Dewa Gede Purwita
Sekolah Tinggi Desain Bali

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANCANGAN FILM ANIMASI PENDEK 2D SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PENANGANAN ANXIETY DISORDER Gede Pasek Putra Adnyana Yasa; Kadek Ayu Satyasusmaya Narpaduhita; Dewa Gede Purwita
Jurnal Bahasa Rupa Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Bahasa Rupa April 2019
Publisher : LPPM Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31598/bahasarupa.v2i2.368

Abstract

More that 2 million cases of anxiety disorder occur in Indonesia every year. The term of anxiety disorder is not common in the community due to lack of campaigne and sosialisation. It will cause severe depresion and even commit suicide if it is not treated properly. The purpose of this design is to campaigne anxiety disorder’s sympton into the community through some one point of view who experinced anxiety disorder before and providing solution to the patients through two dimention animation media. This design using the theory of principle of animation, cinematography theory, design theory, aesthetic theory, semiotic theory and campaigne theory with qualitatif research methods and produces animation media that supported by social media, poster, x-banner, booklet, tote bag, t-shirt, pin and journal book using a hand drawing & vector tehnique in custom digital art and infographic style. Media is mad in accordance with the concept calm and educative. Calm concept applied through medium colour which is a blend colour of green and blue known as the colour of anxiety disorder awareness ribbon.
MEMBACA EKSPERIMENTASI DALAM LUKISAN I KETUT GEDE SINGARAJA Dewa Gede Purwita
Jurnal Nawala Visual Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Nawala Visual Mei 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/nawalavisual.v2i1.66

Abstract

Abad ke-19, lebih spesifik pada pertengahan 1800 merupakan masa eksperimental dalam lini masa sejarah seni rupa Bali. I Ketut Gede Singaraja menjadi pionir di dalamnya, atas bantuan Van der Tuuk sebagai tokoh yang memberikan bantuan medium baru yaitu kertas, pensil dan cat air kepada para pelukis yang ikut menyumbang lukisan sebagai ilustrasi proyek ambisiusnya yaitu kamus Kawi-Bali-Belanda. Kehadiran medium baru ini memberikan ruang bebas bagi pelukis salah satunya I Ketut Gede Singaraja melakukan ekspresinya sehingga lahirlah karya lukisan dengan tanda-tanda kuat mengacu kepada eksperimentasi visual. Metode penulisan mempergunakan deskriptif kualitatif dengan analisis visual. I Ketut Gede berhasil meramu dialek visual seni rupa Bali menjadi sangat khas dan kemudian disebut dengan idiolek. Eksperimentasinya dapat dibaca melalui tanda-tanda yang hadir pada tiap elemen lukisannya semisal yang paling menonjol adalah plastisitas figur, warna, komposisi dan fragmen narasi tunggal.
PERANCANGAN ULANG SIMBOL DAN PAPAN PENUNJUK ARAH PADA AREA OBYEK WISATA MONKEY FOREST Dewa Gede Purwita; Gede Pasek Putra Adnyana Yasa
Jurnal Lentera Widya Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Lentera Widya Desember 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v1i1.61

Abstract

Penunjuk arah merupakan media visual yang sangat penting di dalam menyampaikan informasi mengenai suatu arah tujuan. Umumnya penunjuk arah memiliki dua unsur yaitu simbol dan huruf. Dua simbol pokok ini dapat saja tidak dipergunakan salah satunya akan tetapi sangat baik jika dipergunakan bersamaan. Kedua unsur ini akan mempertegas sekaligus mempermudah pemahaman bagi masyarakat di dalam mempersepsikan simbol dan huruf ke arah mana tujuan perjalanan mereka. Di dalam konteks daerah atau suatu lokasi wisata, penunjuk arah memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai media informasi agar para pengunjung suatu objek wisata tidak kebingungan dalam mencari jalan atau menuju kepada titik-titik penting lokasi yang ingin mereka kunjungi. Sebagaimana di objek wisata Monkey Forest di Desa Padang Tegal, Ubud, di areal yang sangat luas ini terdapat beberapa titik penting objek wisata, sedangkan penunjuk arah sebelumnya memuat banyak bahasa asing sehingga hurufnya menjadi kecil, begitu juga dalam simbol-simbol yang dihadirkan perlu untuk dirancang ulang agar memperjelas sekaligus mempertegas huruf penunjuk arah. Oleh karenanya pada pengabdian ini, jurusan Desain Komunikasi Visual Sekolah Tinggi Desain Bali melakukan kegiatan pengabdian dengan merancang ulang simbol dan penunjuk arah di Monkey Forest agar informasi yang disampaikan berupa simbol dan hurufnya mampu berkomunikasi secara efektif kepada pengunjung objek wisata.