Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN LAMONGAN Rizal, Moch. Tivian Ifni
Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSI Moch. Tivian Ifni Rizal, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang, Tahun 2014, Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kualitas Pelayanan Pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan, Dosen Pembimbing : Restu Karlina Rahayu, S.IP., M.Si. dan Dr. M. Lukman Hakim, S.IP., M.Si. Fenomena masalah pelayanan publik di Instuitusi pemerintahan bukan menjadi hal baru. Masalah-masalah seperti mekanisme yang masih cenderung berbelit-belit dan rumit menjadi masalah vital pelayanan. Oleh karena itu institusi dituntut harus mereformasi pelayanan publik sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal dan Standar Pelayanan Publik yang telah ditetapkan. Badan Penanaman Modal dan Perijinan (BPMP) Kabupaten Lamongan telah mereformasi pelayanan namun tidak cukup berdampak baik bagi kualitas pelayanan mengingat masih banyak permasalahan pelayanan yang terjadi, yang didukung dari faktor pemimpin yang merupakan faktor terpenting dalam reformasi pelayanan tidak bersifat pemimpin pelayan melainkan lebih cenderung bersifat patrimonial. Faktor pemimpin tersebut yang memiliki hubungan dalam menentukan kualitas pelayanan yang ada di BPMP Lamongan. Oleh karena itu untuk mengetahui hubungan antar kepemimpinan dengan kualitas pelayanan tersebut, maka dilakukan penelitian kuantitatif dengan analisis korelasi. Data diperoleh dari hasil kuesioner sebanyak 36 responden penelitian yang ditentukan dengan teknik probability sampling, sebagai data primer dan analisis terhadap wawancara, dokumen dan buku-buku sebagai data sekunder. Variabel yang digunakan yaitu gaya kepemimpinan yang melayani dan kualitas pelayanan. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden menilai gaya kepemimpinan sudah mencerminkan pemimpin pelayanan sebesar 75% dan kualitas pelayanan sudah baik dengan penilaian sebesar 75%. Sedangkan untuk hubungan  antara gaya kepemimpinan dengan kualitas pelayanan terjadi hubungan yang signifikan dan sangat kuat dengan nilai korelasi sebesar 0.9043 serta hubungannya bersifat positif dalam artian bahwa semakin kuat gaya kepemimpinan maka semakin baik pula kualitas pelayanannya Kata kunci: BPMP, Gaya kepemimpinan, Kualitas pelayanan,
ANALISIS KESESUAIAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PERAIRAN TELUK AMBON BAGUALA Lase, Piter J R; Tuhumury, Semuel F; Waas, Harold J D
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 16 No 2 (2020): Jurnal TRITON
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.647 KB) | DOI: 10.30598/TRITONvol16issue2page77-83

Abstract

Baguala Bay is a high potential area with a rich fishery resources. Marine aquaculture field area should be determined by considering the ecological, technical, hygienic, socio-economic conditions simultaneously to the laws and regulation. The research is done in order to analyze chemical and biophysical indicators in the waters of Baguala Bay and to determine seaweed (Eucheuma cottonii) cultivation area considering the determination of seaweed cultivation zone. The result is done in February to March 2020 continues by laboratory analysis and data tabulation based on the time schedule. Interpolation Inverse Distance Weighted (IDW) is used to analyze data. The result shows the suitability cultivation area in Baguala Bay is 1048.296 ha or 78.7% is in high suitable rate and 282.483 ha or 21.2% is in suitable rate. Among all of the criteria of suitable cultivation area in Baguala Bay, nitrate is the criteria with the high suitability parameter overall. ABSTRAK: Teluk Baguala merupakan kawasan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup melimpah. Penentuan lokasi lahan budidaya perikanan laut harus didasarkan pertimbangan ekologis, teknis, higienis, sosio-ekonomis, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan penelitian ini ialah menganalisis indikator biofisik dan kimia perairain Teluk Baguala serta menentukan lokasi budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) dalam kaitan penetapan zonasi budidaya rumput laut. Penelitian berlangsung dari Februari hingga Maret 2020 dilanjutkan dengan analisa laboratorium dan tabulasi data berdasarkan waktu yang ditetapkan. Analisis data yang di gunakan penelitian ini adalah metode Interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW). Hasil penelitian menunjukan kesesuaian lahan budidaya di Teluk Baguala memperoleh 1048.296 ha atau 78.7% untuk kelas sangat sesuai dan 282.483 ha atau 21.2% untuk kelas sesuai. Dari semua kriteria kesesuaian lahan budidaya di Teluk Baguala, nitrat merupakan kriteria yang mempunyai parameter perairan masuk dalam kelas sangat sesuai secara keseluruhan. Kata Kunci: Teluk Baguala, lahan budidaya, rumput laut, kesesuaian, SIG
MAPPING AND INDEX VEGETATION ANALYSES OF MANGROVE IN SAPARUA ISLAND, CENTRAL MOLUCCAS Harold J. D. Waas; Bisman Nababan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 2 No. 1 (2010): Elektronik Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1748.676 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v2i1.7862

Abstract

2TMapping and index vegetation analyses of mangrove in coastal areas of Saparua Island, Central Moluccas was conducted using Landsat 7/ETM+ satellite data acquired in April to May 2007. The results showed that the distributions of mangrove vegetation were concentrated in the north, south, and west of the region with the area of 218.88 ha (38.26%), 105.12 ha (18.38%), and 248.04 ha (43.36%), respectively. Total area of mangrove vegetation in this island was about 572.04 ha (5.72 kmP2P), or 3.49% of the island area. Vegetation indexes (NDVI) in the north, south, and west of the region were dominated by values of >0.7 (very high density).Keyword: Mangrove, NDVI, Landsat Satellite, Saparua, Central Maluku
IDENTIFICATION OF OCEANOGRAPHIC PARAMETERS FOR DETERMINING PELAGIC TUNA FISHING GROUND IN THE NORTH PAPUA WATERS USING MULTI-SENSOR SATELLITE DATA VlNCENTIUS SlREGAR; HAROLD JOPPIE DAVIDO WAAS
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 13 No. 1 (2006)
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2006.13.1.218

Abstract

The North Papua waters as one of the important fishing grounds in the world contribute approximately 75% of world production of pelagic tunas. These fishing grounds are still determined by hunting method. This method is time consuming and costly. However, in many areas determination of fishing ground using satellited data lias been applied by detecting the important oceanographic parameter of the presence of fish schooling such as, sea surface temperature and chlorophyl. Mostly these parameters are used integratedly. The aim of this study is to assess the important oceanographic parameters detected from multi-sensor satellites (NOAA/AVHRR, Seawifs and Topex Poisedon) for determining fishing ground of pelagic tunas in the North Papua waters at east season. The parameters include Sea Surface Temperature (STT), chlorophyl-a and currents. The availability of data from optic sensor (Seawifs: chl-a and AVHRR: Thermal) is limited by the presence of cloud cover. In that case, Topex Poseidon satellite data can be used to provide the currents data. The integration of data from multi-sensors increases the availability of the oceanographic parameters for prediction of the potential fishing zones in the study area. Key words :   Identification, oceanographic parameter, sea surface-temperature, chlorophyl-a, multi sensors, pelagic tuna, North Papua-waters
COASTAL UPWELLING UNDER THE INFLUENCE OF WESTERLY WIND BURST IN THE NORTH OF PAPUA CONTINENT, WESTERN PACIFIC Harold J.D. Waas; Vincentius P Siregar; Indra Jaya; Jonson Lumban Gaol
International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences (IJReSES) Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : National Institute of Aeronautics and Space of Indonesia (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1499.413 KB) | DOI: 10.30536/j.ijreses.2012.v9.a1837

Abstract

Coastal upwelling play an important role in biological productivity and the carbon cycle in the ocean. This research aimed to examine the phenomenon of coastal upwelling that occur in the coastal waters north of Papua continent under the influence of Westerly Wind Burst(WWB) prior to the development of El Nino in the Pacific. Data consisted of sea surface temperature, vertical oceanic temperature, ocean color satellite image, wind stress and vector wind speed image, sea surface high, and Nino 3.4 index. Coastal upwelling events in the northern coastal waters of Papua continent occurred in response to westerly winds and westerly wind burst (WWBs) during December to March characterizing by low sea surface temperature (SST) (25 - 28C), negative sea surface high deviation and phytoplankton blooming, except during pre-development of the El Nino 2006/2007 where weak upwelling followed by positive sea surface high deviation. Strong coastal upwelling occurred during two WWBs in December and March1996/1997 with maximum wind speed in March produced a strong El Nino 1997/1998. Upwelling generally occurred along coastal waters of Jayapura to Papua New Guinea with more intensive in coastal waters north of Papua New Guinea indicated by Ekman transport and Ekman layer depth maximum.
DAMPAK GELOMBANG EKUATORIAL ROSSBY TERHADAP PRODUKTIVITAS PERAIRAN, BARAT PASIFIK WARM POOL Harold J. D. Waas; Vincentius P. Siregar; Indra Jaya; Jonson Lumban Gaol
Jurnal Kelautan Nasional Vol 9, No 3 (2014): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1974.543 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v9i3.6210

Abstract

Gelombang ekuatorial Rossby selama ENSO berperan penting di perairan oligotropik Barat Pasifik Warm Pool (BPWP) melalui efek rototiller gelombang Rossby. Dampak utamanya adalah blooming fitoplankton pada puncak gelombang dan pengangkatan kedalaman klorofil-a maksimum mendekati (di atas) dasar lapisan pencampuran. Kontribusi gelombang Rossby dalam meningkatkan produktivitas primer permukaan perairan berdasarkan hasil perhitungan data klimatologi dan data set bulanan ocean color berkisar antara 4 – 38%  karena konsentrasi fitoplankton yang tinggi berada di bawah kedalaman lapisan pencampuran dan zona kedalaman optikal SeaWIFS. Walaupun kontribusi gelombang Rossby rendah tetapi secara signifikan berkontribusi terhadap tingginya hasil tangkapan tuna selama akhir episode ENSO (Januari – Maret). Aspek lain gangguan gelombang adalah peningkatan kelimpahan group fitoplankton Cyanobacteria dan Coccolitophores (komponen dari microbial loop) dasar dari rantai makan tuna dan mendominasi sebagian besar produksi primer pada puncak gelombang dan kedalaman klorofil-a maksimum.
Pemanfaatan Teknologi Inderaja Satelit dan Akustik Untuk Meningkatkan Ekonomi Nelayan Negeri Asilulu Kecamatan Leihitu Barat Elna Marsye Pattinaja; Harold Joppie Davido Waas
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 1 (2023): Januari - Maret
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i1.3678

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat nyata untuk nelayan tuna Negeri Asilulu untuk meningkatakan perolehan hasil tangkapan ikan tuna yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi nelayan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dilaksanakan di Negeri Asilulu Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dengan mempresentasikan materi yang dipilih dan relefan dengan kebutuhan nelayan tuna Negeri Asilulu. Setelah tahapan ini dilanjutkan dengan tanya jawab antara kelompok nelayan dengan penyaji materi. Dari hasil kegiatan PkM di Negeri Asilulu dapat direkomendasikan beberapa hal penting, yaitu implementasi penggunaan data penginderaan jauh untuk dipakai oleh nelayan tuna Dusun Tapi Desa Wakasihu Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah melalui sosialisasi idea tersebut kepada DKP Provinsi untuk dapat berkolaborasi dengan BPISDKP guna menyediakan website DPPI khusus untuk Maluku. Pembentukan kelompok nelayan tuna dan menjadikan fishfinder sebagai kebutuhan khusus nelayan tuna sehingga menjadi perioritas utama bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Kabupaten. Perlu melakukan pelatihan Navigasi & keselamatan pelayaran dalam rangka implementasi hal tersebut di atas. Membantu memfasilitasi pembuatan kartu nelayan KUSUKA kelompok nelayan tuna Negeri Asilulu. Negeri Asilulu bersedia melakukan MoU dengan UNPATTI untuk memecahkan masalah di bidang perikanan.
Edukasi Pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Negeri Leahari Jusuf Leiwakabessy; Rahman Rahman; Harold J. D. Waas; Ronald D. Hukubun; Gresia Maiseka; Kelvin Sopahaluwakan
Jurnal Kabar Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : JURNAL KABAR MASYARAKAT
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/jkb.v1i3.443

Abstract

Digital financial transactions in Indonesia continue to show an increasing trend from year to year, with a sharp increase in the last 3 years. Observing the accelerated implementation of the development of non-cash transactions and to improve the payment system, Bank Indonesia launched the Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) on 17 August 2019 which then as of 1 January 2020 requires all non-cash payments to use QRIS. QRIS is a QR Code standard created by Bank Indonesia to facilitate digital payments through server-based electronic money applications, electronic wallets, and mobile banking. Standardization is carried out so that transactions with QR Codes are made easier, faster, and safer because digital transactions can be monitored by regulators through one platform.
IDENTIFIKASI FENOMENA UPWELLING DI SELATAN PULAU SUMBA MENGGUNAKAN DATA MULTI SENSOR SATELIT DAN ARGO DRIFTER Harold Joppie Davido Waas; Jacobus Latumeten
Pattimura Proceeding 2020: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KELAUTAN DAN PERIKANAN 2019
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/PattimuraSci.2020.SNPK19.96-106

Abstract

Fenomena upwelling di selatan Pulau Sumba selama El Nino kuat diawali pada musim peralihan I dan melemah selama musim peralihan II. Upwelling disebabkan oleh ledakan angin timur yang berhembus selama 5,5 bulan menyebabkan transport ekman menggerakan massa air menjauhi pantai dan mendominasi lintang 10-12LS selama musim timur. Hasil perhitungan kedalaman ekman secara teoritis mengindikasikan bahwa air upwelling berasal dari kedalaman 31 – 75 meter dengan temperatur berkiasan antara 26 - 27C. Indikasi ini bersesuaian dengan SPL hasil rekaman citra satelit dan distribusi suhu vertikal yang diukur oleh Argo Drifter. Upwelling juga dikarakteristikan oleh suhu permukaan perairan yang rendah dan tingginya konsentrasi klorofil-a. Kontribusi upwelling dalam meningkatkan produktivitas primer perairan dikategorikan tinggi (44%) selama musim timur dibandingkan dengan musim lainnya
The Impact of MJO-C and MJO-B Upon Sea Surface Temperature and Rainfall in Indonesia Lalu Mantigi Wana Paksi; Simon Tubalawony; Harold Joppie Davido Waas; Karisma R. Muthmainnah
Journal Omni-Akuatika Vol 19, No 1 (2023): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2023.19.1.1057

Abstract

Madden Julian Oscillation (MJO) based on its propagation through the maritime continent can be divided into two types, namely MJO-C (Crossing) and MJO-B (Blocked) as evidenced by the spatial diagram of Hovmöller OLR anomaly. This study aimed to determine the effect of MJO variations, namely MJO-C and MJO-B on sea surface temperature and rainfall in the Indonesian region in the period of 1998 to 2015. The data used in this study are reanalysis models including sea surface temperature and rainfall with composite events (one month before propagation, during propagation, and one month after propagation of MJO-C and MJO-B). The results show that when MJO-C and MJO-B are active, sea surface temperature and the amount of rainfall are increased, especially in equatorial Indonesia and the southern hemisphere. When compared, MJO-C has a more significant impact than MJO-B.Keywords: MJO, Sea Surface Temperature, Precipitation