Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Marketing priority analysis based on marketing mix in Luvrina Fashion Ragil Pardiyono; Rina Indrayani
The Management Journal of Binaniaga Vol 4, No 02 (2019): December 2019
Publisher : STIE Binaniaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33062/mjb.v4i2.335

Abstract

Luvrina Fashion is a specialty clothing store located in the mature woman Jatinangor Town Square. Fashion Luvrina sales value in recent months has decreased. As the Micro, Small, Medium, he needs a business management that consists of financial management, marketing, production, distribution, and human resources to conduct its business. Marketing aspect is an important factor for companies to carry out his life (Bayu Promukoto, 2018). Thus the purpose of this research is the analysis of marketing priorities based model of the marketing mix. Tools of data collection using a questionnaire with 23 variables and the respondents as many as 100 visitors. The method used is the analysis of factors with steps Preparing Raw Data Matrix, Matrix Correlation between Variables, Calculations Eigenvalue, Extraction of factors, weighting factors, Rotation Factor, and determination of manifest variables that Form Factor. The results of data processingdikesimpulkan that marketing priorities with marketing mix models in a fashion luvrina is factor 1 has eigenvalue equal to 17.950 which includes the availability of diverse models of clothes, clothing quality, low price, method of payment by debit card, as well as their discount. The next priority is a factor 2, factor 3, a factor of 4, and a factor of 5. Keywords: Marketing, Marketing Mix, Factor Analysis
PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN BRAKE CYLINDER DI DEPARTEMEN SARANA KERETA API PT. PINDAD (PERSERO) Ragil Pardiyono; Cut Ivo Errent Zairda
INFOMATEK Vol 22 No 1 (2020): Volume 22 No. 1 Juni 2020
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/infomatek.v22i1.2746

Abstract

Abstrak: PT. PINDAD (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi alat utama sistem persenjataan TNI dan peralatan industri. Departemen Sarana Kereta Api merupakan bagian PT. PINDAD (PERSERO) yang mendukung produksi internal, memenuhi permintaan pasar lokal/ekspor sistem pengereman kereta api.Terdapat satu komponen yang pengerjaan perakitan, pengujian tidak sesuai SOP yaitu Brake Cylinder. Target waktu tidak tercapai pada kegiatan transportasi saat operator mengambil material dari mesin rakit yang dibawa ke mesin pengujian, dan membawa material dari mesin pengujian ke penyimpanan dengan selisih waktu 9 menit. Ini disebabkan oleh faktor manusia, operator mengalami kelelahan fisik karena belum tersedia alat bantu. Nilai LI≥3, aktivitas menimbulkan cedera tulang belakang. Masalah diatasi dengan merancang alat bantu pemindahan Brake Cylinder. Metode yang digunakan yaitu metode rasional. Desain disesuaikan dengan dimensi meja uji, rakit, dan dimensi produk lain. Anthropometri dan persentil yang digunakan yaitu tebal telapak tangan genggam (50%) dan tinggi siku berdiri (50%). Katrol untuk mengangkat produk (mannual chain block), meja penahan sebagai penyangga (besi plat hitam), roda untuk memindahkan alat (Duty Polyurethane), rangka atas (besi baja H Beam), rangka samping (besi kotak), engsel (rel sliding). Biaya untuk membuat 1 unit alat bantu ini sebesar Rp 8.264.000,-.
MERANCANG ALAT BANTU MELEPAS, MENGANGKAT, MELETAKKAN DAN MEMASANG TROMOL REM PADA PROSES OVERHOUL SERVICE KENDARAAN MEREK HINO TIPE BUS DAN TRUK BESAR Ragil Pardiyono; Rifan Saputra; Jahny Sastradiharja
INFOMATEK Vol 22 No 2 (2020): Volume 22 No. 2 Desember 2020
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/infomatek.v22i2.3341

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat bantu mengurangi potensi sakit akibat kerja pada proses overhoul service penggantian kanvas rem kendaraan tipe bus dan truk besar. Metode perancangan alat bantu yang digunakan adalah metode rasional. Komponen alat bantu terpilih berdasarkan metode rasional diantaranya bentuk penampang adalah alas penampang berada di sisi kiri dan kanan dengan pelindung berada di sisi kiri dan kanan alas penampang. Bentuk rangka adalah bentuk kotak sebagai komponen rangka. Material penampang adalah baja karbon sedang. Bentuk pegangan tangan adalah elbow. Material bearing penampang adalah besi cor. Bentuk bearing penampang adalah ball bearing. Material rangka adalah besi hollow galvalume. Material baut roda adalah baja. Bentuk pengungkit adalah katrol. Bentuk baut pengungkit adalah baut hexagonal. Dimensi penampang adalah 50 cm. Material pegangan tangan adalah stainless steel. Bentuk roda adalah dengan alas menggunakan besi. Material roda adalah besi. Material baut pengungkit baja. Bentuk baut roda adalalah baut hexagonal. Spesifikasi dimensi alat bantu mempunyai tinggi 170,05 cm, lebar 43,11 cm, tinggi pegangan tangan 134,375cm, panjang penampang 50cm. Alat bantu usulan dapat perubahan postur tubuh mekanik pada aktifitas melepas dan memasang pada level 1 yang menunjukkan aktifitas tersebut aman bagi operator.
USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN KRITIS PADA MESIN HIGH PREASURE PUMP DI PT. DIAN SWASETIKA SENTOSA DENGAN METODE GROUP REPLACEMENT Ragil Pardiyono; Tedi Hartanto
INFOMATEK Vol 21 No 2 (2019): Volume 21 No. 2 Desember 2019
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.78 KB) | DOI: 10.23969/infomatek.v21i2.1985

Abstract

PT Dian Swasetika Sentosa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga uap, dalam proses produksinya memerlukan penggunaan air yang cukup banyak dengan kualitas yang bagus. Water treatment plant adalah bangunan utama pengolahan air bersih dengan output air condensate. Air condensate adalah air input boiler yang digunakan agar proses pembakaran dapat terfluidasi secara sempurna sehingga menghasilkan uap. Dalam memproduksi air condensate, water treatment plant memiliki 20 mesin pengolahan air dengan sistem manajemen perawatan corrective maintenance, sistem ini mengakibatkan downtime yang tinggi pada mesin. Downtime yang tinggi ini menyebabkan proses produksi air condensate terhenti sehingga perusahaan harus menggunakan air alternatif untuk input boiler yaitu air softener dengan biaya chemical yang lebih mahal dari pada air condensate. Pemborosan yang telah selama bulan April – Desember tahun 2017 adalah total penggunaan air softener selama 2017 sebanyak 44.800 m3 atau 448 jam dikalikan dengan selisih biaya penggunaan chenical air condensate dan air softener sebesar Rp.12.861.500.00. Sehingga total pemborosan pada bulan April - Desember tahun 2017 adalah Rp.5.761.952.000. Dalam mempertimbangkan hal ini perusahaan perlu melakukan manajemen perawatan komponen mesin yang lebih baik untuk meminimasi kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan mesin. Upaya yang dilakukan untuk meminimasi kerugian tersebut adalah dengan kebijakan perawatan secara berkala yaitu Preventive Maintenance sehingga diharapkan downtime yang dihasilkan pada mesin kecil. Dalam periode April – Desember 2017 terdapat mesin – mesin yang mengalami kerusakan salah satunya mesin high preassure pump yaitu sebanyak 28 kali kerusakan. Kerusakan mesin tersebut diakibatkan oleh beberapa komponen kritis diantaranya piston compresor, pulley motor, bearing motor, dan hydraulic. Model kebijakan yang digunakan adalah age replacement sebagai penentu umur pakai dari masing – masing komponen kritis dan group replacement sebagai penentu umur pakai satu kelompok pergantian dari komponen kritis tersebut, dengan tujuan memberikan jadwal pergantian mesin yang optimal yang meminimasikan downtime pada sehingga total biaya yang dikeluarkan minimum. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh jadwal pergantian optimal yaitu kelompok komponen kritis setiap 26 hari sekali dengan total nilai downtime 2,244 hari dari yang awalnya 3,453 hari, dari nilai downtime tersebut perusahaan dapat melakukan penghematan 35% /tahun.
PENENTUAN JUMLAH SERVER PADA BAGIAN PENCUCIAN KENDARAAN SETELAH SERVIS UNTUK MENGURANGI WAKTU MENUNGGU DI PT. XYZ BANDUNG Ragil Pardiyono; Gianti Puspawardhani; Hermita Dyah Puspita; Oviyan Patra; Jahny Sastradiharja
INFOMATEK: Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi Vol. 24 No. 2 (2022): Volume 24 No. 2 Desember 2022
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/infomatek.v24i2.5739

Abstract

Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan kendaraan, spare part dan servis kendaraan roda empat resmi merk Toyota. Berdasarkan hasil follow up customer satisfaction level melalui telepon yang bersifat acak kepada pelanggan setelah servis diperoleh hasil jumlah ketidakpuasan pelanggan sebesar 3,6%. Sedangkan target ketidakpuasan yang ditetapkan oleh TAM adalah maksimal 1% pelanggan yang tidak puas. Hal ini tentu menjadi masalah karena adanya gap ketidakpuasan konsumen. Dari hasil identifikasi diperoleh data penyebab dominan ketidakpuasan konsumen karena lamanya waktu menunggu pada bagian pencucian kendaraan setelah servis. Hal itu disebabkan karena PT. XYZ hanya mempunyai 1 stall atau bagian pencucian, sehingga tidak sebandingnya antara jumlah kendaraan yang servis dengan jumlah pelayanan. Maka tujuan penelitian ini adalah menentukan jumlah server optimal pada stall cuci kendaraan setelah servis. Berdasarkan pengolahan data menggunakan model sistem antrian (M/M/C):(GD/∞/∞) diperoleh hasil kondisi yang ada perusahaan menyediakan 1 stall cuci dan tidak mencapai keadaan mapan (steadty state). Maka jumlah server minimum yang di peroleh sebanyak 2 stall cuci dengan ukuran kriteria antrian probabilitas tidak ada kendaraan dalam sistem sebesar 0,317, rata-rata jumlah kendaraan dalam antrian sebanyak 0,064 kendaraan, rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem sebanyak 1,102 kendaraan, dan rata-rata waktu menunggu kendaraan di dalam antrian = 0,0149 jam. Hasil ini tidak membahas mengenai biaya yang timbul dari penambahan server, kedepan perlu dilakukan kajian dari aspek biaya agar pembahasannya menjadi lengkap.