Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT MELAKUKAN CUCI TANGAN DI RS.TELOGOEJO SEMARANG Kusumaningtiyas, Siska; Kristiyawati, Sri Puguh; Purnomo, S. Eko Ch.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian infeksi nosokomial yang diperoleh dari berbagai sumber menunjukan angka kejadian yang tinggi. Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial disebabkan karena berbagai hal, seperti tidak patuhnya perawat untuk melakukan tindakan universal precautions yaitu dengan cuci tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan cuci tangan perawat di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Desain penelitian ini adalah survey studi korelasi dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 70 responden dengan teknik Cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan karateristik responden berdasrkan umur menunjukan sebagian besar responden mempunyai umur 21-40 tahun, jenis kelamin perempuan, berpendidikan S1 keperawatan, mempunyai lama kerja >10 tahun, memiliki fasilitas lengkap 11 ruangan, sebagian besar perawat patuh melakukan cuci tangan. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara umur, pendidikan, lama kerja  dengan kepatuhan cuci tangan, Tidak ada hubungan antara fasilitas  dengan kepatuhan cuci tangan, Hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan cuci tangan ini tidak dapat dianalisis hal ini dikarenakan semua responden berjenis kelamin perempuan. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah diharapkan agar pihak rumah sakit mampu menurunkan angka kejadian penyebaran infeksi nosokomial, untuk fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit dilakukan pemeliharaan wastafel dengan mengecek fungsi wastafel setiap ruangan.   Kata Kunci          :  usia, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, fasilitas dan kepatuhan cuci tangan
PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES ALKOHOL TERHADAP PENURUNAN NYERI PLEBITIS PADA PEMASANGAN INFUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Jayanti, Aprilia Eka Suci; Kristiyawati, Sri Puguh; Purnomo, S. Eko Ch.
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian terapi infus dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya yaitu plebitis. Plebitis dapat terjadi akibat prosedur pemasangan yang kurang tepat, posisi yang salah, serta kegagalan menembus vena, dan dapat juga menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien salah satunya menimbulkan nyeri plebitis. Nyeri plebitis dapat ditangani dengan cara pemberian kompres hangat dan kompres alkohol. Penelitian ini bertujuan. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara kompres hangat dan kompres alkohol terhadap penurunan nyeri plebitis pada pemasangan infus di RSUD Tugurejo Semarang. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan metode pendekatan Pretest – Post Test Design, menggunakan teknik sampling purposive sampling, dengan jumlah sempel adalah 50 responden, 25 responden kompres hangat dan 25 responden kompres alkohol. Pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan intervensi kompres hangat dan kompres alkohol, kemudian diuji kenormalan data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk diperoleh (0,000) yang artinya data berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan uji alternatif non parametrik Mann Whitney U-Test.Hasil penelitian menunjukkan nilai Z sebasar 2,236 dengan p value sebesar 0,025 terdapat adanya perbedaan antara kompres hangat dan kompres alkohol terhadap penurunan nyeri plebitis pada pemasangan infus. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kompres air hangat dan kompres alkohol dapat menurunkan nyeri plebitis sehingga didapatkan kompres air hangat lebih efektif dibandingkan dengan kompres alkohol dengan hasil selisih mean sebelum dan sesudah sebesar 2,88 sedangkan pada kompres alkohol terdapat selisih antara sebelum dan sesudah sebesar 2,16. diharapkan perawat untuk mengurangi kejadian plebitis pada saat memberikan terapi intravena dengan bekerja sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).Kata kunci :Kompres Hangat, Kompres alkohol,Nyeri plebitis, Pemasangan Infus.
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI TERBIMBING DAN NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI Aprianto, Dino; Kristiyawati, Sri Puguh; Purnomo, S. Eko Ch.
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Cemas pada pre operasi merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dianggap sebagai suatu ancaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi di RSUD RA Kartini Jepara. Desain penelitian ini menggunakan Pretest-Post Test Design, dilakukan pada 60 responden dengan teknik Accidental sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami cemas sebanyak 60 responden yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 3 orang (5,0%), cemas sedang sebanyak 28 orang (46,7%) dan cemas berat sebanyak 29 orang (48,3%). Rata-rata skor kecemasan sebelum dan sesudah tindakan imajinasi terbimbing adalah 43,97 dan 34,90. Selisih skor kecemasan sebelum dan sesudah tindakan imajinasi terbimbing adalah 9,07. Rata-rata skor kecemasan sebelum dan sesudah tindakan nafas dalam adalah 41,70 dan 33,40. Selisih skor kecemasan sebelum dan sesudah tindakan nafas dalam adalah 8,3. Penelitian dapat disimpulkan ada perbedaan efektifitas antara teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di RSUD RA Kartini Jepara dengan p-value 0,000<0,05. Tingkat keefektifan antara relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam lebih efektif imajinasi terbimbing karena pada terapi imajinasi terbimbing diperoleh selisih sebelum dan sesudah sebesar 9,07, sedangkan pada teknik nafas dalam terdapat selisih sebelum dan sesudah sebesar 8,3. Saran dalam penelitian ini diharapkan Rumah sakit dapat memberikan pelatihan tentang terapi imajinasi terbimbing kepada pasien pre operasi yang mengalami kecemasan.Kata Kunci: Teknik relaksasi imajinasi terbimbing, nafas dalam, penurunan kecemasan pasien pre operasi.
PENGARUH TERAPI RELAKSASI MASASE PUNGGUNG TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR Neno, Marista Liyanti; Kristiyawati, Sri Puguh; Purnomo, S. Eko Ch.
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Secara garis besar pembedahan di bagi menjadi dua yaitu bedah mayor dan minor. Bedah mayor adalah tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum atau general anestesi. Pembedahan akan menimbulkan respon psikologis yaitu kecemasan, untuk mengurangi kecemasan dapat diatasi dengan masase punggung, karena masase punggung merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan juga menciptakan rasa nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi masase punggung terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah mayor di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini menggunakan Quasi eksperimental, dengan rancangan penelitian “one group pre test – post test desing”. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan jumlah 32 responden. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukan Rata-rata skor rentang kecemasan sebelum melakukan relaksasi masase punggung yaitu sebesar 43,44 setelah dilakukan relaksasi masase punggung turun menjadi 29,03, Maka selisihnya sebesar 14,41 artinya ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi masase punggung pada pasien pre operasi bedah mayor dengan p= 0,000 atau < 0,05. Rekomendasi penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam mengontrol tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah mayor dan Sebagai bahan masukkan dalam proses pembelajaran khususnya pengendalian dan penanganan non farmakologi terutama dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi agar tidak mempengaruhi proses operasi yang akan dilakukan pada pasien.   Kata kunci: Kecemasan, relaksasi masase punggung, dan pre operasi
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI TERBIMBING DAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI WERDA PELKRIS PENGAYOMAN SEMARANG Kusuma, Rizan Perdana; Kristiyawati, Sri Puguh; Purnomo, S. Eko Ch.
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan tidur dapat terjadi pada lansia yang sehat maupun sakit. Lansia yang menjalani perawatan selama sakit, mengalami gangguan tidur yang disebabkan oleh rasa tidak nyaman karena berbagai faktor penyebab. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas  imajinasi terbimbing dan terapi musik terhadap penurunan gangguan tidur pada lansia di Panti Werda Pelkris Pengayoman Semarang. Desain penelitian ini menggunakan  Pretest – Post Test Design, dilakukan pada 28 responden dengan teknik accidental sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji t independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami gangguan tidur pada usia responden 61-71 tahun sebanyak 12 orang (42.9 %) dan usia 71-80 tahun sebanyak 16 orang (57.1 %). Rata-rata skor gangguan tidur sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing sebesar 13.07 dan 10.86. Selisih skor gangguan tidur sebelum dan sesudah teknik relaksasi terbimbing adalah 2.21. Rata-rata skor gangguan tidur sebelum dan sesudah diberikan terapi musik sebesar 13.57 dan 10.86. Selisih skor gangguan tidur sebelum dan sesudah terapi musik adalah 4.64. Penelitian ini dapat disimpulkan ada perbedaan efektifitas antara teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan terapi musik terhadap penurunan gangguan tidur pada lansia di Panti Werda Pelkris Pengayoman Semarang dengan nilai t hitung sebesar 2.473 dengan p value sebesar 0.020 < 0.05. Tingkat keefektifan antara teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan terapi musik lebih efektif terapi musik karena pada terapi musik diperoleh selisih sebelum dan sesudah sebesar 4.64 sedangkan pada teknik relaksasi imajinasi terbimbing terdapat selisih antara sebelum dan sesudah sebesar 2.21.Saran dalam penelitian ini, diharapkan panti dapat memberikan pelatihan kepada perawat tentang pemberian terapi musik kepada lansia yang mengalami gangguan tidur.   Kata Kunci: Teknik  relaksasi terbimbing, terapi musik, penurunan gangguan tidur  lansia.
EFEKTIFITAS PENYEMBUHAN LUKA MENGGUNAKAN NaCl 0,9% DAN HYDROGEL PADA ULKUS DIABETES MELLITUS DI RSU KOTA SEMARANG S. Eko Ch. Purnomo; Sri Utami Dwiningsih; Kurniati Puji Lestari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.11 KB)

Abstract

Latar belakang: Meningkatnya jumlah diabetes mellitus menyebabkan peningkatan pula kejadian  komplikasi diabetes, salah satunya yaitu luka pada kaki diabetes (diabetic foot ulcer). Ada tiga faktor yang menunjang timbulnya kaki diabetik yaitu gangguan persarafan (neuropati), infeksi, dan gangguan aliran darah. penelitian mengungkapkan tentang kemampuan hidrogel dalam melakukan debridement jaringan nekrotik dibandingkan dengan enzimatik debridemen, menunjukkan hydrogel lebih baik dalam mendebridemen dan jaringan granulasi dapat tumbuh lebih cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifitasan penyembuhan luka dengan NaCl 0,9% dan hydrogel pada ulkusdiabetes mellitus. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain eksperimental. Populasi adalah seluruh pasien diabetes yang mengalami ulkus. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel masing-masing sebanyak 30 orang. Direncanakan menggunakan uji independen t-tes, namun ternyatadata penelitian tidak terdistribusi dengan normal sehingga dipilih uji alternative non parametrik Mann-Whitney U-test.Hasil: Dari hasil analisa data menggunakan Mann-Whitney U test dengan taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh nilai = 0,000 dengan nilai Z hitung sebesar 6,482 dan mean rank 45,08:15,92 (3:1) artinya hydrogel lebih efektif dibandingkan NaCl 0,9% dalam penyembuhan luka ulkus DM di RSU Kota Semarang. Perbaikan luka ulkus dengan hydrogel mengalami penurunan mean 10-13 poin sedangkan penggunaan NaCl 0,9% hanya menurun mean 2-3 poin dalam 9 hari (Skala Bates-Jansen). Kesimpulan: Disimpulkan bahwa kompres hydrogel pada luka ulkus diabetikum 3x lebih efektif/baik daripada menggunakan NaCl 0,9%. Disarankan penggunaan hydrogel dalam perawatan ulkus DM atau luka kotor lain yang mengalami kesulitan dalam proses penyembuhan.
TINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN BLADDER SCAN DENGAN KATETERISASI INTERMITTEN PADA PASIEN STROKE DENGAN RETENSI URINE Sri Dini Cempakaningroem; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 3 (2015): Desember 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.419 KB)

Abstract

Salah satu dampak dari stroke adalah gangguan pengosongan kandung kemih retensi urine. Akibat retensi jika urine tidak dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi saluran kemih. Tindakan pemeriksaan bladder scan dan kateterisasi intermitten ini dilakukan sebagai rangkaian proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi terhadap permasalahan pasien dengan retensi urine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi bladder scan pada pasien stroke dengan retensi urine di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus tahun 2015. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen post test only design, sejumlah 25 responden. Karakteristik responden berjenis kelaminlaki-laki berjumlah 13 (52.0%), distribusi usia pasien usia 61-70 tahun sebanyak  14 (56.0%). Hasil pengukuran volume urine bladder scan dan kateterisasi intermitten diperoleh selisih 14,64 ml. Metodologi penelitian ini  dengan uji Paired t-test, setelahdilakukan uji statistik diperolehnilai p value = 0,001, maka bladder scan masih termasuk akurat sebagai alat deteksi retensi urine. Kesimpulan penelitian ini adalah bladder scan sebagai alternatif untuk mendeteksi retensi urine secara dini terbukti akurat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bladder scan dapat digunakan sebagai deteksi retensi urine selain kateterisasi intermitten   Kata kunci: bladder scan, kateterisasi intermitten, stroke, retensi urine
PENGARUH TERAPI RELAKSASI MASASE PUNGGUNG TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR Marina Liyanti Nano; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 9 (2013): Desember 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.894 KB)

Abstract

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Secara garis besar pembedahan di bagi menjadi dua yaitu bedah mayor dan minor. Bedah mayor adalah tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum atau general anestesi. Pembedahan akan menimbulkan respon psikologis yaitu kecemasan, untuk mengurangi kecemasan dapat diatasi dcngan masase punggung, karena masase punggung merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan juga menciptakan rasa nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi masase punggung terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah mayor di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini menggunakan Quasi eksperitnental, dengan rancangan penelitian "one group pre test — post test desing". Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan jumlah 32 responden. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample Hest Hasil penelitian ini menunjukan Rata-rata skor rentang kecemasan sebelum melakukan relaksasi masase punggung yaitu sebesar 43,44 setelah dilakukan relaksasi masase punggung turun menjadi 29,03, Maka selisihnya sebesar 14,41 artinya ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi masase punggung pada pasien pre operasi bedah mayor dengan p= 0,000 atau < 0,05. Rekomendasi penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam mengontrol tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah mayor dan Sebagai bahan masukkan dalam proses pembelajaran khususnya pengendalian dan penanganan non farmakologi terutama dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi agar tidak mempengaruhi proses operasi yang akan dilakukan pada plata.Kata kunci: Keeemasan, relaksasi masase punggung, dan pre operasi
EFEKTIFITAS TERAPI AIUEO DAN TERAPI THE TOKEN TEST TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA PASIEN STROKE YANG MENGALAMI AFASIA MOTORIK DI RS MARDI RAHAYU KUDUS Ita Sofiatun; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 4 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.448 KB)

Abstract

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia angka kejadian stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Apabila tidak ada upaya penanggulangan stroke yang lebih baik maka jumlah penderita stroke di Indonesia pada tahun 2020 diprediksikan akan meningkat 2 kali lipat. Apabila terjadi lesi di area broca, pasien akan mengalami gangguan bicara dan akan terjadi afasia motorik. Salah satu penanganannya adalah terapi AIUEO untuk latihan gerak lidah, bibir, pengucapan kata-kata, dan terapi the token test untuk pengucapan kata-kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi AIUEO dan terapi the token test terhadap kemampuan berbicara pasien stroke iskemik yang mengalami afasia motorik di RS Mardi Rahayu Kudus. Desain penelitian yang digunakan adalah true exsperiment selama 3 hari dengan perlakuan 1 kali sehari terapi wicara AIUEO dan the token test. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden dengan menilai tingkat kemampuan bicara sebelum dan sesudah dilakukan terapi wicara untuk kelompok terapi AIUEO dan kelompok terapi the token test. Hasil uji statistik Mann Whitney diperoleh nilai p-value 0,000 (< 0,05), sedangkan nilai z hitung -0,88 > nilai z tabel 0,21. Sehingga dapat disimpulkan efektifitas terapi AIUEO terhadap kemampuan berbicara pasien stroke dengan afasia motorik. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai program pemulihan pasien stroke yang mengalami gangguan bicara pada afasia motorik serta sebagai bahan masukan dalam proses pendidikan ilmu keperawatan dan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.   Kata Kunci :stroke, terapi AIUEO, terapi the token test, peningkatan kemampuan bicara.
TINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN BLADDER SCAN DENGAN KATETERISASI INTERMITTEN PADA PASIEN STROKE DENGAN RETENSI URINE Sri Dini Cempakaningroem; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.77 KB)

Abstract

Salah satu dampak dari stroke adalah gangguan pengosongan kandung kemih retensi urine. Akibat retensi jika urine tidak dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi saluran kemih. Tindakan pemeriksaan bladder scan dan kateterisasi intermitten ini dilakukan sebagai rangkaian proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi terhadap permasalahan pasien dengan retensi urine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi bladder scan pada pasien stroke dengan retensi urine di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus tahun 2015. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen post test only design, sejumlah 25 responden. Karakteristik responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 13 (52.0%), distribusi usia pasien usia 61-70 tahun sebanyak 14 (56.0%). Hasil pengukuran volume urine bladder scan dan kateterisasi intermitten diperoleh selisih 14,64 ml. Metodologi penelitian ini dengan uji Paired t-test, setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai p value = 0,001, maka bladder scan masih termasuk akurat sebagai alat deteksi retensi urine. Kesimpulan penelitian ini adalah bladder scan sebagai alternatif untuk mendeteksi retensi urine secara dini terbukti akurat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bladder scan dapat digunakan sebagai deteksi retensi urine selain kateterisasi intermitten.