Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

A KONSEP KEWIRAUSAHAAN DALAM TAFSIR AL-AZHAR DAN RELEVANSINYA DENGAN MATERI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN: indonesia Indah Kurniati; Isnanita Noviya Andriyani; Azis
Jurnal Pendidikan Islam Vol 3 No 1 (2021): At-Turots: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : LPPM STIT Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51468/jurnal pendidikan islam.v3i1.34

Abstract

Penelitian ini untuk mengkaji tentang kosnep kewirausahan dalam tafsir Al-Azhar dan mengkaji relevansi dengan kurikulum mata kuliah kewirausahan di perguruan tinggi. Jenis penelitian ini kajian pustaka dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dengan metode analisis isi. Hasilnya penelitian bahwa konsep dasar kewirausahaan adalah dasar bekerja, tujuan bekerja adalah ibadah, syarat-syarat bekerja dan bekerja tidak melupakan akherat. Nilai-nilai kewirausahaan dalam tafsir al-Azhar adalah nilai kreatif, jujur, inovatif, tanggung jawab, realistis dan kerja sama. Adanya relevansi antara konsep kewirausahaan dalam tafsir al-Azhar dengan materi mata kuliah kewirausahaan. Intinya mengajak pelaku usaha kembali kepada dasar al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman dalam menjalankan berbagai bentuk usahanya di dunia. Kemudian dalam proses usahanya perlu dukungan nilai-nilai kewirausahaan yang tertanam dalam dirinya.
Metode Pembelajaran Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam dalam Al-Qur'an Hafidh Nur Fauzi; Isnanita Noviya Andriyani
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 3 No. 2 (2018)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian manusia. Salah satubahan kajian dalam pendidikan adalah Kisah-kisah dalam AlQuran sarat dengan hikmah dan ibroh yang tidak akan habis tergali sampai kapanpun. Teladan yang abadi dicontohkan dalam sosok-sosok yang dikisahkan dalam Al-Quran, salah satunya sosok Nabiyullah Ibrahim AS. Dalam dunia pendidikan anak, metode sangat berperan penting dalam pendidikan, karna metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan sebuah pembelajaran. Apabila metode pembelajaran yang dipakai dengan baik maka hasilnya akan berdampak pada mutu pendidikan yang baik, namun jika metode pembelajaran yang dipakai tidak baik maka hasilnya pun akan berakibat pada mutu pembelajaran yang tidak baik juga. Seyogyanya seorang pendidik harus memberikan perhatian penuh kepada metode baik metode secara umum maupun metode khusus dalam pembelajaran agar bisa mencapai keberhasilan yang menjadi tujuan dari pendidikan. Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Nabi Ibrahim, Al-Qur’an
Correlation Self-Efficacy and Adversity Quotient of Students at SMK Muhammadiyah 2 Wedi Klaten Luthfi Ismawati; Isnanita Noviya Andriyani
Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : research, training and philanthropy institution Natural Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.598 KB) | DOI: 10.51276/edu.v3i1.212

Abstract

This study aims to determine whether there is a correlation between self-efficacy and adversity quotient for students of SMK Muhammadiyah 2 Wedi Klaten. This type of research uses quantitative research methods with a correlational approach. Sampling methods using simple random sampling with data collection techniques in the form of a scale. The research subjects were 70 students from class XI of SMK Muhammadiyah 2 Wedi, Klaten. The results obtained correlation analysis (rxy) of 0.708 with a p-value 0.000 that is lower than 0.05, meaning that there is a significant positive correlation between self-efficacy and the student's adversity quotient. This can indicate that the higher the student's self-efficacy, higher the adversity quotient of the student, then Ho is rejected and Ha is accepted. Self efficacy and adversity quotient in students of SMK Muhammadiyah 2 Wedi, Klaten are classified as moderate. The coefficient of determination (R2) of the correlation is 0.724, meaning that self-efficacy contributes effectively to the adversity quotient by 72%, which means there are 28% of the other factors that affect students adversity quotient
“WHY DO MUSLIM WOMEN WEAR VEILS AND LONG GARMENTS?” (Jawaban John L. Esposito dalam Buku “What Everyone Needs to Know About Islam”) Isnanita Noviya Andriyani
Jurnal Al-Manar Vol 7, No 1 (2018): Juni
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.876 KB) | DOI: 10.36668/jal.v7i1.79

Abstract

Artikel ini menjelaskan arti dari jilbab sebagai identitas bagi wanita muslim dan menjelaskan setiap faktor yang mempengaruhi penggunaan jilbab untuk wanita muslim. Penggunaan jilbab yang secara sadar dilakukan oleh wanita muslim merupakan salah satu bentuk penjagaan diri atau perlindungan baik dalam bentuk fisik atau psikisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan jilbab pada wanita muslim yang mungkin berasal dari faktor domain, kontak dengan budaya lain, akulturasi pengetahuan, serta menghargai kepribadian. Di sisi lain, wanita muslim berjilbab akan membuat gaya hidup bahwa hal itu bisa menjadi pembeda antara dirinya dengan orang lain. Sehingga jilbab dapat menjadi bagian dari upaya pembangunan identitas wanita muslim berjilbab yang sudah menjadi pilihan hidup.
PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM (Richard C. Martin) Isnanita Noviya Andriyani
Jurnal Al-Manar Vol 5, No 2 (2016): Desember
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.034 KB) | DOI: 10.36668/jal.v5i2.35

Abstract

Islam mendapat perhatian besar dalam studi agama disebabkan karena perkembangan dan pengaruh global terhadap penduduk muslim dunia. Pemahaman tentang Islam sebagai agama dan pemahaman tentang agama dari sudut pandang Islam merupakan persoalan yang perlu dielaborasi dalam diskusi dan pembahasan di bidang studi agama. Kegagalan studi agama untuk membakukan diri sebagai suatu ‘disiplin’, meskipun banyak muncul studi agama. Posisi orang yang ingin bertanya “bagaimana” mempelajari Islam sebagai agama dibingungkan oleh kecenderungan pada kompartementalisasi di dalam pendidikan. Kegagalan studi agama untuk membakukan diri sebagai suatu disiplin keilmuan, tetapi prospeknya menjanjikan karena suatu saat dapat menjadi disiplin ilmu tersendiri dengan mengupayakan konsesnsus mengenai kurikulum, pemecahan masalah, dan kriteria capaian dan menjadi latar belakang akademik. Dari konteks akademik yang lebih sempit, maka apapun problem yang muncul adalah studi agama secara keseluruhan.
KONSEP SPIRITUAL LEADERSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM Isnanita Noviya Andriyani
Jurnal Al-Manar Vol 7, No 2 (2018): Desember
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.228 KB) | DOI: 10.36668/jal.v7i2.89

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi konsep dan tujuan kepemimpinanspiritual dalam pendidikan Islam, menunjukkan beberapa gayadan dimensi kepemimpinan spiritual yang dapat dikaitkandengan teori berbasis nilai kepemimpinan, serta membahasbeberapa manfaat memahami kepemimpinan spiritual dalampendidikan Islam. Artikel ini diakhiri dengan argumen untukmendapatkan wawasan lebih mendalam mengenai dasar teorikepemimpinan spiritual dalam kaitannya dengan teori-teorikepemimpinan yang lain karena sangat diperlukan untukmenjadikan konsep paradigma yang berharga bagi pendidikanIslam.
PERAN PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERKARAKTER Isnanita Noviya Andriyani
Jurnal Al-Manar Vol 4, No 1 (2015): Juni
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.795 KB) | DOI: 10.36668/jal.v4i1.66

Abstract

Kemunculan dan perkembangan pendidikan Islam tentu membawa ke arah perubahan yang tidak lepas dari peran para pendidik Islam. Namun, bersamaan dengan perputaran dunia, modernisasi dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dari hari ke hari yang semakin berkembang, akhirakhir ini membuat banyak generasi muda yang tidak memikirkan dampak yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan dunia pendidikan. Pada hakikatnya usaha pendidikan Islam adalah dengan mengutamakan beberapa hal yang diwujudkan secara utuh dan terpadu, karena konsep pendidikan Islam dikembangkan berawal dari kandungan ajaran dan tradisi Islam yang menjunjung berprinsip pendidikan manusia seutuhnya. Di zaman yang modern ini sangat relevan untuk mengetahui konsep pendidikan Islam yang semakin berkembang. Maka dalam jurnal ini akan dibahas mengenai bagaimana konsep pendidikan Islam yang meliputi pengertian pendidikan dan pendidik dalam Islam, kurikulum, tanggung jawab pendidik dan tujuan pendidikan Islam.
MENJAGA KESUCIAN FITRAH MANUSIA Isnanita Noviya Andriyani
Jurnal Al-Manar Vol 4, No 2 (2015): Desember
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.546 KB) | DOI: 10.36668/jal.v4i2.57

Abstract

Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang hakikat perkembangannya dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Fitrah manusia adalah semua bentuk potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada manusia semenjak proses penciptaannya di alam rahim untuk kelangsungan hidupnya di dunia serta menjalankan tugas dan fungsinya sebagai makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah SWT. Fitrah manusia terdiri dari empat macam, yaitu Potensi Fisik (Psychomotoric), Potensi Mental Intelektual (IQ), Potensi Mental Spritual Question (SP), Potensi Sosial Emosional (EQ). Konsep fitrah mempercayai bahwa secara alamiah manusia itu positif (fitrah), baik secara jasmani dan ruhani (spiritual) dan mengakui bahwa komponen terpenting manusia adalah qalbu (aqidah). Sedangkan perkembangan fitrah manusia ditentukan oleh faktor usaha manusia itu sendiri dan hidayah (petunjuk) dari Allah SWT.
PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT Isnanita Noviya Andriyani
Jurnal Al-Manar Vol 5, No 1 (2016): Juni
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.413 KB) | DOI: 10.36668/jal.v5i1.16

Abstract

Pendidikan Islam dalam keluarga merupakan aspek penting dalam pembentukan perilaku seseorang. Pada umumnya pendidikan Islam dalam keluarga dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai agama Islam, yakni etika yang meliputi akhlaq, budi perkerti, dan tingkah laku yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang pendidikan Islam dalam keluarga dan masyarakat. Dapat disimpulan bahwa pendidikan Islam merupakan: (1) fondasi dalam keluarga muslim untuk membentuk perilaku dan moral anak-anak dan mengetahui batasan baik dan buruk sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits, (2) berfungsi untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, (3) fondasi utama dalam pendidikan akhlaq bagi pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.
PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN PENDIDIK DALAM AL-QUR’AN Isnanita Noviya Andriyani
Jurnal Al-Manar Vol 6, No 1 (2017): Juni
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.889 KB) | DOI: 10.36668/jal.v6i1.33

Abstract

Pendidik merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam pendidikan. Guru sebagai pendidik merupakan suatu amanah yang sangat berat untuk dilaksanakan. Dikatakan berat, karena guru harus bisa membimbing dan mengarahkan peserta didiknya ke arah yang positif dan lebih baik, dari semua aspek yang ada pada peserta didik baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap semua aspek yang ada pada peserta didik. Dalam Islam, orang yang pertama bertanggung jawab adalah ayah dan ibu (orang tua). Namun seiring berkembangnya dan kemajuan zaman tugas itu diserahkan kepada pihak lembaga pendidikan yang bertugas sebagai pendidik kedua setelah orang tua. Dan pada intinya baik orang tua, maupun tenaga pendidik adalah membimbing peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yakni menjadi insan kamil.