Sebagai alat kontrasepsi, suntik mempunyai efek samping, salah satunya yaitu perubahan pola menstruasi. Berdasarkan studi pendahuluan di BPM T melalui wawancara pada 10 orang akseptor kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik 1 bulan sebanyak 4 orang dan 3 bulan sebanyak 6 orang. Pada akseptor suntik 1 bulan ditemukan 3 orang tidak mengalami perubahan pola menstruasi dan 1 orang mengalami perubahan pola menstruasi. Pada akseptor suntik 3 bulan, 6 orang mengalami perubahan pola menstruasi. Mendeskripsikan karakteristik responden, mendeskripsikan gangguan pola menstruasi akseptor kontasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulanJenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survei. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 orang, dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Karakteristik akseptor kontrasepsi 1 bulan dan 3 bulan berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan berumur 20 – 35 tahun yaitu 68,8%, sebagian besar berpendidikan menengah dengan 73,8% serta sebagian besar akseptor tidak bekerja yaitu 62,5%. Sebagian besar akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu 62,2% dapat mengalami mentruasi yang teratur tiap bulannya dengan lama siklus, lama hari, gambaran darah dan banyaknya darah yang keluar dikatakan normal. 21,6% mengalami perdarahan bukan haid/perdarahan sela, olighomenorrhea dan hipomenorrhea dengan bentuk perdarahan flek (spotting). 16,2% akseptor mengalami amenorrhea. Mayoritas akseptor kontrasepsi 3 bulan mengalami amenorrhea yaitu 81,4%. Sisanya sebesar 18,6% akseptor mengalami perdarahan bukan haid/perdarahan sela, olighomenorrhea dan hipomenorrhea dengan bentuk perdarahan flek (spotting). Sebagian besar akseptor Kontrasepsi suntik 1 bulan tidak mengalami gangguan pola menstruasi, sedangkan mayoritas akseptor kontasepsi suntik 3 bulan mengalami gangguan pola menstruasi Kata kunci: Pola menstruasi, akseptor, Kontrasepsi suntik Kata kunci: Pola menstruasi, akseptor, Kontrasepsi suntik