Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KESALAHAN DAN PERSEPSI SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM UJIAN BERBASIS KOMPUTER Ahmat Wakit; Erna Zumrotun; Wulan Sutriyani
Jurnal Pendidikan Matematika (JPM) Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jpm.v8i1.15399

Abstract

This research is a descriptive qualitative research. The purpose of this study was to determine students' perceptions in carrying out computer-based tests (CBT) and to describe students' mistakes in solving math problems in CBT. Data collection methods used are questionnaires, interviews and documentation. The research subjects were 1 class majoring in religion and 1 class majoring in science. The results of this study indicate that the average score on the computer-based test (CBT) in religion class is 51.16, the score on algebra questions is 56.96, the score on calculus questions is 54.59, the score on geometry and trigonometry questions is 36.61 and the score on statistics questions. and the odds are 42.06. The average score on the computer-based test (CBT) in the Science class is 35.71, the score on algebra questions is 36.97, the score on calculus questions is 25.71, the score on geometry and trigonometry questions is 23.21 and the score on statistics and probability questions is 42.86. Students' perceptions of computer-based exams are classified as very good. The advantage of CBT is that computer-based exams are more effective, there are warnings if there are unanswered questions, for English questions using a headset so that listening questions are clearer and you don't have to worry about the exam paper being damaged. Meanwhile, the weakness of CBT is that it can hurt the eyes because the light from the computer screen is too bright when carrying out a computer-based exam.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif desktiptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa dalam melaksanakan ujian berbasis komputer/computer based test (CBT) dan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa menyelesaikan soal matematika SMA dalam CBT. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah 1 kelas jurusan keagaman dan 1 kelas jurusan IPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ujian berbasis komputer kelas jurusan Keagamaan adalah 51.16, nilai pada soal aljabar 56.96, nilai pada soal kalkulus 54.59, nilai pada soal geometri dan trigonometri 36.61 dan nilai pada soal statistika dan peluang adalah 42.06. Nilai rata-rata ujian berbasis komputer di kelas Jurusan IPA adalah 35.71, nilai pada soal aljabar 36.97, nilai pada soal kalkulus 25.71, nilai pada soal geometri dan trigonometri 23.21 dan nilai pada soal statistika dan peluang adalah 42.86. Persepsi siswa terhadap ujian berbasis komputer tergolong sangat baik. Keunggulan CBT adalah pelaksanaan ujian berbasis komputer lebih efektif, ada peringatan jika ada soal yang belum terjawab, untuk soal Bahasa inggris menggunakan headset sehingga soal listening lebih jelas dan tidak khawatir kertas ujian rusak. Sedangkan kelemahan CBT adalah dapat membuat mata pedih karena cahaya dari layar komputer terlalu terang saat melaksanakan ujian berbasis komputer.
URGENSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR Naili Rofiqoh; Erna Zumrotun; Syailin Nichla Choirin Attalina
Tunas Nusantara Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jtn.v5i1.4997

Abstract

Beragamnya masalah dan kebutuhan peserta didik SD perlu perhatian khusus, sementara guru kelas merangkap menjadi guru bimbingan dan konseling. Berdasarkan wawancara awal ditemukan bahwa di SDN 1 Kuwasen tidak memiliki guru BK sedangkan idealnya sekolah dasar memiliki dua guru BK untuk menangani masalah kelas bawah (1-3) dan kelas atas (4-6). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk melihat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas memiliki teknik dan strategi untuk tetap melaksanakan layanan BK dengan cara mengintegrasikan materi BK dengan mata pelajaran umum, metode pembelajaran menyesuaikan kebutuhan perkembangan siswa, pengulangan atau remedial dalam proses belajar, melakukan komunikasi efektif dengan siswa, memberikan umpan balik atau respons setiap perilaku positif atau negatif siswa, melakukan kerjasama atau alih tangan kasus pada pihak lain. Beberapa kendala yang dihadapi yaitu guru kurang memahami layanan BK, program belum terorganisir secara matang dan keterbatasan waktu antara mengajar atau melaksanakan layanan BK. Sekolah dasar tetap membutuhkan konselor atau guru khusus untuk layanan bimbingan dan konseling
Optimalisasi Lingkungan Belajar di SDN 3 Karangrandu Jepara pada Program Kampus Mengajar Vannesa Almayra Nugroho; Erna Zumrotun; Syailin Nichla Choirin Attalina
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 17 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8321454

Abstract

Today the learning environment is often underestimated. Even though the learning environment problems will have an impact on the low quality of education. Seeing these conditions, requires the optimization of the learning environment, one of which is the library. This urgent condition has made the government strive to improve the quality of education by creating a good learning environment through the Kampus Mengajar program. The purpose of this research is to find out how to optimize the learning environment at SDN 3 Karangrandu Jepara in the Kampus Mengajar program. The research method used is qualitative with a phenomenological approach. The data collection technique is in the form of data triangulation, namely observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate that optimizing the library learning environment at SDN 3 Karangrandu Jepara in the Kampus Mengajar program is carried out in the planning stage first. Optimization of the learning environment is carried out in the first way, the stages of recording the required facilities and library design. Second, classifying books and cleanliness. Third, the "Go Pus (Go Perpustakaan)" program. Fourth, making library administration. Fifth, collaboration. And sixth, there is libraries must be utilized optimally. The SDN 3 Karangrandu Jepara library is used as a place for reading, study guidance, competition guidance, prayer practice, deposit of memorizing Asmaul Husna, AKM, and as a place for ANBK implementation.