SGOT dan SGPT Mencit (Mus Musculus L) Jantan Yang Dipapari Tuak Lokal Lombok Ari Khusuma
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.07 KB) | DOI: 10.32763/juke.v13i1.182

Abstract

Minuman beralkohol tradisional adalah minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional atau konvensional yang dikemas secara sederhana. Salah satu minuman tradisional di Indonesia yang mengandung alkohol dan biasa dikonsumsi masyarakat di Indonesia adalah tuak. Beberapa komunitas adat di Lombok memiliki minuman fermentasi yang popular dikenal dengan tuak, ada pula menyebutnya arak.Nira aren yang merupakan bahan dasar pembuatan tuak mengandung alkohol Penyakit hati yang paling banyak terjadi akibat penyalahgunaan alkohol antara lain adalah perlemakan hati, alokoholik hepatitis dan sirosis hati. Metabolisme etanol di dalam sel hati dapat menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas dengan berbagai mekanisme sehingga terjadi stress oksidatif yang akan merusak jaringan hati. Pemberian nanas dapat mencegah dan memperbaiki kerusakan hati akibat adanya proses stres oksidatif, khususnya yang diakibatkan oleh alcohol. Penanda adanya kerusakan hati adalah enzim SGOT da SGPT. Penelitian ini merupakan penelitian true exsperiment .Jumlah hewan coba yang digunakan secara keseluruhan adalah 21 ekor, tikus control negative yang hanya diberikan pakan standar, tikus control positif yang diberikan tuak tanpa nanas, dan tikus yang diberikan tuak dan ekstrak nanas. Pemberian tuak dan nanas bersama dengan pakan standar dengan pemberian selama 14 hari dan pada hari ke-15 diambil darah tikus untuk mengecek kadar SGOT dan SGPT darah Hasil uji ANOVA kadar SGOT menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok perlakuan (p>0.05), tetapi pada kadar SGPT menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.05). Uji BNT pada kadar SGPT menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok kontrol negatif, kontrol positif (p<0.05),
Analisis Konsentrasi Letal Dan Waktu Letal Isolat Jamur Aspergillus Niger Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti Ni Diah Kadek Sinta Cahyani; Ida Bagus Rai Wiadnya; Ari Khusuma; I Wayan Getas
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 9, No 2 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v9i2.264

Abstract

Latar Belakang: Nyamuk Aedes aegypti merupakan penyebab utama penyakit DBD, kasus DBD di dunia pada tahun 2015 sebanyak 3,2 juta kasus. Di Indonesia pada tahun 2018 terdapat 65.602 kasus. Upaya pengendalian terhadap vektor DBD telah banyak dilakukan baik dengan menggunakan insektisida kimia dan alami salah satunya dengan jamur Aspergillus niger sebagai fungi entomopatogen. Tujuan Penelitian: Mengetahui konsentrasi letal dan waktu letal dari isolat jamur Aspergillus niger terhadap nyamuk Aedes aegypti.  Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Perlakuan dengan 3 konsentrasi isolat jamur Aspergillus niger yaitu 10-5, 10-6, 10-7 spora/ml dengan 6 replikasi. Penelitian ini menggunakan obat nyamuk semprot sebagai kontrol positif. Data diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan analisis probit. Hasil Penelitian: Konsentrasi isolat jamur Aspergillus niger yang efektif terhadap nyamuk Aedes aegypti adalah konsentrasi 10-7. Hasil analisis probit uji patogenitas isolat jamur Aspergillus niger terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan LC50, LC70, LC90 adalah 6,1 x 107 spora/ml, 8,5 x 107 spora/ml, 1,1 x 108 spora/ml dan diketahui LT50, LT70, LT90 berturut-turut adalah 1,919 jam, 1,510 jam, 1,184 jam. Kesimpulan: Konsentrasi isolat jamur Aspergillus niger secara signifikan memberikan pengaruh terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti.
Analisis Jumlah dan Jenis Bakteri Coccus Gram Positif pada Sisa Sampel Darah di Spuit Sofiyan Dwi Arfi; Erna Kristinawati; Ari Khusuma
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 9, No 2 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v9i2.270

Abstract

.Background: One of the problems in the field of health services that can increase the mortality rate is nosocomial infection. Waste containing pathogenic bacteria can serve as a medium for the spread of disease for health facility workers, sufferers and the public. One of the medical devices that have a high risk factor as an intermediary for infection is a syringe. Bacterial contamination of the syringe after use cannot be ignored. Therefore, further research is needed on waste in health facilities to determine infectious diseases caused by residual blood samples in the syringe. Research Objectives: To determine the presence of gram-positive coccus bacteria in the remaining blood sample in the syringe. Methods: This study used a descriptive observational method with a cross sectional approach to time. The sample size in this study was 14 samples with a sampling technique that is total sampling. Results: It was found that Staphylococcus aureus and Staphylococcus cohnii were found each of the 14 samples. Conclusion: There are gram-positive coccus bacteria, namely Staphylococcus cohnii and Staphylococcus aureus. 
Utilization Of Kuku Pancar (Lawsonia Inermis Lin) Leaves as a Substitute For Eosin Dye in The Examination of Soil Transmitted Helminth (STH) Eggs Lala Deswinta Yusari; Lalu Srigede; Thomas Tandi Manu; Ari Khusuma
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 11, No 1 (2024): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v11i1.356

Abstract

Nail surfacing leaves (Lawsonia inermis lin) are natural materials commonly used as dyes, because of the content of chemical compounds in them such as lawsone, flavonoids, tannins and anthocyanins, therefore nail surfacing leaves can be used as an alternative dye to replace 2% Eosin in STH worm egg examination, because it has the same properties as 2% Eosin and can produce an orange yellow color after the extraction process. The research objective is to determine the results of nail surfacing leaves (Lawsonia inermis lin) can be used as an alternative substance to replace Eosin in the examination of STH (soil transmitted helminth) worm eggs. The methods of this research is using is experimental, where this study looks at the clarity of soil transmitted helminth (STH) worm eggs on preparations, using coloring from the results of soaking the leaves of the nail surf as a substitute for Eosin. The results of the research is that the coloring results obtained in each variation of immersion time are good. The conclusion of this research is that the staining of worm eggs using the results of immersion of nail surfacing leaves for 12 hours, 24 hours, 36 hours, and 48 hours can be used as an alternative dye in the examination of STH worm eggs.