Anita Padang
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Darussalam Ambon, Ambon

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN KELULUSAN HIDUP TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) YANG DIPELIHARA DI KERAMBA JARING APUNG Padang, Anita; Sangadji, Madehusen; Lukman, Eryka; Subiyanto, Rochman
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 13 No 2 (2017): Jurnal TRITON
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.517 KB)

Abstract

Production of sand sea cucumbers is only relying on direct collection from the nature to meet market demand. This study aims to determine the rate of growth and the survival rate of sand sea cucumbers reared in floating net cages to the treatment of chicken manure and waste giving sago as an enrichment habitat in order to stimulate the growth of benthic diatoms as sand sea cucumbers food. Sea cucumbers are maintained as much as 90 individual with treatments of sago waste, chicken manure and a mixture of sago waste and chicken manure. In the maintenance container was given sedimentary sand and seagrass leaves of Enhalus accoroides. Measurement of weight growth is conducted every two weeks, and at a time measuring water quality parameters of temperature, salinity, pH, DO, phosphate, nitrate and ammonium. The results showed the negative growth rate, namely of -0.439% with sago waste; -0.529% chicken manure; and -0.383% mixture of sago waste and chicken manure. Meanwhile, the survival rate with sago waste was 73.33%; with chicken manure 80%; and with the mixture of sago waste and chicken manure 86.67%. It means that water quality for cultivating sand sea cucumber was optimum, except for nitrate. ABSTRAK Produksi teripang pasir selama ini hanya mengandalkan hasil tangkapan dari alam, sehingga dalam memenuhi permintaan pasar perlu dilakukan usaha budidaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat kelulusan hidup teripang pasir yang dipelihara dalam keramba jaring apung dengan perlakuan pemberian kotoran ayam dan limbah sagu sebagai bahan pengayaan habitat untuk merangsang pertumbuhan diatom bentik sebagai makanan teripang pasir. Teripang pasir yang dipelihara sebanyak 90 ekor dengan tiga perlakuan pakan yaitu : limbah sagu, kotoran ayam serta campuran limbah sagu dan kotoran ayam. Pada wadah pemeliharaan diberikan sedimen pasir dan daun lamun Enhalus acoroides. Pengukuran pertumbuhan berat dilakukan setiap dua minggu sekaligus mengukur parameter kualitas perairan yaitu suhu, salinitas, pH, DO, fosfat, nitrat dan amoniak. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan sebesar -0,439% dengan perlakuan limbah sagu, -0,529% dengan kotoran ayam, dan -0,383% dengan campuran limbah sagu dan kotoran ayam. Sementara tingkat kelulusan hidup berturut-turut sebesar 73,33% dengan limbah sagu 80%, dengan kotoran ayam, dan 86,67% dengan campuran limbah sagu dan kotoran ayam. Seluruh parameter kualitas perairan adalah optimal untuk budidaya teripang pasir, kecuali nitrat. Kata Kunci: Teripang pasir, Kotoran ayam, Limbah sagu, Keramba jaring apung
Komposisi makanan dalam lambung teripang Anita Padang; Erika Lukman; Madehusen Sangadji
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.2.26-30

Abstract

Teripang merupakan salah satu kelas dari filum Echinodermata, dimana tubuh teripang bertekstur lunak, berdaging, berbentuk silindris memanjang seperti ketimun sehingga hewan ini sering disebut ketimun laut. Teripang merupakan organisme bentos yang cara makannya deposit feeding yaitu mengkonsumsi makanan yang tersimpan atau terdeposit dalam sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis makanan dalam lambung teripang sehingga dapat diaplikasikan dalam usaha pemeliharaan teripang. Penelitian dilakukan dengan mengkoleksi sampel teripang secara bebas pada perairan intertidal Desa Suli pada bulan Maret 2014, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi jenis makanan dalam lambung teripang pada laboratorium biologi Universitas Darussalam Ambon pada bulan April 2014. Hasil penelitian terhadap 26 ekor teripang yang terdiri dari 6 jenis yaitu Holothuria scabra, Holothuria atra, Holothuria nobilis, Holothuria axiologa, Bohadschia marmorata dan Bohadcshia graeffei, ditemukan adanya komposisi makanan dalam lambung teripang yaitu fitoplankton dan zooplankton. Komposisi terbesar dalam lambung teripang adalah fitoplankton kelas Diatom/Baccilariophyceae sebesar 56% yang terdiri dari 23 genus.
Pemeliharaan teripang pasir (Holothuria scabra) di kurungan tancap Anita Padang; Erika Lukman; Madehusen Sangadji; Rochman Subiyanto
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.9.2.11-18

Abstract

Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan atau organisme air lainnya di darat maupun di laut. Budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) merupakan salah satu kegiatan budidaya perikanan guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Kegiatan budidaya  teripang pasir dapat dilakukan di alam, yaitu di kurungan tancap atau pen-culture, sehingga dapat memanfaatkan pakan diatom bentik yang tersedia secara alami. Diatom bentik dapat dirangsang pertumbuhannya dengan pemberian kotoran ayam dan daun lamun Enhalus acroides. Penelitian ini bertujuan mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat kelulusan hidup teripang pasir yang dipelihara di kurungan tancap. Penelitian dilakukan pada perairan pantai Desa Hunut pada bulan April-September 2015. Hasil penelitian mendapatkan laju pertumbuhan teripang pasir sebesar 0,14% dengan tingkat kelulusan hidup sebesar 92,86%. Parameter lingkungan meliputi suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrit, amoniak dan fosfat mendukung pertumbuhan teripang pasir, sedangkan nitrat termasuk rendah sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan diatom bentik sebagai makanan teripang pasir.
Pemberian pakan fitoplankton yang berbeda terhadap kepadatan rotifer Brachionus plicatilis skala laboratorium Anita Padang; La Rajaku; M. Sangadji
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.44-48

Abstract

Rotifer merupakan kelompok zooplankton yang mempunyai peran penting sebagai pakan hidup bagi berbagai jenis ikan yang dibudidayakan. Dalam kegiatan budidaya, kultur rotifer merupakan kegiatan yang sangat penting, dimana dalam kegiatan tersebut dapat menggunakan pakan buatan maupun pakan alami fitoplankton. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui jenis pakan fitoplankton yang tepat  terhadap kepadatan rotifer Brachionus plicatilis. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2010 di Laboratorium Pakan Alami Balai Budidaya Laut Ambon dimana bibit rotifer Brachionus plicatilis ditebarkan ke dalam wadah kultur yang telah steril dengan kepadatan awal 10 ind/ml, kemudian diberi aerasi. Selama 14 hari pemeliharaan rotifer Brachionus plicatilis diberikan pakan alami fitoplankton jenis Chlorella sp, Cocolithophore sp dan Tetraselmis sp. Kepadatan Brachionus plicatilis dengan pakan fitoplankton jenis Tetraselmis sp dan Cocolithophore sp mencapai puncak kepadatan tertinggi pada hari kedelapan sedangkan Chlorella sp lebih lambat yaitu pada hari keduabelas. Tetraselmis sp memberikan kepadatan tertinggi yaitu sebesar 247 ind/ml, Cocolithophore sp sebesar 66 ind/ml dan Chlorella sp sebesar 147 ind/ml.
Iktiofauna di padang lamun Pulau Tatumbu Teluk Kotania, Seram Barat–Maluku Husain Latuconsina; Anita Padang; Aris M. Ena
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.936 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.93-104

Abstract

Padang lamun merupakan ekosistem khas perairan pantai sebagai habitat penting bagi iktiofauna. Salah satu kawasan pulau-pulau kecil dengan potensi padang lamun yang didukung keberadaan ekosistem mangrove dan terumbu karang adalah perairan pulau Tatumbu – Teluk Kotania, Seram Barat, Maluku. Penelitian bertujuan untuk melihat distribusi spasial-temporal dan struktur komunitas iktiofauna pada ekosistem padang lamun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2015 selama periode siang dan malam hari di ekosistem padang lamun dengan karakteristik habitat berbeda. Koleksi iktiofauna menggunakan jaring insang dasar, dan pengukuran parameter oseanografi meliputi kecepatan arus, suhu, salinitas, dan pH. Total jumlah iktiofauna terkoleksi sebanyak 296 individu, 35 spesies, 23 genera dari 21 famili yang tergolong ke dalam tujuh ordo. Secara temporal, biodiversitas, kelimpahan dan struktur komunitas iktiofauna dipengaruhi oleh sifat diurnal dan nokturnal, sedangkan secara spasial dipengaruhi oleh karaktersitik habitat lamun dan kedekatannya dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Sehingga diperlukan pengelolaan ketiga ekosistem secara utuh untuk mendukung kehidupan iktiofauna dan pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis ekosistem.
Pertumbuhan fitoplankton Tetraselmis sp di wadah terkontrol dengan perlakuan cahaya lampu TL Anita Padang; Sinta La Djen; Tahir Tuasikal
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.1.21-26

Abstract

Tetraselmis sp merupakan jenis fitoplankton dari kelas Clorophyceae yang digunakan sebagai pakan larva ikan dan non ikan. Pertumbuhan Tetraselmis sp sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan salah satunya adalah cahaya. Intensitas cahaya sangat diperlukan dalam proses fotosintesis, karena hal ini berhubungan dengan jumlah energi yang diterima oleh Tetraselmis sp untuk melakukan fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan Tetraselmis sp di wadah terkontrol dengan perlakuan cahaya lampu TL. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Laboratorium Pakan Alami UPT Balai Konservasi Biota Laut LIPI Ambon. Penelitian ini dilakukan dengan tiga perlakuan cahaya lampu TL yaitu cahaya 20 Watt, 40 Watt dan 60 Watt. Setiap perlakuan dimasukkan inokulum dengan kepadatan awal 40.000 sel/ml. perhitungan kepadatan dilakukan setiap 24 jam selama 21 hari. Sampel dianalisa dengan menggunakan haemocytometer dan mikroskop NIKON SF dengan pembesaran 200x sebanyak 3 kali ulangan. Pertumbuhan Tetraselmis sp selama 21 hari kultur pada ketiga perlakuan cahaya memperlihatkan hasil yang berbeda. Dimana pencapaian puncak pertumbuhan tertinggi tertinggi pada perlakuan cahaya lampu 60 Watt dan hasil uji ANOVA One Way menunjukkan bahwa ada pengaruh cahaya lampu TL terhadap pertumbuhan Tetraselmis sp.
Pertumbuhan Fitoplankton Dunaliella sp dengan Cahaya Berbeda pada Skala Laboratorium Anita Padang; Abdurahim Lestaluhu; Rosida Siding
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.151 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.11.1.1-7

Abstract

Pengaruh pemberian pakan ragi metode tetes dengan dosis yang berbeda terhadap kepadatan Brachionus plicatilis Anita Padang; Rochman Subiyanto; Marwa Marwa; Fira Aditya
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 10, No 2 (2017): Edisi Perdana Publikasi Online
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.046 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.10.2.22-28

Abstract

Brachionus plicatilis merupakan jenis zooplankton yang berperan penting sebagai pakan hidup bagi berbagai jenis ikan yang dibudidayakan. Keunggulan Brachionus plicatilis sebagai pakan adalah ukurannya kecil (150-220 µm), berenang lambat sehingga mudah dimangsa oleh larva, waktu kultur relatif singkat, laju reproduksi tinggi, kandungan gizi cukup tinggi serta dapat diperkaya dengan asam lemak dan antibiotik. Ragi merupakan jenis pakan alternatif bagi Brachionus plicatilis yang umumnya digunakan apabila kultur fitoplankton tidak mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pakan ragi metode tetes yang terbaik untuk kepadatan Brachionus plicatilis dan dilaksanakan pada bulan September 2014, di Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Penelitian ini menggunakan RAL yang terdiri dari tiga perlakuan dosis ragi yaitu A=0,3 gram, B=0,6 gram dan C= 0,9 gram dengan kepadatan awal Brachionus plicatilis sebanyak 50 ind/ml setiap perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Hasil penelitian mendapatkan puncak kepadatan Brachionus plicatilis terjadi pada hari kedelapan yaitu dosis 0,9 gram dengan kepadatan sebesar 102 ind/ml, dosis 0,6 gram dengan kepadatan 52 ind/ml dan dosis 0,3 gram dengan kepadatan 29 ind/ml. Analisa statistik mendapatkan dosis ragi 0,9 gram memberikan pertumbuhan yang lebih baik bagi Brachionus plicatilis. Parameter lingkungan mendukung pertumbuhan Brachionus plicatilis.
Pertumbuhan fitoplankton Coccolithophore sp di Wadah Terkontrol Dengan Kepadatan Inokulum Yang Berbeda Anita Padang
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6 (2013): Publikasi Edisi Spesial
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.0.33-38

Abstract

Fitoplankton merupakan pakan alami yang baik bagi larva ikan pada fase awal pengenalan makanan dan zooplankton. Salah satu jenis fitoplankton yang dibudidayakan sebagai pakan alami yaitu Coccolithophore sp, dimana pertumbuhan Coccolithophore sp dipengaruhi oleh salinitas, pH, suhu dan kepadatan inokulum. Inokulum adalah bibit kultur yang diperoleh dari stok bibit atau sering disebut stok starter tujuan penelitian adalah untuk mengamati pertumbuhan Coccolithophore sp dalam wadah terkontrol dengan kepadatan inokulum yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 di Laboratorium Pakan Alami Balai Budidaya Laut Ambon, dengan tiga perlakuan kepadatan inokulum yaitu: 1,6-2,2x106sel/ml (A), 2,3-2,7x106sel/ml (B) dan 2,8-3,2x106sel/ml (C). Perhitungan kepadatan dilakukan setiap 24 jam selama 14 hari dengan menggunakan miksrokop NIKON SF pada pembesaran 400x. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan kepadatan sel serta waktu pencapaian puncak pertumbuhan, dimana perlakuan  A dan B menggalami puncak pertumbuhan pada hari kesebelas dengan kepadatan sel pada perlakuan A sebesar 72,07 x106sel/ml  dan perlakuan B sebesar 63,36 x106 se/ml sedangkan perlakuan C mencapai puncak pertumbuhan pada hari kesepuluh sebesar 51,69 x106sel/ml.
Komposisi dan Kepadatan Zooplankton di Teluk Ambon Dalam Anita Padang; Juferlin Adriaanzs; Madehusen Sangadji
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1403.729 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.9.1.39-46

Abstract