Ferry Achmad Firdaus Mansoer
Bagian Obstetri dan Ginekologi, RSUD Al-Ihsan, Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Gizi Lebih terhadap Fungsi Paru pada Anak Asma Muhammad Ridho Grahadinta; Ferry Achmad Firdaus Mansoer; Lisa Adhia Garina
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4318

Abstract

Asma merupakan salah satu penyakit tidak menular kronik dari saluran pernapasan paru yang menyebabkan inflamasi dan penyempitan. Asma sering berhubungan dengan gizi lebih dalam pengembangan maupun memperparah penyakit asma. Perubahan pola pernapasan pada penderita gizi lebih dapat menyebabkan volume paru menurun diakibatkan oleh perubahan pada otot polos dan fungsi pernapasan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efek gizi lebih terhadap fungsi paru pada anak dengan asma. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Variabel bebas dihubungkan dengan variabel terikat dengan analisis statistik uji chi-square. Data diperoleh dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner ISAAC untuk menentukan diagnosis asma anak. Selanjutnya, dilakukan penilaian fungsi paru langsung menggunakan spirometri serta mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa dan berat badan menggunakan timbangan yang hasilnya dirujuk pada grafik Z score WHO untuk mengukur indeks massa tubuh. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 dan SMPN 9 Kota Bandung periode 1 April–25 Mei 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak asma dengan gizi lebih mempunyai risiko restrictive ventilatory defect lebih besar 3,4 kali dibanding dengan anak asma dengan gizi normal (OR:3,4; IK95%: 1,4–8,5; p=0,014). Simpulan, anak asma dengan gizi lebih mempunyai efek restrictive ventilatory defect lebih banyak dibanding anak asma dengan gizi normal. THE EFFECT OF OVERNUTRITION ON LUNG FUNCTION IN ASTHMATIC CHILDHOODAsthma is a chronic non-communicable disease of the pulmonary respiratory tract which causes inflammation and constriction. Asthma is often associated with overnutrition in developing or exacerbate asthma. Changes in respiratory patterns in patients with overnutrition can cause lung volume caused by smooth muscle disorders and respiratory function. This study aims to analyze the effects of overnutrition on lung function in children with asthma. This study used observational analytic studies with case control research designs. The independent variable varies with the chi-square test statistical analysis. Data were obtained by conducting interviews using the ISAAC questionnaire to determine the diagnosis of childhood asthma. Furthermore, knowing lung function directly using spirometry also measured height by mikrotoa and weight by the scales that are being referred to the WHO Z score to measure body mass index. This research was conducted at SMPN 1 and SMPN 9 in Bandung City period 1 April–25 May 2018. The results of this study showed that asthmatic children with overnutrition have a 3.4 times greater restrictive ventilatory defect risk than asthmatic children with normal nutrition (OR:3.4, 95%CI: 1.4–8.5, p=0.014). Conclusion, asthmatic children with overnutrition have more restrictive ventilatory defect effects than asthmatic children with normal nutrition.
Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 Neneng Sri Meilani; Ferry Achmad Firdaus Mansoer; Ismet Muchtar Nur; Dadi S. Argadiredja; Hidayat Widjajanegara
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.4346

Abstract

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos rahim yang paling umum terjadi pada wanita. Kejadian mioma uteri di dunia ditemukan sebesar 20–35% dan di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39–11,7% pada semua pasien ginekologi yang dirawat di RSUD Al-Ihsan Bandung Jawa Barat periode Mei–Juni 2018. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan usia dan paritas dengan kejadian mioma uteri. Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel  dalam penelitian ini didapatkan 84 sampel yang terdiri atas 42 sampel yang didiagnosis mioma uteri dan 42 sampel yang tidak didiagnosis mioma uteri. Data didapatkan dari catatan rekam medik pasien yang dirawat periode tahun 2017 yang kemudian dianalisis secara uivariat dan bivariat. Dari hasil penelitian insidensi mioma uteri, paling banyak terjadi pada paritas nulipara, yaitu sebanyak 62% dan pada usia lebih dari 30 tahun 56%. Hasil uji statistik menggunakan chi square test didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dan kejadian mioma uteri (p=0,0150) dan status paritas dengan kejadian mioma uteri (p = 0,035). Simpulan penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan usia dan paritas dengan kejadian mioma uteri. THE RELATIONSHIP 0F AGE AND PARITY WITH INCIDENCE OF UTERINE MYOMA IN RSUD AL-IHSAN PROVINCE WEST JAVA YEAR 2017 Uterine myoma is a benign smooth muscle tumor of the uterus which most often occurs in women. The incidence of uterine myoma in the world was found 20–35% and in Indonesia uterine myoma was found 2.39–11.7% in all gynecological patients treated. This study aims to determine the relationship between age and parity with the incidence of uterine myoma in RSUD Al-Ihsan Province West Java during May–June 2017. This research used analytical observation method with cross sectional approach design. The sample in this study obtained 84 samples consisting of 42 samples diagnosed with uterine myoma and 42 samples that were not diagnosed with uterine myoma. Data were obtained from patient’s medical records, then analyzed by uivariate and bivariate analysis. From the results of the study about uterine myoma incidence, that the most occur in nullipara parity as many as 62% and at the age of more than 30 years 56%. The results of statistical tests used chi square test showed that there was a significant relationship between age and the incidence of uterine myoma (p=0.015) and for parity status with the incidence of uterine myoma also had a significant relationship (p=0.0350). Conclusion, this study proves that there is a relationship between age and parity with the incidence of uterine myoma.